12 : kemαjuαn

442 61 0
                                    

motor moge milik nakula terlihat bergerak pelan tidak seperti biasanya, lelaki itu sedang menikmati udara malam hari yang terasa menyegarkan.

nakula menyipitkan matanya ketika melihat seorang perempuan yang sedang jalan menunduk, dari belakang kaya ga asing. motor nakula semakin pelan, dia kemudian berada di samping perempuan itu.

"kesiiii, ternyata lu, pantes ga asing" ucap nakula ketika melihat wajah perempuan itu.

nakula kemudian turun dari motornya, "lu kenapa jalan malem-malem sendirian?"

pupil mata nakula membesar ketika menyadari cassie sedang menangis, kedua matanya juga benar-benar bengkak, entah sudah berapa lama dia menangis.

nakula langsung membawa cassie ke dalam dekapan hangatnya, tangannya terulur mengusap pelan rambut perempuan itu.

"ada apa, hm?" tanya nakula lembut.

tangisan cassie justru semakin deras, dia paling ga bisa kalau nangis terus dipeluk sama seseorang.

"oke gua ga bakal nanya lagi, cup cup cup" ujar nakula berusaha menenangkan cassie.

_

cassie duduk dibangku taman sambil menatap kearah langit malam yang gelap ditaburi oleh bintang-bintang.

"ini biar badan lu anget" ucap nakula memberikan semangkuk sekoteng hangat yang baru ia beli.

cassie mendongak menatap nakula kemudian menerimanya. "makasih"

mereka berdua menikmati sekoteng nya masing-masing, udara malam yang dingin dengan sekoteng hangat adalah perpaduan yang sangat cocok.

"gua broken home, orang tua gua cerai dari gua smp" ujar cassie.

nakula menatap perempuan itu, dia mendengarkan dengan baik ucapan demi ucapan cassie.

"papa gua selingkuh, mama juga selingkuh. sedih banget kan?" sambung cassie. "gua tadi nangis karna inget mereka, inget betapa harmonisnya keluarga gua dulu. tapi sekarang mereka udah punya keluarga masing-masing, bahkan mungkin ga inget sama gua. papa cuman transfer uang dengan jumlah banyak ke rekening gua setiap bulan, mungkin karna dia ngerasa bersalah?" cassie pun tertawa pahit.

"kalo mama terakhir kali gua denger kabarnya satu tahun yang lalu, dia kayaknya sibuk sama keluarga barunya."

"terus lu sekarang tinggal sama siapa? sendiri?" tanya nakula.

"sama tante gua, gua udah tinggal sama dia dari orang tua gua cerai. tante gua baik, bahkan lebih baik dibanding orang tua gua. dia bahkan belum nikah sampai sekarang karna sibuk ngurusin gua" jawab cassie.

"syukur deh kalo gitu" ucap nakula.

"lu tadi kenapa bisa lewat komplek rumah gua deh?" tanya cassie bingung.

"abis dari rumah temen, dia satu komplek sama lu ternyata" jawab nakula yang dibalas anggukan pertanda mengerti oleh cassie.

cassie kemudian bangkit dari duduknya, dia menaruh mangkuk sekoteng di bangku taman. "makasih pelukannya, sekotengnya, dan jadi pendengar cerita sedih gua"

"bentar, lu mau pulang?" tanya nakula.

"iya udah malem, nanti tante gua nyariin" jawab cassie.

"gua anter kalo gitu" ujar nakula.

"gausah, deket kok" balas cassie.

"ga, lu itu perempuan, bahaya jalan sendirian malem-malem gini" ucap nakula yang kemudian menarik tangan cassie membawanya ke tempat parkir motor moge nya.

"ayo naik"

_

belva membuka pintu mobil gavariel, matanya tercekat kala mendapati paper bag mcd dibagian bangkunya.

"tadi lu bilang bm mcd kan?" tanya gavariel seolah bisa membaca pikiran belva.

gamau backstreet nya ketauan karna kelamaan diri di depan mobil gavariel, belva cepet-cepet masuk ke dalam mobil sambil mangku paper bag mcd itu.

"belinya kapan? ga mungkin dong lu ke mcd dulu sedangkan kita baru keluar?" tanya belva bingung.

"gofood tadi, biar bisa langsung lu makan" jawab gavariel.

"makasiiiii banyakkk" ucap belva.

"iya sama-sama" sambung gavariel. "sealt bet lu pake dulu"

"eh iya"

setelah memastikan belva sudah memakai sealt bet safety first, gavariel menjalankan mobilnya.

belva mengintip isi paper bag itu, ada mcflurry oreo, chicken nuggets, choco pie, french fries large, sama milo medium.

"banyak banget el?" ucap belva.

"sengaja, apasih yang ga buat lu" balas gavariel.

belva menatap gavariel dengan tatapan puppy eyes nya, emang boleh ya se-pengertian ini?

"nakula!" seseorang memanggilnya membuat nakula menoleh.

"gua boleh pulang bareng lu ga?" iya itu aluna.

"sorry tapi ga bisa" jawab nakula.

"lah kenapa?" ini pertama kalinya nakula menolak permintaan aluna.

"ada urusan lain, dah ya gua duluan udah ditungguin!" nakula kemudian berlari meninggalkan aluna seorang diri.

"udah lah lu gausah ganggu nakula terus" sahut ares, lelaki itu tiba-tiba berada di samping aluna.

"apaan sih? gausah ikut campur, lu gatau apa-apa." balas aluna sinis, dia ga suka sama ucapannya ares.

"kaget ya ditolak pertama kali sama nakula? marah atau kesel sama temen gua?" tanya ares.

"diem." ujar aluna.

"santai santai" balas ares disertai tawanya sebelum ia kemudian pergi meninggalkan aluna yang berapi-api.

"kesiii maaf, lu udah lama nunggu?" tanya nakula menghampiri cassie yang terduduk diatas pembatas parkiran.

"ga baru aja kok, santai" jawab cassie.

"tadi bu prima nyuruh gua dulu, ngeselin banget kayak gaada murid lain aja" ucap nakula.

"heh ga boleh gitu, mungkin lu murid kesayangannya dia?" tanya cassie.

"gua harap juga gitu, biar nilai kimia aman" jawab nakula disertai tawa.

"udah ah ayo kita jalan"

cassie menaikki motor nakula dengan tangannya yang bertumpu pada bahu lelaki itu.

"mau kemana dulu, tuan putri?" tanya nakula sambil menatap cassie lewat pantulan kaca spionnya.

"beli es krim, gua mau es krim" jawab cassie.

"oke, kita meluncur" ujar nakula yang kemudian mengendarai motornya meninggalkan area sekolah.

georgeriusWhere stories live. Discover now