SECRET U || The Glory

Start from the beginning
                                    

"Sorry, Ra." Mendadak Abhizard meminta maaf, dan itu kembali mengalihkan atensi Libra.

Pun Kai ikut tersadar dari rasa syoknya. Dia bertambah gelagapan sendiri, bahkan hingga tersedak liurnya sendiri sebab pernapasan yang mendadak terganggu.

Libra bisa menemukan sendu dalam kilat cahaya hazel itu, bahkan ada seberkas rasa bersalah juga disana. "Gue gak sempet nyelamatin mereka juga, waktunya terlalu mendesak. Gue baru menyadari tentang bom itu di dua detik terakhir."

Menyulut seudara napas berat terhempas, berikut Libra tertunduk. Bahkan ia tidak mengharapkan kata maaf itu dari Abhizard. "Mereka emang pantes mati." Tentu saja, ia mengerti siapa yang dimaksud Abhizard.

"Ini karma terbaik buat mereka."

Cukup berat rasanya saat mengatakan hal itu. Tapi bagaimana lagi? Memang begitu kenyataannya. Ini sudah berakhir. Tidak ada yang perlu disesali lagi.

Selayaknya justru mereka harus bersyukur, karena akhirnya kejahatan itu musnah. Meski harus menelan banyak jiwa yang tidak bersalah, tapi itulah caranya Tuhan memberi keadilan kepada mereka. Mungkin memang ini jalan terbaiknya.

"Ra.."

Atensi Libra kembali tertarik oleh panggilan Abhizard. Tetapi netra mereka tidak bertumbuk satu sama lain, Libra menyadari fokus tatapan lelaki itu menuju lehernya.

"Bisa gue lakuin?" Abhizard bertanya, terlihat ragu, tapi dia menginginkannya. Libra bahkan bisa melihat jakun lelaki itu bergerak naik turun, seperti berusaha menelan saliva-nya sendiri dengan kesulitan.

Libra mengerti, lantas tanpa menjawab ia langsung memiringkan kepalanya ke arah kiri. Membuka akses lehernya agar Abhizard bisa melakukannya dengan bebas. Maka disaat itulah Abhizard langsung bergerak maju, wajahnya siap tenggelam di leher adik—tirinya itu.

"Heey!!" Nyaris berteriak, Kai meraih kerah jaket Abhizard di bagian belakang leher, menariknya untuk dijauhkan dari Libra. Ia melakukannya sudah persis seperti mengangkat anak kucing di lehernya.

Kai berani melakukan itu karena sadar jika tubuh itu sudah dikuasai Abhizard. Jika saja Ghazyy yang masih berada dalam tubuh itu, tentu saja Kai tidak akan berani melakukannya.

"Sialan! Kalian mau ngapain?" Protes, Kai menatap kedua lelaki itu dengan tatapan horor. "Sadar, anjir! Kalian sama-sama cowo! Sial! Kalian nggak gay, kan? Woah! Otak gue!!" Kai menggerutu, kemudian berujung frustasi sembari memegangi kepalanya—sungguh dramatis.

Sementara Abhizard dan Libra hanya menatap lelaki itu malas. "Otak lo kotor. Cuci dulu sana, gih." Abhizard yang berujar, dan sontak tatapan tajam Kai kembali melayang ke arahnya.

"Gue cuma mau ngobatin lukanya Libra." Abhizard memberi alasan, yang mana kali ini menyulut segurat kerutan muncul di kening Kai—dia tidak mengerti.

"Liat? Darahnya masih terus keluar, gue harus ngeberhentiin pendarahannya." Sambungan Abhizard secara otomatis menarik atensi Kai untuk teralih tepat pada luka di leher Libra.

Benar, memang benar. Luka Libra memang teramat dalam, dan darah masih mengalir dengan sangat deras.

"Tapi kenapa harus kaya gitu ca—"

"Aishh! Bisa diem dulu gak, lo?" Libra menyambar sebelum Kai selesai mengutarakan kebingungannya. "Gue gak mau mati kehabisan darah disini." Katanya, dan jujur saja Libra mulai merasa lemas karena terlalu banyak mengeluarkan darah.

"Kak, cepetan!" Maka Libra menarik lengan Abhizard, meminta lelaki itu agar lekas melakukannya. Kemudian ia terpejam kala wajah Abhizard mendekat, pun bibir lelaki itu sungguh mendarat di lukanya.

Secret You || 2028 - SEQUELWhere stories live. Discover now