Bab 14

45 0 0
                                    

Dalam beberapa bulan ke depan mereka jadi cukup dekat, ada Aubrey yang pernah membantu Meira mencari bahan untuk presentasi projeknya karena saat itu dia sedang termenung di perpustakaan dan kebetulan Aubrey juga sedang berada di sana karena disuruh guru mengembalikan tumpukan buku paket.

Lalu Shanna dan Micel yang merupakan teman satu ekstra kurikuler, Micel sering kali meminta tolong kepada Shanna jika sewaktu waktu mengalami kesulitan saat latihan kemudian Natsya dan Anne yang jadi seperti kakak beradik karena gadis imut itu sering datang ke rumah Hadjorasadja untuk menghampiri Dhirvie.

Sekarang keduabelas anak muda tersebut berada di rumah Jarrel untuk mengadakan acara barbeque party.

Per orang mendapat pembagian tugas masing masing diantaranya menyiapkan dekorasi serta tempat duduk, membeli bahan dan peralatan yang sekiranya diperlukan, menata camilan, dan sesi memasak makanan, kemudian dokumentasi.

"Kak Shanna, aku bantu nata kursi yaa" ujar Natsya sambil tersenyum ke arah gadis bermata sayu itu.

"Iya silahkan."

"Mbak, bagi camilannya dong" ucap Dhirvie memohon pada kakak perempuannya yang asyik menata beberapa bungkus chiki dan tiba tiba saja dia mengambilnya sembarangan.

"EH EH, jangan dulu woi!"

"Yah mbakkk....." gerutu Dhirvie sambil memasang wajah memelas.

"Mending bantu bantu dulu, nanti keasikan nyomot jajan jadi lupa segalanya" tegur Anne.

"Iya iyaa ah."

Di sisi lain ada Rean dan Jarrel yang saling membantu untuk menyiapkan api unggun sekaligus alat pemanggang lalu datanglah Aldroz dengan lima buah gelondong kayu berukuran sedang.

"Tambah lagi nggak?"

"Taruh dulu droz, lo urus itu lampu tumbler" perintah Jarrel pada pria berdarah Jepang Indonesia itu.

"Yoi."

"Mei, coba taruh dulu deh" keluh Aubrey yang tengah duduk menemani Meira di teras rumah sang kekasih, dia terlihat sangat serius dengan pekerjaan pribadi di saat yang lain riweuh kesana kemari.

"Nanggung, dikit lagi juga selesai."

Setelah semua persiapan usai Rean menepuk tangan agak keras sebagai tanda mereka berkumpul ke tengah dan membentuk lingkaran, untuk mengawali kegiatan Jarrel selaku tuan rumah memberi sambutan singkat.

"Sebelumnya mau ucapin terima kasih karena kalian udah menyempatkan datang dan memilih gue untuk dijadikan tuan rumah."

"Sama sama bang, btw kapan bakar bakar?" tanya Gavin yang terlihat sudah kelaparan.

"Ayo, mau sekarang?" tawar Rean pada yang lain terlebih dahulu.

"Sek, nggak asik dong kalau langsung makan" timpal Aldroz memberi jalan pintas lain yang sepertinya akan cukup menyenangkan.

"Terus?" lanjut Gavin.

"Permainan? mumpung ada cewek cewek juga nih."

"Oke juga ide lo droz, gimana caranya?" ucap Jarrel langsung menyetujui saran Aldroz kemudian pria tersebut menjelaskan secara rinci satu persatu detailnya.

Permainan pertama ada Truth or Dare, Aldroz memanfaatkan botol kosong sisa yang ia minum tadi sebagai alat pemutar lalu bagi siapapun yang kena harus memilih diantara tantangan atau kejujuran dan Aldroz akan memberi challenge bebas sesuai pilihan orang tersebut.

"Gimana? udah jelas?" tanya Aldroz memastikan balik.

Semuanya memberi tanda 'iya' kemudian laki laki tersebut segera memutar botol, korban pertama permainan ini adalah Micel.

RosemateWhere stories live. Discover now