Chapter 11• Athalla

Start from the beginning
                                    

Pasrah? Tentu saja tidak! Ainsy tetap akan melawan walaupun berujung menjadi diam.

Dulu dia pernah melaporkan kasus ini pada guru BK tetapi bukan Riska yang di marahi malah dirinya yang di hukum habis-habisan.

Bagi Ainsy semua anak-anak orang kaya benar-benar menjijikan, kecuali Panji dan beberapa cowok incaran dirinya yang lain.

Tidak! Ainsy berfikir seperti ini bukan karena Panji dan cowok incaran nya tampan, tetapi mereka benar-benar baik dengan Ainsy.

Walaupun Ainsy tau mereka baik karena kasihan, tapi Ainsy tidak perduli yang penting dirinya bahagia.

Mendapatkan makanan gratis, di antar jemput dan selalu di isikan kuota itu sudah membuat Ainsy terlalu senang.

Bagi nya anak sebatang kara, sesuatu yang terpenuhi oleh kebutuhan nya sudah lebih dari cukup.

Ainsy tidak pernah berharap dan bermimpi bisa membeli pakaian yang bagus, kendaraan ataupun perhiasan dan tas branded yang sering di bicaran kawan-kawannya yang berada.

Selama ini ia berkerja untuk sekolah para adik-adik nya di panti. Dan juga kebutuhan untuk membayar kost dan beberapa buku yang memang penting ia beli. Jadi jangan salahkan Ainsy jika dia terlihat seperti perempuan matre yang selalu minta di jajani, karena Ainsy membutuhkan itu.

Bukan tanpa sebab Ainsy mendekati Panji dan beberapa cowok yang lainnya.

Ainsy mendekati Panji karena ia ingin menghemat uang makan, Ainsy mendekati Satria karena dia ingin menghemat ongkos. Ainsy mendekati Rian karena dia membutuhkan pulsa gratis untuk menghubungi bunda nya di panti sewaktu-waktu.

Dan Ainsy membutuhkan Damar karena dia ingin belajar, bagaimana mungkin Ainsy yang sering membolos bisa menjadi pintar dan mendapatkan beasiswa? Yah! Itu semua karena Damar yang selalu mengajari nya, jika Ainsy melakukan les private seperti temannya, itu sama saja dengan memboros.

Semua cowok yang Ainsy dekati memiliki fungsi nya masing-masing, katakan lah dia benalu. Dan Ainsy tidak memperdulikan itu.

Ainsy tersadar dari lamunannya ketika merasakan usapan lembut pada kening nya, matanya bertemu dengan pada mata Athalla yang tajam.

Munafik jika Ainsy katakan dia tidak tergoda oleh ketampanan Athalla, cowok itu memiliki fisik yang bisa di kataka sempurna. Tidak ada yang kurang dari Athalla bahkan bentuk tubuh cowok itu saja sudah sangat menggoda.

Ainsy menepis pelan tangan Athalla dan bangkit dari duduk nya, cewek berjalan ke arah wastafel, dan mencuci wajah nya secara berulang kali.

Ainsy mencoba untuk menahan rasa marah, geram dan takutnya pada Athalla. Bagaimana bisa cowok yang baru beberapa hari memasuki sekolahnya ini berbuat semena-mena pada dirinya.

Athalla menatap punggung Ainsy cukup lama dan berlalu pergi, mengundang tatapan bingung dari Ainsy.

"Stres tuh anak," gumam Ainsy

Brak

Baru saja Ainsy merasakan bebas sekarang dia sudah di buat lemas karena melihat Riska dan antek-anteknya memasuki toilet.

Riska tersenyum mengejek kepada Ainsy. Lalu berjalan pelan ke arah gadis itu.

"Lo barusan jual diri sama anak baru itu?" Tanya Riska menilai penampilan Ainsy yang sekarang acak-acakan, di tambah lagi rok gadis itu basah.

Antek-antek Riska menutup mulut secara kompak, pura-pura terkejut dengan perkataan Riska.

"Selain miskin dan murahan, Lo lonte bayaran rupanya," ucap Riska kembali

ATHALLAWhere stories live. Discover now