episode satu

148 32 6
                                    

Jam istirahat pertama telah berbunyi sekitar lima menit yang lalu.

Kantin sekolah SMK Nusaraja kembali penuh setelah hampir dua minggu lebih ditinggal libur oleh para penghuni sekolah. Walaupun kantin dibagi menjadi tiga bagian (Tema 1, Tema 2, Tema 3) yang sama-sama luasnya suasana kantin hari ini benar-benar ramai, penuh, dan berisik. Hampir semua meja dan kursi terisi penuh oleh murid-murid yang tengah bercengkrama.

Hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas tidak membuat meja warna kuning kantin TEMA 2 paling pojok dekat pintu masuk kantin kehilangan pelanggan setianya. Tiga gadis bersahabat yang hari ini resmi jadi murid kelas 12 jurusan Akuntansi nyatanya tetap tidak ingin meja itu dihuni murid lain selain mereka.

Sampai-sampai Keina (salah satu dari mereka) cewek tomboy dikit itu rela cabut keluar kelas duluan demi dapetin meja warna kuning itu, kata Keina plus-nya duduk di situ biar kalau dia ingin beli geprek di Bu Anin tinggal jalan tiga langkah dari meja. Sedangkan bagi Jingga si gadis berbando itu bilang kalau plus-nya duduk di sini dia bisa leluasa curi-curi pandang ke crush-nya cowok kelas 12 dari jurusan Teknik Mesin yang suka beli jus melon di kantin yang sama, cowok yang hampir dua tahun ini disukainya diam-diam.

Dan bagi Sava sendiri sebenarnya tidak masalah mau duduk di meja mana saja yang penting tidak di meja paling tengah, soalnya dia tidak bisa konsentrasi membaca novel kalo sikunya mesti kesenggol sama murid yang sedang lewat. Alasan mereka cukup sederhana, tapi mereka benar-benar hampir tidak pernah duduk di meja lainnya.

"Sinting! Azabnya orang gak mau antri apa sih?"

Tentu bukan pertama kalinya Keina misuh-misuh tiap habis antri beli geprek favoritnya, Jingga yang bakalan ikutan ngomporin biar Keina tambah kesal, sedangkan Sava yang hanya ketawa lalu menenangkan kedua sahabatnya.

"Gue masih nggak nyangka kalo kita udah kelas 12, perasaan baru kemarin gue ketemu Mas crush di parkiran waktu kunci motor ketinggalan." Sambil mencomot cireng bumbu balado Jingga mengerucutkan bibirnya.

"Apa sih anjir alay." Keina menyahuti dengan nada songongnya, hal itu tambah membuat Jingga manyun.

"Lo lagi makan diem aja deh."

Keina memberi pelototan mata ke arah Jingga, dan dibalas cengiran polosnya.

"Btw kalian mau ambil kelas study lanjut nggak?"

Keina mengangkat satu jari, kedua gadis lainnya menoleh. Sehabis meneguk es lemontea Keina menjawab, "Gue, habis lulus gue mau lanjut kuliah."

"Lo gimana, Jing?"

"Dia lulus langsung kerja, lo lupa ya dia udah ditandai sama orang dalam tempat magangnya dulu?"

"Apaan ditandai!" protes Jingga.

Sava tertawa sedikit. "Lupa gue, Kei. Iya dehh yang habis lulus langsung direkrut."

"Si paling ordal," ejek Keina si paling semangat mengompori setelah oknum Jingga.

"Nggak ya anjing!"

Kedua gadis lainnya terbahak, mereka tidak akan puas kalau Jingga belum misuh-misuh.

"Eh dedek gak boleh ngomong kasar ntar abang Justin ilfeel lohhh."

"KEINA LO DIEM AJA BISA GAK SIHH?"

"Gue hidup, kalo gue diem aja berarti gue patu—ANJING KULIT AYAM GEPREK GUE JINGGA!!"

"Bodoamat lo banyak omong."

"JINGGA BANGSAT YA LO!"

Sava mendengus. "Ssutttttt udah dehh, ini kantin udah berisik tambah kalian bikin berisik. Gue balik duluan nih?!"

DICEWhere stories live. Discover now