3

221 186 251
                                    

Selamat membaca guys😻

✨✨✨✨

Karena statusku sekarang pengangguran,sebagai anak yang berbakti kepada orang tua aku membantu ibu untuk mengantarkan pesanan hari ini,ditemani motor beat kesayangan.

"Total ada empat pesanan,ibu sudah tulis alamat di dalamnya,"

"Komisi bagi dua ya,bos? "

"Ambil saja ongkirnya buat jajan kamu Ra,hati hati."

"Siap,meluncur."

"Buset ini yang mesen gak salah apa pada jauh jauh rumahnya."

Baru juga dua pesanan,aku sudah mulai lelah,cuaca yang panas ditambah macet macetan.Kalau tidak ada ongkos kirim mana mau aku nganterin,mending rebahan ya kan,eh tapi lumayan buat pemasukan selama nganggur.

"Punteun Mang,kalau rumah Bu siti maesaroh sebelah mana,ya? Tanyaku kepada Mang penjual cilok.

"Dari sini Neng lurus,terus belok kanan,tah disana rumahnya,anu mentok."

"Hatur nuhun,Mang."

"Assalamualaikum Bu,ini pesanan kue nya."

"Mau ke siapa Neng?Ibu mah engga pesen apa apa."

"Eh?Punteun,sama ibu Siti?

"Muhun saya,Siti Markonah."

Ini si Mang cilok salah ngasih alamat segala.Mang cilok mana lagi yang harus ku percaya?

"Aduh punteun Bu,salah orang, tadi diarahin sama mang cilok di depan. Kalau rumah bu Siti Maesaroh sebelah mana?"

"Angger si Agus ari udah ngalonyeng teh,itu tukang cilok teh salakinya si Eroh.Titipin aja neng sama dia."

Aku mendadak melongo.Lah?si mang cilok ngajak ribut nih.

"Hatur nuhun bu."

Aku berlari mengejar Mang Agus cilok karena gerobaknya sudah tidak ada di tempat tadi,motorku sengaja ditinggalkan karena kagok harus bulak belok gang sempit.

"MANG AGUS!"teriaku nyaring.

Si Mang berhenti lalu menghampiriku.

"Mau ciloknya neng?jangan lari lari neng,si mang mah gak bakal ninggalin atuh." Ucap Mang Agus dengan wajah yang ngeselin parah.

Aku menyeka wajahku yang berkeringat."Si Mang jahil ih,tadi saya nanya istri Mang Agus di arahin ka bumi batur,untung abi teh sabar."kataku sembari tersenyum paksa.

Wajah mang Agus tampak kebingungan."Sebentar sebentar ari Neng teh yang nganterin kue Bu Rima?kenapa atuh gak dikasihin dari tadi." Kata mang Agus sambil menggebrak panci cilok.

Ini tukang cilok piemosieun juga."Mana saya tau kalau mang suaminya bu siti,lagian istri sendiri dilupain,doraka loh mang." Ketusku.

"Aduh mang teh Forget Neng,disini banyak yang namanya Siti.Udah atuh gak usah ngambek,mau cilok gak?free buat Neng."

Wajahku yang masam seketika menjadi cerah,makanan kesukaan selain seblak,yaitu cilok.Apapun jenis per acian aku suka.

Mang Agus memberiku cilok empat tusuk."tambahin atuh mang jadi lima." definisi dikasih jantung minta ginjal.

"Aduh si neng banyak nawar,nih special,mau sekalian minumnya atuh." Tawar mang Agus.

Aku nyengir."boleh,hehe.Kebeneran saya lagi haus."

Mang Agus menatapku tak percaya."beli aja sendiri neng,Mang tadi cuman basa basi."

"Saya becanda kok mang,tapi boong."

Tinggal satu lagi pesanan yang harus diantar.Untungnya rumahnya tidak terlalu jauh dari sini.

"Ibu ini pesanannya,dari Ibu Rima."

"Neng anaknya si Rima?meni udah besar sekarang mah,dulu pas kecil suka di gendong sama ibu."

Aku hanya tersenyum ramah."Mangga bu."

"Eh masuk dulu atuh neng,itu ada anak ibu di dalam yang suka main waktu kecil,si Ucup."

"ucup saha?"tanyaku,dalam hati.

"Ucup kadieu ieu ada si neng cantik." Teriak ibu itu.

Keluarlah anak si ibu yang namanya Ucup itu,sungguh aku tidak pernah bertemu sebelumnya,bahkan ke daerah sini pun baru kali ini,mungkin lupa.

"Cup,maneh masih inget engga anu sok main pas kecil nyari tutut di sawah?"tanya ibu itu pada anaknya.

Ucup memperhatikanku,tampak mengingat."Oh!lupa Mah,hehe."

"Pohoan jadi budak teh!neng kalau mau main,main aja ya ulah malu malu,salam ka si Rima."

"Mangga,bu,Ucup tipayun."

Selesai juga tugasku sebagai kurir hari ini,melelahkan tapi not bad.Aku melihat jam yang melingkar di tanganku,menunjukan pukul satu siang.Waktunya pulang dan turu.

Oh tidak semudah itu sobat,hari ini aku harus membayar hutang kemarin kepada si bapak tidak mau kalah itu.

Lucu saja,aku datang ke perusahaan bukan untuk melamar pekerjaan,melainkan membayar hutang.Mungkin nanti akan ku tanyakan apakah ada loker.ingpo ingpo ga sihh.Karena perusahaan itu tidak begitu jauh dari sini,aku memutuskan untuk datang kesana.

Perusahaan ini termasuk ke dalam list daftar lamaranku.Industri manufaktur yang bergerak di bidang makanan,pabrik coklat.Aku tertarik kepada hal hal yang berbau makanan.Apa karena aku suka makan ya?

Muhammad Putra Arsyani,nama yang tertulis di kartu nama.

"Maaf pak,mau bertemu dengan Pak Putra Arsyani," Kataku sambil menunjukan kartu itu kepada pak satpam.

Aku diantarkan menuju ruangan yang isinya para pegawai yang sedang berkutat dengan komputer.

"Ada yang bisa saya bantu,mbak?" tanya resepsionis ramah.

"Mau bertemu dengan pak Putra,bu."

"Sebelumnya sudah ada janji?"

"Belum,bu."

"Maaf ya mbak,kalau mau bertemu Pak Putra harus ada janji terlebih dahulu."

"Tapi,saya disuruh oleh pak Putra untuk datang kesini,nih beliau ngasih saya ini." Kekeh ku sambil menunjukkan kartu nama tersebut.

"Maaf,mbak tapi untuk hari ini tidak ada jadwal Pak Putra untuk bertemu client."

"Saya bukan client bu,saya orang asing yang gak kenal sama nih orang."ucapku sedikit tidak sopan,bodo amat lah cape.

"Mbaknya bisa membuat janji,mau saya buatkan?"

"Mending buatkan saya minuman bu,haus nih."gerutuku dalam hati.Bisa bisa diusir satpam.

Si Putra ini emang ngeselin ya,disuruh kesini malah dipersulit.Fix kemusuhan kita.

Karena males argumen,terlanjur lelah letih lesu loyo lunglay,aku to the point saja.

"Saya mau titip uangnya saja ya ke ibu.Karena gak di bolehin ketemu Pak Putra,tolong bilangin hutang saya ke dia lunas,tuh saya kasih lebihnya.makasih." Kataku sedikit ngegas sambil mengeluarkan uang seratus ribu.

Selesai juga perdramaan hutang piutang ini,dibayar kontan.

"Tunggu,kamu ikut ke ruangan saya."

Maapkeun kalau masih ada typo 🙏

Jangan lupa apa guys?likes and comen

See you✨





My Partner is my enemy [HIATUS]Onde histórias criam vida. Descubra agora