6. Sentuh Aku

186 13 0
                                    

'Jangan buat aku bingung, aku sedang berusaha meyakinkan diriku sendiri untuk mencintaimu.'

Noda Dalam Ikatan Suci

Thierogiara

***

Memang sudah tidak ada acara lagi, mereka masuk rumah baru ya pindah saja, karena hanya Sasya yang sebenarnya pindah, Jodi sendiri sudah tinggal di sana lebih dulu. Dua minggu berjalan, rumah tangga mereka terasa sangat normal, Sasya cukup dengan kasih sayang yang selalu Jodi tunjukkan padanya.

Karena tidak ada acara apa-apa saat pindah rumah, maka dari itu akhirnya Sasya izin pada Jodi untuk mengundang sahabatnya untuk datang ke rumah barunya, setidaknya mereka harus makan-makan bersama, sebab selama ini memang selalu menghabiskan waktu bersama.

Shalwa, sahabat dari Sasya datang ke rumah Sasya, dia kemudian cepika-cepiki dan ikut masuk ke dalam rumah bersama Sasya.

"Ya ampun, nggak nyangka banget aku," kata Shalwa, mereka sama-sama menangis saat ada banyak sekali tugas kuliah, mereka sama-sama melalui banyak hal berat di dalam hidup, maka ketika Sasya bahagia, dia selalu mencoba untuk membaginya dengan Shalwa.

"Alhamdulillah ya Shal," ujar Sasya, Sasya membawa Shalwa ke meja makan, sepertinya akan lebih nyaman mereka mengobrol di meja makan saja.

Shalwa tersenyum ke arah Sasya, dari luar mungkin persahabatan mereka kelihatan baik, normal-normal saja, tapi sebenarnya otaknya agak-agak.

"Jadi, gimana?" tanya Shalwa menaik turunkan alisnya, karena dia penasaran. Maksudnya ya memang Shalwa belum menikah, tapi bisa jadi menjadi pelajaran untuknya apa yang sudah menjadi pengalaman untuk Sasya.

"Apanya?" tanya Sasya pura-pura polos.

"Malam pertama?" tanya Shalwa frontal, ya mana ada yang mereka tutupi satu sama lain selama ini, semuanya los dol.

Pipi Sasya langsung memerah karena malu, ya namanya juga pengantin baru dan ini adalah pengalaman pertama untuk Sasya, jelas dia malu-malu.

"Lancar," jawab Sasya.

"Sakit?" tanya Shalwa, kan dia penasaran, soalnya ada banyak gosip-gosip yang beredar soal ini.

"Lumayan, tapi habis itu bisa dinikmati kok," kata Sasya.

Shalwa langsung terbahak, membayangkan Sasya, temannya yang sangat polos ini melakukan hal semacam itu, membuat Shalwa geli sendiri, tapi juga penasaran.

"Lagi hangat-hangatnya dong ini." Shalwa masih menaik turunkan alisnya, berusaha untuk menggoda Sasya.

"Ya iya, mas Jodi baik banget Shal, kayak seluruh perlakuannya tuh bikin aku merasa spesial," jelas Sasya. Shalwa bisa menebak kalau Sasya sudah mulai ada perasaan ke suaminya, itu alasan kenapa saat menceritakan soal Jodi, Sasya tersenyum malu-malu.

"Produksi terus tiap malem?" tanya Shalwa tanpa beban.

"Maksudnya?" tanya Sasya tidak mengerti.

Shalwa membuat gerakan tangan saling mengecup, kemudian Sasya baru paham. Dia ingat-ingat kembali, iya sih mereka hanya melakukannya sekali di saat malam pertama, tapi apa itu salah?

"Nggak ya?" tanya Shalwa curiga. "Seharusnya kalau pengantin baru tuh lagi sering-seringnya tau Sya, kata sepupu-sepupu gue yang udah nikah sih. Udah umur segini emang pembahasannya selalu agak lain, tapi lo beneran nggak sering? Harusnya tiap hari malah!"

Sasya malah jadi terdiam.

"Sya!" panggil Shalwa berusaha menyadarkan Sasya yang melamun, karena memang Sasya jadi kepikiran.

"Cuma malam pertama aja, sisanya kita di kamar yang sama, terus kadang dia tidur sambil peluk aku. Tapi, yang satu itu nggak pernah lagi, apa karena masih penyesuaian diri satu sama lain?" tanya Sasya, karena ya Sasya juga sebenarnya sangat butuh saran dari orang lain, sangat butuh pencerahan dari orang lain. Rumah tangga ini adalah rumah tangga yang pertama kali Sasya jalani, jadi wajarkan dia tidak mengerti dengan beberapa hal?

"Kalau dari sudut pandang aku sih, kalau laki udah sekali, kayaknya bakal mau berkali-kali deh Sya," ujar Shalwa, bukan dia mau memengaruhi Sasya, tapi Shalwa juga mau kalau Sasya menjalani hubungan yang sehat, maksudnya ya normal seperti orang lain.

"Kalau aku yang ajak, menurut kamu aku kelihatan murahan?" tanya Sasya.

"Lah, udah nikah kamu masih ngerasa murahan? Udah nikah Sya, kamu juga bertanggungjawab atas nafkah batin suami kamu, ya amit-amitnya takut dapet dari luar. Aku nggak berusaha nakut-nakutin, tapi ya emang zaman sekarang harus hati-hati, apa yang udah milik kamu, sebisa mungkin ya harus kamu yang jaga," jelas Shalwa, dia memang belum beperngalaman, tapi kalau soal polos memang Sasya ini jauh lebih polos dari Shalwa, maka dari itu harus disadarkan.

Sasya jadi kepikiran. "Iya juga ya, aku polos banget lagi buat hal-hal kayak gini," kata Sasya, karena memang pergaulan Sasya ya hanya dengan Shalwa, itu juga membuat Sasya jadi lumayan tahu soal beberapa hal.

Shalwa menganggukkan kepalanya. "Nggak apa-apa kok kalau suami kamu kaku, kamu yang mulai duluan, udah sah ini, udah sama-sama tau kalau kalian saling memiliki each other, jadi ya udah."

Kemudian makanan yang Sasya pesan untuk mereka berdua datang, jadi mereka makan dulu, sembari mengobrol santai dan Sasya tetap mempertanyakan saran dari Shalwa.

***

"Nggak mau coba mandi bareng sama aku?" tanya Sasya saat Jodi sudah akan masuk ke kamar mandi.

"Enggak ah, kamu udah mandi, aku bisa sendiri," kata Jodi, dia menepuk bahu Sasya sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi, Sasya terdiam karena itu, salahkah dia?

Kemudian Sasya menghela napasnya, dia lantas mendudukkan dirinya di bibir kasur menunggu Jodi keluar dari kamar mandi.

Sasya benar-benar menunggu Jodi, karena menjalani sebuah rumah tangga, maka Sasya harus lebih aktif, lebih banyak belajar, lebih banyak rasa ingin tahu karena apa yang dia jalani akan dia jalani seumur hidupnya bersama dengan Jodi.

Jodi keluar dari dalam kamar mandi, dia menggosok rambutnya sendiri, hanya tersenyum sekilas pada Sasya.

"Mas..."

Jodi yang semula menatap dirinya di depan cermin, berbalik untuk menatap Sasya.

"Iya, Sya?" tanyanya.

"Sentuh aku!" ujar Sasya.

Jodi menatap Sasya dengan pandangan serius, dia juga kelihatan menelan ludahnya sendiri.

"Kenapa?" tanya Jodi, mereka tidak harus bertengkar sekarang kan?

"Kamu yang kenapa? Kita pengantin baru dan selama dua minggu kita menikah, kamu cuma sentuh aku di malam pertama, kalau ada yang salah sama aku, bilang mas," jelas Sasya.

"Aku hanya menunggu kamu benar-benar siap akan semuanya, aku..."

"Aku siap, bahkan sejak semua saksi mengatakan bahwa kita sah!"

Sasya menatap mata Jodi, apa pun itu harus mereka komunikasikan.

"Aku takut kamu nggak nyaman," kata Jodi berusaha memberikan pengertian.

"Nggak masuk akal aku nggak nyaman disentuh sama suami aku sendiri, iya kita menikah tanpa perasaan, jadi mari tumbuhkan perasaan itu."

***

Wow

Udah mulai berani nih Sasya

Noda Dalam Ikatan SuciWhere stories live. Discover now