Jahinul mengambil kertas tersebut saat terbuka terdapat tulisan susunan angka.

1.25.1.8.13.21.16.5.13.2.21.14.21.8.

B.S.1

Kening jahinul berkerut hingga muncul garis-garis kecil.

"ini maksudnya apa sih?" tanya Bingung Jahinul lalu mengangkat kertas itu, Tara yang jiwa keponya sudah terobang-abing kala melihat reaksi bingung dari Jahinul dengan cepat dia merebut kertas itu dan dengan spontan setelah melihat isi kertas itu reaksi wajah sama persis seperti Jahinul.

"Apa sih ini angka doang?, emang benar-benar yah ini orang yang ngelempar batu plus kertas ini ga ada akhlak" oceh Tara dengan mimik wajah yang sudah merah padam menahan amarah yang bisa meledak kapan saja seperti bom waktu.

"Mana coba gue Liat" pinta Lasifa dengan kening yang sudah tertempel hansaplast yang di beri Tara. karna Tara sendiri tak tau maksud arti dari angka itu di langsung saja memberikan kertas itu pada Lasifa.

Lasifa mengamati kertas itu, setelah beberapa detik mengamati kertas itu Lasifa mengambil pulpen dan juga kertas lalu dia menulis kan sesuatu yang membuat Jahinul, Tara, dan Hayllen terkejut melihat nya, maksudnya apa mereka tak mengerti.

1=A
25=Y
1=A
8=H
13=M
21=U
16=P
5=E
13=M
2=B
21=U
14=N
21=U
8=H

"Ayah mu pembunuh" eja Lasifa melihat hasil angka dan huruf yang dia buat yang membuat tiga temannya menatap dengan tetap tak percaya, setelah itu Lasifa, Hayllen, dan Jahinul menatap Tara.

Apa mungkin ayah Tara pembunuh, itulah yang terlintas dibenak mereka bertiga.

Deg

Tara menatap Lamat wajah ketiga temannya seolah dia mengerti apa yang tiga orang itu pikirkan hingga membuat emosi Tara meledak.

"Ayah gue bukan pembunuh!!"

•••••

Diruang bernuansa putih yang di hiasi suara monitor detak jantung, kaki jenjang seorang remaja laki-laki masuk ke ruang inap VVIP 04.

Dia duduk di dekat brankar seorang remaja laki-laki yang beberapa hari lalu mengalami tabrakan dengan truk hingga hampir saja merenggut nyawa nya. remaja laki laki itu sangat hebat dan kuat dia bisa melewati masa kritis nya, setelah melewati masa kritis dia juga memerlukan donor darah A+ sebanyak lima kantong untuk penyakit leukemia nya untuk masih ada orang baik yang ingin mendonorkan darah dan akhirnya setelah melewati semua nya remaja hebat itu mengalami koma mungkin dia belum ingin melihat dunia yang penuh akan luka. remaja hebat itu adalah Langga wergika sakala.

"Lang Lo masih mau disini, Lo ga mau lihat gadis cantik lo dengan kepang dua nya" tanya remaja laki-laki itu, dia adalah Jahinul teman dan rumah Langga untuk bercerita tentang sakitnya hidup dengan di temani sebuah penyakit kanker darah.

"Lo ga kangen sama tuan putri Lo, pasti dia udah nungguin Lo pulang dirumah"

"Lo ga kangen kita setiap hari Minggu bertukar pahitnya hidup dan cinta kita yang bertele"

"Gue kangen lihat tingkah rendom Lo"

"Gue mau kita bercanda bareng lagi"

HAYALAN [ END TAHAP REVISI ]Where stories live. Discover now