PART 8

805 49 11
                                    

Hi guys, sorry baru bisa update sekarang. semoga semakin suka dengan cerita si L dan Nam ya..

bakalan diusahain buat update selasa / kamis . smoga hehehe... terimakasih buat yang udah nyempetin mampir ke lapak ane dan ngasih waktunya buat cerita ane buat agan agan semuanya, thks a lot.





loneliness does not come from being alone,

but from being unable to communicate the things

that seem important to you - unknown






PART 8

Langit kota Jakarta tampak cerah. Lauren terlihat sedang duduk di balkon lantai atas cafe. Wajahnya mengadah ke langit biru cerah, terlihat seperti sedang melamun. Selang beberapa hari sejak hari pembukaan cafe mulai tampak ramai oleh pengujung. Di seberang ruangan, diam-diam Lucia menatap ke arah Lauren.Ia ingin berterima kasih pada Lauren karena telah membelanya semalam. Namun, keraguan menghampirinya.Ia tampak gugup mengingat kejadian semalam ketika Lauren mengatakan bahwa ia adalah kekasihnya. Lucia mengira apa mungkin Lauren jatuh hati kepadanya, kurang lebih ia sedikit ke Ge-eRan. Merasa geli dengan pemikirannya, seketika membuat pipi Lucia merona. Lucia segera menepuk-nepuk pipinya yang terasa panas.

Lauren menatap kearah perempuan itu.Bagi Lauren seorang Lucia adalah perempuan polos yang selalu melakukan hal konyol dan mengelikan. Menepuk-nepuk pipinya sendiri, berbicara sendiri dan ya ia terlihat lucu. Setiap melihat Lucia, Lauren seakan melupakan rasa sakitnya di masa lalu. Lucia seringkali membuat Lauren tersenyum setiap kali memikirnya.Hanya dengan memikirkannya saja, ya hanya itu. Ia merasa seakan angin segar bertiup memasuki kehidupannya yang selama ini terasa tak utuh lagi.

Satu tahun telah berlalu. Benar bila Nara adalah cinta pertamanya. Dan Nara jugalah yang mengajarinya bagaimana rasa sakit karena cinta serta rasanya hancur. Satu tahun rasanya sudah cukup membuat Lauren harus melupakan Nara. Ia harus bangkit dan meninggalkan semuanya dimasa lalu. Ia harus melangkah maju tanpa melihat kebelakang. Lauren harus mencari alasan dan tujuan untuk hidup kedepan.Sebuah tujuan yang memotivasinya untuk apa serta arti dirinya dalam siklus kehidupan ini. Matanya memandang Lucia yang masih terlihat gugup. Apakah pertemuannya dengan Lucia adalah takdir untuknya?Kalimat ini terlintas begitu saja di otaknya.

Lauren menatap ke arah Lucia.Ia melambaikan tangannya dengan wajah sumringah, tersenyum lebar.Lucia bertambah gugup dibuatnya.Bagaimana tidak, ia sebenarnya hanya mengendap-endap bersembunyi mengintip Lauren dan sekarang Lauren mengetahui keberadaannya. Ia merasa tertangkap basah. Lucia dengan ragu-ragu sedikit mengangkat tangannya hendakmembalas lambaian tangan Lauren. Lucia tersenyum sungkan malu-malu, haruskah ia menghampiri Lauren?Pelan iamulai melangkahkan kakinya.

"Permisi Nona," tegur seorang wanita.Penampilannya sangat menarik lebih tepatnya menggoda.

"Oh-ya, silahkan," Lucia mempersilahkan.Langkahnya terhenti ketika ia melihat wanita itu ikut melambaikan tangannya ke arah Lauren.

Wanita itu berjalan menuju Lauren dan Lauren terlihat sangat ramahmenyambut kedatangan wanita itu. Tampaknya Lucia salah mengira, Lauren tidak memperhatikannya melainkan wanita itu.

"Ya ampun, memalukan sekali," Lucia menatap telapak tangannya yang melambai tadi.

Lucia masih memperhatikan Lauren dan wanita cantik itu.Kalau harus dibandingkan, tentu Lucia tidak ada apa-apanya. Wajahnya cantik, tubuhnya molek, bahkan beberapa pelanggan pria pun ikut terkesima dengan kemolekan tubuh itu. Wanita itu terlihat sangat mengenal Lauren.Ia segera masuk kedalam pelukan Lauren dan tanpa sungkan mengecup sekilas pipi Lauren.

L for LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang