6. Antagonis

7.5K 494 5
                                    

✨ Happy Reading ✨

Adrea dengan sekuat tenaga melepaskan diri dari Adrian saat Adrian lengah. Tapi dia tidak kabur. Pikirannya masih kacau. Ia duduk selonjoran di lantai, bersandar dengan di ujung ranjang.

Ada apa dengan si Adrian itu? Kenapa menciumnya? Apa dia berniat menjadikannya pelampiasan sebelum yang ditunggunya datang? Setelahnya dia dicampakkan?

Adrea menggeleng keras. Tidak, dia tidak boleh terlena dengan Adrian. Ia tidak tau kapan ceritanya berjalan. Lambat laun plot asli akan mengambil alih. Ia harus segera pergi, menjalankan rencananya.

Si sialan ini benar-benar menyebalkan. Sudah cukup tadi pagi saja dirinya memikirkan dia. Sampai-sampai lupa waktu.

"Tapi first kiss gue...." Adrea mengacak rambutnya dan melompat ke ranjang. Bergulingan kesana-kemari.  Ranjang Adrian yang rapi, jadi berantakan. Kondisinya persis seperti tadi pagi di kamarnya.

Adrian sendiri telah pergi entah kemana sejak Adrea berhasil melepaskan diri.

Saat sudah sedikit tenang, Adrea berbaring terlentang. Perutnya berbunyi. Makan cookies saja tidak cukup makan malam.

Ceklek. Pintu kamar terbuka. Nampak Adrian membawa peralatan makan dan kantung plastik hitam.

Adrea refleks bangun. Bukan karena takut Adrian melihat penampilannya yang seperti singa lepas, Ia malah berharap dengan Adrian melihatnya dalam kondisi seperti ini akan ilfeel.

Adrea teringat dengan ikan masnya yang di beli saat perjalanan menuju rumah Adrian. Di jual oleh pedagang keliling. Ternyata masih ada juga penjual seperti itu di dunia yang ini.

Adrea mengobrak-abrik isi paper bag-nya yang telah dipindahkan oleh Adrian ke meja. Bersama laptop, dan nampan cookies.

Adrea menghela napas lega. Ikannya masih hidup. "Ini butuh oksigen bantuan atau tidak?" Tanya Adrea pada dirinya sendiri.

"Ikan mas koki tidak butuh Aerator. Tapi lebih baik pakai, saranku," ujar Adrian meletakkan barang bawaannya ke atas meja.

Adrea mencium aroma makanan enak. Perutnya kembali berbunyi.

"Keluarkan makanannya. Taruh ke wadah." Suruh Adrian.

Adrea manut saja. Lagi-lagi melupakan niatnya agar tidak terlena. Makanan lebih penting bagi Adrea.

Sedangkan Adrian kembali keluar.

Tak lama kemudian, Adrian kembali dengan toples besar.

"Untuk apa?" Tanya Adrea.

"Untuk ikan itu. Bisa mati di kantong itu terus," jawab Adrian.

Adrian ikut duduk di bawah. Di depan Adrea. Ia sibuk memasang Alat yang di sebut dengan Aerator ke dalam toples.

"Kamu pernah pelihara ikan sebelumnya?" Tanya Adrea.

Adrian menggeleng. "Mama. Ikannya mati, terlambat di pasang Aerator. Di pesan online, datang setelah ikannya mati. Akuarium pecah."

Adrea mengangguk. Walau tidak jelas, ia mengerti.

Adrian pergi mengisi toples dengan air di toilet.

"Kasihan sekali kamu. Sabar, ya. Setidaknya kamu tidak mati dulu." Adrea mengajak ngobrol ikan mas kokinya yang gembul.

Setelah terisi air, Adrian memindahkan ikan masnya ke dalam toples dan mencolokkan kabel Aerator ke colokan di samping Meja.

Gelembung-gelembung kecil udara muncul.

Setelah selesai dengan ikan masnya, mereka mulai makan.

Adrea menatap makanan yang terhidang di atas meja.

Tunangan Pemeran Utama Laki-lakiWhere stories live. Discover now