[14] Sinar bulan sabit

Mulai dari awal
                                    

Karin memukuli kepalanya menarik rambut pendek sebahu itu hingga beberapa helai rambut itu terbawa di cela jari-jarinya

"Tumor bodoh!"

"Tumor jahat!"

"Tubuh yang lemah!"

"Karin benci hidup Karin, Karin mau nyerah tapi masih Karin nyerah Abang Lang sama Abang duwi aja tidur terus di rumah sakit ga tau kapan mereka mau buka mata"

Karin melap air matanya, tangan Karin mematikan aliran shower setelah membersihkan tubuhnya dia menggapai handuk putih lalu keluar dan memasang pakai tidur dengan lengan panjang untuk menutupi karya di tangan nya.

Langkah Karin tertuju pada balkon kamarnya, Karin memanggang pembatas balkon mata cantik menatap kosong pada bulan sabit.

"Bulan aku sudah terlalu sering mengeluh pada tahun, bulan aku ingin pergi dan terbebas dari rasa sakit ini, tapi aku tak akan bisa melihat ayah ku dan kedua Abang ku menangis kepergian ku."air mata mengalir membuat sungai kecil di pipi bulat Karin

"Bulan Karin kangen main bareng sama Abang duwi, Abang duwi ga mau bangun udah 4 tahun loh Abang tidur terus, terakhir kita main bertiga pas Abang kelas 8 SMP sekarang kalo Abang buka mata Abang udah gede Abang udah SMA"

"Abang Lang kenapa ikutan tiduran juga di rumah sakit bulan, Abang Lang udah tidur di rumah sakit 2 Minggu, Abang ga kangen ngomel sama Karin karena Karin nakal suka buat luka di tangan Karin, Karin juga mau ikut kalian tidur Terus pasti ga ngerasa sakit"

Air mata Karin terus membasahi pipinya, sudah terlalu cape mengadu pada bulan Karin menunduk kepalanya melihat jalanan di bawah sana yang sepi. Perhatian Karin tertuju pada seorang pria remaja yang mengenai Hoodie hitam berjalan sempoyongan menendang beberapa kerikil jalan.

"Dia kenapa?"tanya Karin bertanya pada diri sendiri, beberapa detik Karin panik sendiri kala dia melihat remaja itu membenturkan kepala di pohon pinggir jalan hingga membuat kening nya berdarah tak lama remaja itu mengeluarkan pisau lipat, panik takut remaja melakukan hal bodoh Karin berlari keluar mansion beberapa maid bertanya ingin pergi kemana Karin pada malam hari begini namun Karin tak menghiraukan pertanyaan tak penting dari para pelayan

"Pak buka gerbang nya cepat" perintah Karin bara beberapa bodyguard mansion itu

"Non Karin mau pergi kemana malam begini"tanya salah satu dari bodyguard

"Cepat buka atau saya suruh ayah saya pecat kalian"suruh mutlak Karin pada bodyguard mansion yang langsung bergerak membuka gerbang, Karin berlari
Menghampiri remaja yang ingin menusuk tubuh tempat nya menusuk jantung.

Prang!

"Hey apa yang ingin kau lakukan" Karin menepis tangan remaja itu hingga genggaman pisau lipat terjatuh, dua bodyguard yang mengikuti Karin mengawasi putri majikan mereka dari jarak yang cukup jauh.

Remaja itu tersenyum melihat gadis pendek yang mungkin masih bersekolah di sekolah menengah pertama dia mendongak menatap bulan sabit lalu kembali menatap wajah Karin.

"Hai putri bulan sabit" sapa remaja itu pada Karin dengan senyum manis,Karin mengerutkan kening nya bingung Karin yakin remaja yang nampak seumuran dengan langga ini tengah mabuk dapat tercium jelas bau alkohol.

Remaja manis dengan Hoodie hitam menatap Karin dengan intimidasi kulit putih terang, wajah putih berseri, rambut anggun sebahu,mata sendu coklat terang, bibir tipis,dan hidung mancung kecil sangat mirip dengan putri bulan sabit di film-flim

"Seperti aku mulai berhalusinasi"ucap remaja manis itu.

Grep!

Dua bodyguard Karin ingin mendekat kala melihat majikan di peluk oleh lelaki asing namun langkah mereka berhenti saat melihat kode tangan dari Karin.

Remaja manis memeluk tubuh pendek Karin dengan tiba-tiba menangis tersedu dalam pelukan Karin.

"Putri bulan sabit, manusia jahat mereka bunuh ayah Bagas namun dengan mudah nya mereka menuntup kasus kematian ayah hanya karena uang, Bagas mau nyusul ayah sama ibu boleh ga"lirih remaja yang bernama Bagas itu di pelukan Karin tak lama dia tertidur sebab terpengaruh alkohol yang dia minum.

"Hay kalian dua tolong bawa dia ke mansion"perintah Karin yang langsung di lakukan oleh dua bodyguard yang mengikuti nya.

Dia kamar tamu remaja manis dengan Hoodie hitam itu masih terlelap tidur, Karin sedari tadi malam menjaga remaja manis itu takut takut remaja itu melakukan hal nekat lagi tadi malam remaja itu demam tinggi dengan sigap Karin menelepon dokter pribadi nya sekarang demam nya sudah turun.

Tepat pukul 09:00 WIB remaja-bagas membuka matanya yang pertama dia lihat adalah wajah cantik Karin.

"Cantik, wajah putri bulat sabit mirip dengan ibuk" gumam Bagas yang masih bisa Karin dengar

Karin tersenyum manis"kau sudah bangun?"

Bagas terkejut dia membuka matanya lebar dengan segera dia menduduki tubuh nya"Hay putri Bulan sabit aku dimana?"tanya Bagas panik

"Kamu ada dirumah ku remaja manis"ucap Karin dengan nada formal miliknya.

"Aku mau pulang"Bagas menurun kan tubuh nya dari kasur mewah milik keluarga Karin,Karin tersenyum lalu menggenggam tangan remaja itu air mata menetes remaja ini mengingat kan nya pada sosok langga , Bagas yang melihat gadis kecil itu menangis lantas menunduk memegang dagu Karin yang membuat karin mendongak tatapan mereka saling bertemu.

"Kenapa menangis putri bulan sabit aku hanya ingin pulang ke rumah ku"ucap Bagas dia mengira gadis kecil ini menangis karena dia ingin pulang

"Apa kau ingin menjadi teman ku"tanya Karin dengan bahasa formal nya dan mendapatkan anggukan kecil dari Bagas

"Supir ku akan mengantarkan kau pulang,berjanji lah pada ku kau akan kembali kemari dan bermain bersama"celutuk Karin berhambur memeluk Bagas Jujur Karin tak pernah memiliki teman selain Abang nya langga dan duwi

"Gue janji bakalan balik lagi kesini putri bulan sabit dan ajak kamu jalan-jalan ke taman kota"

Setelah malam pertemuan Karin dan Bagas,Karin sering bermain keluar mansion bersama Bagas.

•❅────✧❅✦❅✧────❅•

Next ga

Cie Karin sama Bagas ta nungguin info pacaran yah hehehehe

btw karin sama Bagas beda umur 2 tahun

Bagas udah tau kalo Karin ga bisa terlalu banyak beraktivitas kerena penyakit tumor otak yang di derita

Karin Udah tau masalah keluarga Bagas tentang Bagas yang seorang yatimpiatu









Pay pay🤸💐🍒🧡🧡🧡🧡🧡🧡💫🐣🕊️

HAYALAN [ END TAHAP REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang