Bab 2

250 30 1
                                    

"TIDAK ADA PINTU DI SINI!!!!"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"TIDAK ADA PINTU DI SINI!!!!"

"PINTUNYA HILANG!!"

Mereka mendengar teriakan-teriakan dari bawah sana, para penonton yang hendak keluar malah berkumpul di  jalan masuk dan mengatakan kalau pintunya hilang.

"Bagaimana bisa?!!" Yoshi kemudian berlari turun kebawah dan melihat sendiri.

Beberapa menit kemudian Yoshi kembali dengan raut wajah yang tidak bisa di tebak.

"Bagaimana?" Tanya Junkyu.

"Mereka benar, tidak ada pintu, hanya ada dinding!" Katanya.

Doyoung masih berusaha untuk mempertahankan orang tersebut, ia menekan luka yang ada di perut orang tersebut, tapi sepertinya, orang itu sudah tidak bisa bertahan, terlihat dari nafasnya yang mulai memberat, kemudian hembusan nafas terakhirnya yang terdengar oleh Doyoung.

"Tidak!! Tidak!! Bertahan lah!!" Doyoung menepuk-nepuk pipi orang tersebut, namun sayang, orang tersebut sudah tiada, tanganya diangkat dari perut orang tersebut, darah yang keluar mengotori tangan dan bajunya.

"Dia mati."

Para penonton mulai panik, mereka mencoba menelepon seseorang, entah siapa yang mereka hubungi, polisi, petugas mall, orang tua, teman dekat, dan lainnya. Semua tidak ada yang berhasil, karena tidak ada sinyal di sini.

"Sebenarnya ini kenapa? Kenapa jadi seperti ini?" Tanya Junghwan yang mulai panik, ia bahkan melupakan tumpukan makanan yang sudah jatuh berceceran di lantai.

Layar bioskop mulai berjalan kembali, menampilkan tayangan video yang random.

"Find them!"

Sontak mereka semua menoleh kerah Asahi yang sedari tadi diam.

"Maksudnya?" Tanya Jeongwoo yang tidak paham.

Mata Asahi berkedip beberapa kali, kemudian menoleh kasana-kemari.

"Ini lingkaran waktu!"

"Apa?!!" Kesebelas pemuda itu berkata bersamaan.

"Asa, ngomong yang bener dong! Ini ada apa? Lingkaran waktu maksud lo?" Tanya Yedam yang sudah benar-benar bingung.

"Ini lingkaran waktu! Kalau Lo semua mau keluar, temukan mereka!!" Kata Asahi.

"Mereka siapa?!!" Tanya Hyunsuk dengan nada tinggi.

"Siapapun dan apapun!!"

Mereka semakin bingung dengan semua ini, di tambah Asahi yang tiba-tiba berjalan dari sudut ke sudut sembari melihat-lihat. Haruto dan Jaehyuk menyusul Asahi sembari terus bertanya-tanya.

"Gue bingung! Ini sebenarnya kenapa sih?!!" Jihoon mendudukkan dirinya, kemudian menoleh kearah teman-temannya yang juga sama bingungnya dengan dia, ditambah Doyoung yang masih syok karena kematian orang itu, dia mengusap-usap kedua tanganya ke bajunya, menghilangkan bekas noda darah yang mulai kering itu.

"AAAKKKKKK!!!"

Tak lama berselang, teriakan seorang gadis kecil mengalihkan perhatian orang-orang yang ada di sana, kemudian disusul beberapa orang dewasa yang juga berteriak saling bersahutan.

Terlihat dari tempat mereka, ada 3 orang yang sudah tidak bernyawa di bangku barisan nomor 3 dari depan, dengan darah yang sudah mengalir deras dari lubang-lubang yang ada di tubuh mereka, Kematian mereka tak wajar, mereka mati dalam keadaan mengenaskan, salah satunya bahkan sudah hilang kepalanya, entah dimana.

"Aaarghhh!! Sebenarnya ada apa?!!" Mashiho berteriak kencang.

GRAKK!!!

"Ketemu!"

Asahi, orang itu menyobek bagian spons dinding ruang bioskop dan menariknya, perlahan spons itu terbuka dan menampilkan sebuah pintu besi yang tertutup rapat.

"Kunci, temukan kuncinya!"

Haruto dan Jaehyuk yang masih  bingung pun tetap menuruti perkataan Asahi, mana tau dia betul dan dibalik pintu itu ada jalan keluar.

"Apa yang kalian cari?!!" Tanya Jihoon yang sudah mulai frustasi.

"Ikuti saja Asahi, lakukan apa yang Asahi katakan, bisa jadi dia tau tentang hal ini dan dia bisa menyelesaikannya. Cari kunci!" Kata Jaehyuk pada Jihoon dan teman-temannya.

Sembari menarik rambutnya acak-acakan, Jihoon berjalan mengitari ruang bioskop dan melihat kesana kemari, berharap dengan cepat menemukan kunci yang di maksud. Mereka semua juga mau tak mau harus ikut mencari.

6 menit berlalu, kunci yang mereka cari tak kunjung ditemukan.

"Gue capek, gila!!" Jeongwoo mendudukkan dirinya sembari mengacak-acak rambutnya kasar, sampai terdengar sebuah teriakan lagi.

"AAAAAAKKK!!"

Jeongwoo sontak menolehkan pandangannya, 4 orang anak kecil tewas menganaskan secara tiba-tiba, darah mulai menggenang di lantai bioskop, darah semakin berceceran dimana-mana karena sepatu para penonton lain yang menginjak genangan darah itu.

Disitulah mata serigala Jeongwoo menangkap sesuatu yang membuat senyumannya terukir, ia pun berlari dan menghampir apa yang ia lihat itu.

"Ketemu!"

CLAK!!

"Hei!! Kembalikan kunci rumah ku!!"

Jeongwoo yang terus berlari kearah pintu besi itu dan tak menghiraukan ucapan wanita yang kuncinya telah Jeongwoo ambil itu.

"KETEMU!!"

Jeongwoo kemudian memasukkan kunci tersebut ke lubang kunci, dan memutarnya, teman-temannya bahkan sudah berkumpul di belakangnya, menunggu pintu itu terbuka.

CTAK!!

Senyum mereka tiba-tiba menghilang, yang terbuka malah sebuah pintu kotak kecil yang ada tepat di sekitar lubang kunci, yang di dalamnya terdapat sebuah kunci pin yang harus mereka tebak, berapa kira-kira nomor pin nya.

"Sial!!"

Lanjut??

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Lanjut??

BIOSKOP~Treasure✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora