Runaway

3.2K 191 2
                                    

            Aku terbangun. Oh, tubuhku lemas sekali. Aku belum makan sejak aku ditahan disini, kurang lebih sudah sehari.

Tiba-tiba pintu itu dibuka. Perlahan dua orang pria masuk ke ruangan ini. Mereka terlihat sangar. Aku tak mengenal mereka.

Tanpa basa-basi mereka langsung membuka rantai yang membelenggu tanganku, lalu salah seorang pria menahanku. Tentu saja aku memberontak, namun aku tak mampu karena aku tak punya tenaga sama sekali. Pria yang satunya membuka bajuku. Aku kedinginan. Dia lalu menarik sesuatu dari langit-langit, dan ternyata sebuah alat pasung yang lebih kejam dari tempat tidur ini. Mereka memasungku. Aku merasa lebih tak kuat lagi, karena posisiku kini berdiri dengan kaki dan tangan yang dirantai.

"Kau pengkhianat!" Pria tersebut membentak lalu menamparku. Aku hanya bisa menatapnya.

"Apa mau kalian?" Tanyaku membentak.

"Hanya memberimu pelajaran, apa yang akan didapatkan oleh seorang pengkhianat."

Kupikir siksaan mereka sudah sampai disini, namun ternyata belum. Salah satu pria tersebut mengambil cambuk dan menghentakkannya ke tubuhku. Keras. Sakit sekali.

Mereka mencambukku berkali-kali. Aku hanya bisa merintih.

Saat dada dan perutku berdarah, mereka baru berhenti dan pergi begitu saja.

Aku kedinginan.

***

Siang hari yang begitu dingin. Hujan deras yang dinginnya menusuk tulang. Apalagi mereka melepas bajuku. Aku membeku.

Tiba-tiba pintu itu dibuka. Perlahan aku melihat sepatu boots kulit berwarna hitam. Ternyata Kathleen. Aku masih tak mengerti dengan apa yang terjadi. Aku hanya menatapanya keheranan. Dia berhenti di depan pintu sambil tersenyum sinis kepadaku. Aku menatapnya tajam. Beraninya dia, menahan dan menyiksaku di rumahku sendiri!

"Apa maumu?" bentakku.

Dia tak menjawab, melainkan berdiri di sampingku. Dia menatapku sejenak. Aku menatapnya sinis. Aku melihat sesuatu yang janggal.

Dia menggunakan penjepit rambut milik Sarah.

Beraninya dia!

Tiba-tiba dia melepas penjepit rambut itu dan menarik sebuah permata hingga tali keluar. Setelah cukup panjang, dia menghentakkan tali tersebut dan berubah menjadi pedang.

Tatapannya yang tajam, senyuman sinisnya, dan pedang yang digenggamnya kuat tersebut membuatku berpikir yang macam-macam. Apakah dia akan membunuhku?

Dia mengangkat pedang tersebut. Aku terkejut dan tegang. Pedang itu diayunkannya ke rantai yang membelenggu tangan dan kakiku. Kupikir dia akan menghabisi nyawaku. Tapi sebenarnya apa yang dia inginkan?

"Nah, selesai."

"Kathleen, apa maumu?!"

"Ssshh! Aku yakin kau pasti kebingungan."

Aku terdiam menatapnya keheranan. Baru dia membuka mulutnya, suara sepatu terdengar. Seseorang datang.

"Cepat! Naik kembali dan genggam rantai itu!"

Aku menurutinya. Dia berbalik dan tersenyum pada seorang pria yang ada di depan pintu.

"Hai! Ada apa?" Tanya Kathleen.

Insane Death Angel (Pendosa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang