Chapter 38: Alden, Zea dan Eira

Start from the beginning
                                    

Pandangan siswa-sisiwi yang ada di koridor tidak Eira pedulikan, cewek itu terus fokus pada Alden yang terus menarik Zea. Zea hanya berjalan mengikuti Alden, mengikuti kemana cowok itu akan membawanya.

"Gue belain lo karna lo istri gue. Salah gue belain istri gue sendiri?"

Deg..

Hancur, hancur sudah harapannya. Ternyata benar apa yang Ara katakan, jika Alden dan Zea telah membohonginya. Ia sungguh tidak menyangka.

Bruk..

Sebetol minuman terjatuh begitu saja dari tangan Zea. Tidak menyangka jika kedua manusia itu dengan teganya membohonginya. Air mata yang terbendung di kelopak matanya dengan cepat cewek itu hapus.

Eira melangkah pergi dari sana, cewek itu sudah tidak bisa melihat wajah kedua manusia itu. Dia bener-bener kecewa.

Sedangkan Alden terus berlari mengejar Eira. Alden harus menjelaskan semuanya pada Eira.  Zea juga sama halnya, ia juga harus menjelaskan semuanya pada sahabatnya itu.

"Ei?" Alden mencekal tangan Eira membuat cewek itu berhenti dari langkahnya. Mereka sekarang berada di koridor.

Sebelum berbalik menghadap Alden, Eira menyempatkan menghapus air matanya.

"Ei, ini enggak seperti yang kamu pikirkan. Aku sam-" ucap Alden terpotong saat Eira menggeleng kepalanya cepat.

"Gue kecewa."

"Ei, aku bisa jelasin."

Zea menggenggam lembut tangan Eira saat dirinya sudah berada disana. Eira menatap hangat kedua mata yang memancarkan kekecewaan itu.

"Ra, gue sama Alden itu-" ucapan Zea terhenti. Cewek itu tidak tau apa yang harus ia katakan.

Eira melepas tangan Zea dari tangannya. "Tega banget lo berdua giniin gue." Eira menatap kedua manusia itu bergantian. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya.

Zea menggeleng cepat. "Ra, gue terpaksa."

"Tau gak, Ze?" Eira ternsenyum penuh arti saat mengingat dirinya rela mengorbankan tubuhnya untuk menyelamatkan Zea. Dan ini pembalasan Zea terhadapnya.

"Gue kecewa."

"Aku sama Zea nikah karna terpaksa, Ei." ucap Alden.

"Kenapa kalian gak jujur sama gue? Gue salah apa sih sama kalian sampe kalian giniin gue? Hati gue sakit, Al."

Alden menggeleng cepat. "Lo gak salah, Ei." Alden menyentuh kedua bahu bergetar cewek itu.

"Gak usah sentuh gue! Gue benci sama lo!" Eira menepis kasar tangan Alden.

"Gak salah gue putusin lo kemaren," ucap Eira berbalik dan pergi dari sana.

Alden menarik Eira, ia harus meluruskan semuanya. "Denger dulu penjelasan aku, Ei."

"GAK ADA YANG PERLU DI JELASKAN LAGI!"

"LO BERDUA PENGKHIANAT! GUE BENCI LO BERDUA!" Eira menunjuk kasa wajah mereka bergantian.

"Dan lo!" ucap Eira pada Zea.

ALDEN&ZEA (TERBIT)Where stories live. Discover now