Haechan sudah tidak memiliki orang tua, dan ia diharuskan untuk hidup bersama dengan sahabat kedua orang tuanya, namun ada kedua anak yang tidak suka dengan kehadiran haechan disana.
Haechan mampu tetap bertahan atau bahkan mengalah dan memilih hid...
"Gue udah kirim ke lo, list belanjaan yang bubu butuhin, ini kartu gue, lo yang belanja, gue tunggu disini" haechan memandang kartu yang mark berikan lalu meremat nya pelan.
"Kak mark ngga ikut masuk? Aku ngga tau jenis jenis yang biasanya bubu pilih kak" mark menatap haechan malas.
"Lo pilih barang yang kualitasnya paling bagus, udah sana jangan lama-lama" haechan mengangguk dan keluar dari mobil mark.
Didalam supermarket haechan sempat merasa bingung karena sebelumnya ia tak pernah belanja seperti ini, haechan menatap kembali list belanjaan yang bubu butuhkan.
"Sayur, daging, ayam, buah, minuman sama bumbu dapur" haechan meng absen satu persatu belanjaan itu.
Beberapa saat haechan habiskan untuk berbelanja kebutuhan bubunya dan setelah semua barang terbeli haechan keluar dari supermarket itu, namun langkahnya terhenti saat dirinya melihat ada anak kecil berusia sekitar 8 tahun sedang berdiri menatap etalase toko roti, haechan dekati anak itu lalu bertanya.
"Adek disini sama siapa?" tanya haechan ramah, anak itu mendongak menatap haechan lalu memegang perutnya.
"Aku sendiri kak" haechan merasa iba, anak sekecil itu harus bertahan hidup sendirian tanpa kedua orang tuanya, bahkan haechan masih bisa bersyukur karena ditinggal orang tuanya ia sudah sebesar ini.
"Adek lapar, mau maem?" tanya haechan pelan.
"Kakak mau belikan?" tanya anak itu semangat dan haechan mengangguk lalu tersenyum manis.
"Kalau begitu belikan saja roti dan air kak" haechan mengernyit bingung, apakah roti dan air cukup untuk anak itu sampai kenyang.
"Adek kenyang makan roti doang?" tanya haechan lagi dan anak itu mengangguk.
Setelahnya haechan memberikan 5 bungkus roti dan 5 botol air lalu menyerahkannya kepada anak itu.
"Ini buat adek beberapa kali maem, adek semangat terus ya jangan putus asa, ini kakak ada uang, ngga banyak tapi semoga kamu bisa makan yang lain biar kenyang ya" anak kecil itu tersenyum menatap haechan.
"Kakak baik sekali, semoga kakak ngga pernah kesusahan mau dalam keadaan apapun ya kak, terimakasih kakak cantik" haechan kembali tersenyum mendengar apa yang anak itu katakan.
Sedangkan didalam mobil mark sudah mengerang frustasi karena haechan tidak kunjung kembali, mark putuskan untuk turun dari mobil dan mencari haechan.
Mark masuk kedalam supermarket itu namun haechan tidak ada didalam, hingga ketika mark keluar dari sana hendak menelfon haechan, mark melihat haechan sedang jongkok dengan seorang anak laki-laki laki berpakaian kumuh.
Mark hampiri haechan dengan penuh rasa kesal, lalu menarik tudung hoodie haechan sampai membuat haechan berdiri dari jongkok nya.
"Lo tuh nyebelin banget tau ngga, nyusahin doang kerjaan lo, gue nungguin lo lama banget sampe gue cariin lo kesana kemari taunya nongkrong sam gembel" mark menatap haechan nyalang.
"Maaf kak tadi adik ini kelaperan makanya aku beliin roti sama air dulu" mark mengeraskan rahangnya.
"Ngga usah sok baik jadi orang, gausah sok ngasihanin orang, lo urusin dulu aja hidup lo yang ngga seberapa ini" haechan menatap mark sendiri hingga mengeluarkan air mata.
"Aku cuma kasihan lihat dia hidup sendirian ngga punya orang tua, sama kaya aku, lagian aku beli roti sama air pakai uang aku bukan uang kakak, ini kartu kakak, aku pulang sendiri aja" haechan melangkah ingin menjauhi mark namun tangannya dicekal oleh mark.
"Baperan lo! Pulang sama gue, gue ngga mau ditanyain macem-macem sama hubu" haechan hanya pasrah mengikuti mark menuju mobilnya.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.