11 : Unexpected Thing

Start from the beginning
                                    

"Gue ini nanya sama lo, kenapa malah diem aja. Bisu?"

Alfa mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali dia menonjok wajah milik Zian. "Lo bisa keluar? Gue ada perlu sama Lunetta."

"Atas dasar apa lo nyuruh gue keluar? Gue ini suaminya udah sepantasnya ada di samping Lunetta, sedangkan lo ini siapa? punya hubungan apa sama istri gue?"

Lunetta mengerjapkan matanya membuat atensi Zian dan juga Alfa sepenuhnya tertuju pada Lunetta. Sesaat setelah kedua mata gadis itu terbuka pandangan Lunetta langsung tertuju ke arah Alfa yang saat ini tengah menatapnya dengan manik mata penuh dengan kekhawatiran.

"Alfa," Panggil Lunetta dengan suara lirih.

"Iya Ta, aku di sini buat kamu."

Lunetta yang mendengar jawaban Alfa langsung menarik sahabatnya itu membawanya ke dalam pelukan yang diiringi dengan isakan tangis yang amat menyakitkan untuk Alfa dengar.

🦢


Zian menatap ke arah Lunetta dan juga Alfa yang tengah terduduk di depan pusara milik kedua orang tua Lunetta. Iya, mereka semua sudah berada di area pemakaman, dan Zian sedari tadi tidak bisa mengontrol kekesalannya karena Lunetta yang cenderung lebih membutuhkan Alfa dibanding dirinya.

"Kenapa? cemburu ya karena Lunetta deket sama Alfa?"

Zian menolehkan kepalanya dan mendapati Agas tengah tersenyum mengejek ke arahnya. Langsung saja Zian memukul kepala Agas dengan keras membuat adiknya itu mengaduh sambil menatapnya dengan tajam. 

"Kok gue malah di geplak sih, emang perkataan gue salah?"

"Lo mending diem kalo gamau gue tendang," Peringat Zian dengan tekanan di setiap kalimatnya.

"Alfa itu sahabat Lunetta dari semasa SMP. Hubungan antara kedua orang tua mereka pun udah akrab banget kaya keluarga kita sama keluarga Lunetta. Dari SMP Alfa itu selalu ada di samping Lunetta bahkan orang tua Lunetta selalu bilang sama Alfa buat jagain putri sematawayangnya itu. Dari penjelasan gue udah bisa di pastikan hubungan mereka tu lebih dari sahabat sih dan gue rasa mereka berdua dulu sebelum adanya pernikahan tiba – tiba pasti mereka saling cinta."

Zian mengepalkan kedua tangannya setelah mendengar kalimat panjang yang terucap dari mulut Zian. Hal tersebut tentu saja membuat amarah Zian naik ke permukaan, kedua matanya pun menjadi semakin menggelap saat indra penglihatnya melihat Alfa yang merangkul Lunetta dan Lunetta yang bersandar nyaman di bahu milik lelaki sialan itu.

"Sebelum lo emosi, harus gue tegaskan kalo di kalimat terakhir gue tadi itu cuma spekulasi gue aja. Karena pada kenyataanya Lunetta dari SMA tu malah suka sama kakak kelasnya yang bernama Ziandru Fileas," Lanjut Agas dengan bangga.

"Maksud lo?" Tanya Zian dengan keterkejutannya.

"Pasti lo nggak tau kan, kalo Lunetta itu adik kelas lo dulu di SMA Alexandria? Dulu pas lo kelas tiga Lunetta baru masuk di SMA itu."

Zian mencoba mengingat kembali kenangannya semasa SMA. Akan tetapi semakin Zian menggali wajah Lunetta tetap tidak muncul di kepalanya, dan dia juga sama sekali tidak menemukan kenangan apapun dengan Lunetta. 

"Lo jangan nagco deh! Gue sama sekali ga inget Lunetta satu sekolah sama gue apalagi sampe tau dia suka sama gue. Satu momen sama Lunetta ga muncul sama sekali di kepala gue," Jelas Zian.

"Sepupu Alfa itu temen gue dan cerita yang tadi gue jelasin itu juga karena sepupu Alfa yang ngomong ke gue. Wajar kalo lo ga kenal Lunetta karena di SMA aja kerjaan lo cuma masuk kelas, ikut ekstra basket, terus kumpul sama geng lo kan."

HIMWhere stories live. Discover now