Dia terjatuh dan Mina kembali tidur. Nayeon menghela nafasnya, membantu Navely bangun dan memberikan senyuman padanya yang terlihat sedih "tidak masalah. Kita akan mencoba lagi nanti."

Laburi itu mengangguk lalu kembali ke tempatnya. "Hahh Mina... Cepatlah bangun. Katakan semuanya pada Chaeyoung, katakan kau mencintainya."

Pintu terbuka memperlihatkan Sana dan Momo yang masuk dengan nampan berisi makanan "makanlah, kau bekerja terlalu keras hari ini."

Nayeon tersenyum dan menerimanya "terima kasih."

"Oh ya bagaimana ramuan racikanmu?" tanya Momo.

"Tadi Mina hampir bangun, namun sepertinya ada yang kurang. Aku akan mempelajari ini lagi nanti. Tenang saja."

"Lama-lama kau seperti penyihir terus membuat ramuan begini."

"Jika menjadi penyihir bisa membuat Mina bangun dan memperbaiki apa yang terjadi, aku tidak akan menolaknya."

Sana menepuk pundaknya "Jangan bicara seperti itu. Aku dengar ada jamur yang bisa membuat insomnia."

Nayeon menatapnya "kau yakin?"

"Ya kudengar seperti itu."

"Tapi... Bukankah keterlaluan membuat Mina bangun dan insomnia? Kita tidak tahu efek sampingnya apa." kata Momo.

"Dia benar, sepertinya kita harus mencari cara lain."

"Tidak. Pakai saja jamur itu dengan dosis yang sangat sedikit. Setidaknya itu bisa membuatnya bangun."

"Kau yakin? Maksudku... Kau Benar-benar yakin? Bagaimana jika Mina-

"Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi padanya sebelum kita mencobanya Sana."

"Kau benar."

"Aku akan meminta Movely mengambilkannya untukmu."

"Teima kasih."

o0o

Hari semakin malam dan gelap gulita, Jihyo masih berkutat dengan korek api ditangannya.

Jeongyeon mulai terkantuk-kantuk dengan ikan yang sudah siap mereka bakar dihadapannya.

"Yak, masih lama?"

"Tidak. Sebentar lagi. Aku janji, sebentar lagi."

Jeongyeon melirik Savely yang tertidur disampingnya, "Sini, biarkan aku saja."

"Tidak!" Jihyo menyembunyikan korek apinya dibelakang punggung "ambisiku masih belum padam! Tunggulah sebentar."

Jeongyeon mulai lelah dan tertidur sambil bersandar pada pohon.

Duarr

Seketika dia kembali terbangun. Savely disampingnya juga ikut terbangun karena ledakan yang mereka dengar.

Suaranya begitu besar hingga terlihat letupan dari istana Twiceland. "Apa itu?" tanya Momo.

"Mungkin jamur kentut." jawab Sana asal.

"Uhuk! Uhuk!" Jeongyeon terbatuk mencari Savely diantara asap, hingga akhirnya asap tertiup angin dan terlihatlah Jihyo dengan wajah gosongnya.

Jeongyeon dan Savely saling berpandangan, lalu "Ppfftt..."

Jihyo membuka mulutnya, keluar asap dari sana. Sontak tawa Jeongyeon dan Laburi itu pecah, keduanya terpingkal diatas tanah, wajah gosong itu? Sangat menggelikan dimata mereka.

Jihyo mendelik tajam, lalu mengusap wajahnya yang hitam. Dia bisa mendapati noda hitam ditangannya, ingin marah, namun dia juga ikut tertawa karena tingkah konyolnya.

"Baiklah cukup tertawanya." Jihyo kembali dengan wajah yang sudah bersih, api sudah menyala. "Saatnya makan malam."

"Ya, kau benar."

Mereka mengelilingi api unggun, bercerita satu sama lain dan menjadi lebih dekat.

"Lalu setelah dari sini kita kemana? Apa ingatanmu sudah kembali?"

Jeongyeon mengusap perutnya "sepertinya iya, perutku penuh dan otakku kembali ke tempatnya."

"Pantas dia bodoh" desis Jihyo.

"Setelah ini perjalanan kita masih jauh. Aku ingat pernah melewati laut, hutan dan gunung."

"Kau bercanda? Kita akan berjalan kaki kesana? Kenapa tidak pesan pesawat saja?"

"Apa itu pesawat?"

"Lupakan. Kira-kira kita akan sampai dalam berapa hari?"

"Sepekan."

"Kau gila! Tidak mungkin aku terjebak disini selama itu!"

"Kita tidak memiliki kemampuan untuk sampai dalam waktu dekat. Onceland sangat jauh, bahkan kita belum mencapai seperempat jalan."

Jihyo memijat pangkal hidungnya "apa yang aku katakan pada ayahku nanti? Dia sendirian di rumah. Aku khawatir padanya, dia juga pasti mengkhawatirkan diriku."

"Tenang saja, kita akan segera sampai. Secepatnya."









Emang ada jamur kentut?

Enggak, sy sering liat di film kartun gitu jamur yang kayak gitu:v

TwicelandWhere stories live. Discover now