PART 10

749 44 2
                                    

my pleasure dedicated this part for @JasmineChoi15

Enjoy readers

Yang berusaha justru yang tersakiti -unknown

Wajah Jasmine mulai pias ketika melihat Andrew yang sedang bersiap memetik gitarnya. Tubuh Andrew mengarah padanya dengan tatapan yang tak sedetikpun teralihkan untuk memandangnya. Ada getar yang mengelitik hati Jasmine ketika mata mereka saling beradu. Selama ini ia selalu berusaha menghindar. Mengabaikan kehadiran lelaki itu tanpa sedikit pun memberinya kesempatan bahkan hanya untuk sekedar menatapnya. "Sudah lama sekali", ia membatin, dan ternyata tatapan itu masih sama.

Hangat, teduh, dan penuh kerinduan.

"Lagu ini untuk kamu dan ini tulus dari dalam hatiku, Jasmine," diiringi sorak dan tepuk tangan pengunjung yang bersemangat, Andrew mendekati mic dan mulai bernyanyi, menghayati setiap bait lagu.

Dulu memang aku pernah salah

Dan semuanya t'lah ku lakukan

Namun bukan berarti hidup dan cintaku

Tak tertuju padamu

Saat ini sejenak dengarkanlah sayang

Semua itu hanya perjalanan

Dan mungkin aku akan terjatuh lagi

Si kesalahan yang sama

Hanya satu inginnya hatiku

Hanya satu inginnya cintaku

Terima sebagaimana adanya diriku

Dan ku akan tetap mencinta

Kau yang buatku mengerti

Dimana harus ku kembali

Saat ku hancur dan terhempas di kesalahan yang sama

Jasmine menggengam kedua tangannya dengan gugup.Jauh dilubuk hatinya ia tak memungkiri jika ia juga masih menginginkan Andrew. Ia bisa merasakannya. Ketulusan yang mengiringi setiap kata yang terucap dari bait lagu yang Andrew nyanyikan. Ia memejamkan mata, meresapi indahnya alunan lagu yang seakan mewakili ungkapan perasaan Andrew untuknya. Seiring perasaan rindunya yang kian meluap, rasa kecewa akan sakit yang pernah pria itu berikan semakin terasa pula. Memaksa memori menyakitkan itu kembali masuk dan memenuhi otaknya.

Flashback

Jasmine melangkahkan kakinya memasuki lorong rumah sakit. Hari itu ia sengaja meluangkan waktunya untuk mengunjungi Andrew, calon suaminya. Sudah hampir dua minggu mereka tidak bertemu karna kesibukan Andrew sebagai seorang dokter dan Jasmine tidak sanggup lagi menahan rasa rindunya. Belakangan mereka hanya berkomunikasi melalui telpon dan itu pun terhitung jarang, harus mencuri waktu di sela kesibukan Andrew. Terkadang hal itu membuatnya kesal, tapi ia sadar tidak seharusnya ia egois. Itu memang sudah menjadi resiko pekerjaan tunangannya dan ia harus mengerti.

Semakin mendekati ruangan Andrew, Jasmine berusaha mempercepat langkahnya. Sebenarnya ia tidak tahan dengan bau obat-obatan yang ada di rumah sakit. Kadang ia tak habis pikir, bagaimana mungkin ada orang yang tahan berada di tempat ini sepanjang waktu, setiap hari. 'Seharusnya lain kali aku membawa masker', pikirnya asal.

Belum sempat langkahnya mencapai ruangan yang ditujunya, sayup-sayup Jasmine mendengar suara tawa yang sangat ia kenal. Ia mendekati sebuah ruangan di mana sumber suara tersebut berasal. Melalui celah pintu yang sedikit terbuka ia melihat Andrew yang sedang berbincang dengan seorang pasien perempuan. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi Jasmine menangkap keakraban yang terjalin di antara mereka. Andrew terlihat santai mengobrol dan sesekali ia tersenyum kecil. Ada rasa tidak suka yang hinggap di hatinya. Apa Andrew selalu seramah ini pada setiap pasiennya? Pemandangan di hadapannya ini sungguh membuatnya merasa tidak nyaman.

L for LightWhere stories live. Discover now