Tadinya mau ngupload kemaren tapi kuota keburu abis, wkwkwk.
Chapter ini lebih panjang dari Chapter sebelumnya ..
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
•🌹•
•🌷•
•🌷•
•🌹•
"Kak Dini~"
Andini terkekeh melihat seseorang di layar ponselnya yang tengah merengek padanya itu.
"Aku mau pindah ke sekolahannya Kakak tapi ga dibolehin :("
"Padahal aku di rumah juga sendirian mulu. Mama sama Papa sibuk kerja ke luar negeri. Akunya ditinggalin mulu:("
"Aku bilang mau sekolah di Jakarta sama Kak Dini, tinggalnya juga sama Kakak sama Dika. Tapi tetep gak dibolehin masa~ katanya takut ngerepotin Kakak. Huhu nyebelin~"
Lagi-lagi Andini terkekeh geli melihat tingkah adik sepupunya yang terus merengek dan cemberut padanya. Benar-benar sangat menggemaskan.
"Kak Dini ih malah ketawa mulu~"
"Abisnya kamu gemesin sih, Del."
"Kak, lagi telponan sama siapa?" tanya Andika yang datang dari arah Dapur dengan semangkuk sereal ditangannya. Lalu ia ikut duduk di samping Kakaknya.
"Adel."
Mendengar nama itu disebut membuat Andika langsung melihat layar ponsel Kakaknya.
"Adeeeeeeelllll!!"
"Dikaaaaaaaa~~"
Keduanya terlihat sangat excited satu sama lain. Apalagi mereka memang seumuran.
"Sombong lu gak nelpon-nelpon."
"Orang aku suka chatan sama Kak Dini tau! Sering telponan juga!"
"Sama gue mah nggak tuh."
"Kamu kalo aku chat gak bales-bales! Sebel!"
"Hehe.." Andika menunjukkan cengiran lebarnya. "Katanya lo mau pindah sekolah kesini, Del. Jadi nggak nih?"
