11. Trouble

43 8 0
                                    

Yorobun...

Fajar hari itu menyengat semangat Jihyo, dia bangkit menghirup udara segar hutan belantara yang tengah dia tapaki.

"Hey, bangunlah."

Savely disamping Jeongyeon bangkit dan menguap, lalu menepuk-nepuk pipi Jeongyeon disampingnya. "Ayo, kita harus melanjutkan perjalanan kita. Tapi sebelum itu ayo sarapan dulu." Jihyo mengeluarkan strawberry abal-abal kemarin dari sakunya.

"Ahhh tidak tidak, lupakan buah itu. Ayo cari jamur yang bisa dimakan."

"Jamur? Kau bercanda? Hampir seharian kita makan jamur."

"Lalu kau mau makan apa?"





































































"Hah! Kena kau!" Jihyo memegangi dua telur berukuran cukup besar ditangannya.

"Hey, kau mendapatkan itu dari mana?"

"Dari dalam gua." Tunjuk nya pada gua di belakangnya.

Jeongyeon melihat ke tempat yang Jihyo tunjuk dan seketika tatapannya berubah "Kau mencari masalah."

"Huh?"

Jeongyeon melangkah mundur, "ada ap-

Jihyo membuka mulutnya kala seekor monster bersayap berada dibelakangnya. "Annyeong."

"Huaaa!"

Dia menyusul Jeongyeon yang lari duluan. "Hey! Kenapa kau lari!?" tanya Jeongyeon.

"Tentu saja karna kau lari."

Jeongyeon menatap kedua telur ditangan Jihyo "Yakk! Lepaskan itu!"

"Tidak! Ini untuk sarapan kita tahu!"

"Lebih baik sarapan jamur daripada jadi sarapan Monster!"

"Monster!?"

"Hewan besar yang tengah mengejar kita!"

Jihyo berbalik dan benar mahluk itu tengah mengejarnya "dan yang sedang kau pegang itu telurnya!"

"Lalu kita harus apa?"

"Simpan disana dan selamatkan diri kita!"

"Tidak tidak."

"Heh! Kau ingin aku mati!?"

"Tapi-

"Letakkan!"

Jihyo berhenti, dia meletakkan dua telur itu diatas tanah lalu mundur perlahan kala induk monster itu mendekat. Hidungnya mengeluarkan asap saat dia bernafas.

"Rraaaawr!"

Angin dari teriakan mahluk itu membuat rambut Jeongyeon dan Jihyo beterbangan.

"Perlahan saja okay? Jangan membuat pergerakan mendadak." bisik Jeongyeon.

"Apa? Bagaimana jika kita sudah menjadi santapannya bahkan sebelum beranjak!" Jihyo mulai geram.

"Tidak, dia akan merasa terancam jika kita melakukan itu."

"Kita? Aku saja!" Jihyo kembali berlari dan langsung dikejar lagi.

"Heh! Bodoh! Apa yang kau lakukan!?" Jeongyeon meremas rambut nya.

Jihyo melihat sekeliling lalu bersembunyi di celah pohon. Nafasnya terengah karena sudah berlari sangat jauh. Dia juga tidak bisa berlari lebih jauh lagi, karena dihadapannya ada lembah yang dalam.

TwicelandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang