Kesepuluh: Family Dinner

200 30 17
                                    

Malam ini Tuan dan Nyonya Davis sengaja mengundang dua calon menantu keluarganya. Seharusnya tiga, tetapi karena Eva yang masih sendiri jadilah hanya Edward dan Jayden yang diundang.

"Anak menantu Mama, kalian harus mencoba masakan Mama." Nyonya Davis mengisi piring milik Edward dan Jayden membuat Helena dan Emma terkekeh gemas.

Eva? Tentu saja hanya terdiam dengan canggung. Entah mengapa dan bagaimana Jayden bisa duduk di seberang kursi Eva yang membuat dua manusia itu saling berhadapan. Rasanya Eva ingin pergi saja.

"Semoga Eva juga cepat-cepat mendapat jodoh," ucap Nyonya Davis penuh harap. Eva ingin menangis saja rasanya. Jodoh? Bagaimana bisa Eva mencari laki-laki saat dirinya sudah jatuh hati?

"Ma, jangan berharap lebih kepada Eva." Eva berucap dengan tenang, sedangkan Tuan dan Nyonya Davis menghela napas sedih.

"Eva, Mama dan Papa tidak menuntut kamu. Jika ingin fokus pada karirmu dulu tidak apa, kita sebagai orang tua akan menunggu sampai Eva benar-benar siap." Mata Eva berkaca-kaca mendengar penuturan ibunya itu.

Eva terdiam, kemudian terdengar suara Helena yang menginterupsi." Sudah, malam ini kita harus bahagia dan tidak ada kesedihan sedikitpun." Semua orang langsung tersenyum hangat, begitu juga dengan Edward yang langsung menggenggam erat tangan kekasihnya itu.

Selesai dengan makan malam, Tuan Davis mengajak semuanya untuk berbincang di ruang keluarga. Suasana di ruangan itu menjadi lebih hangat dari biasanya. Suara tawa terdengar bak nyanyian yang menenangkan hati yang sedang lelah.

Eva izin pergi sejenak ke arah balkon untuk mengangkat panggilan dari manager gadis itu. Mara memberitahu semua jadwal Eva dalam seminggu ke depan. Eva menyetujui dan mengangguk walau tau Mara tidak dapat melihatnya.

Tak lama setelah panggilan berakhir, Eva dikejutkan dengan suara yang familiar di telinganya. Benar, itu suara Jayden yang semakin terdengar mendekat.

"Sepertinya kau sibuk sekali." Itu suara Jayden. Eva hanya terdiam, mulutnya terasa sulit untuk berbicara.

"Bukankah seharusnya minggu ini kau cuti?" Jayden menoleh, laki-laki itu menatap manik indah yang juga menatapnya.

Eva menoleh, menghindari tatapan lembut milik Jayden. Gadis itu menarik napasnya mencoba menetralkan detak jantungnya.

"Kenapa tidak menjawab pertanyaanku?" tanya Jayden lagi.

Eva menghela napas, "Tidak apa, tapi kenapa kau sangat tau tentang jadwal liburku di minggu ini?" Eva balik bertanya dan sukses membuat Jayden kelabakan.

Haruskah dirinya jujur? Akan sangat memalukan jika dirinya jujur, pikir Jayden.

"Aku hanya menebak saja."

"Ah, begitu ya." Eva memilih menatap langit setelah mendengar jawaban Jayden.

"Ev.." Eva menoleh, dapat gadis itu lihat jika Jayden tengah menatap takjub bintang yang bersinar paling terang.

"Kenapa Jay?"

"Cantik.." Eva terdiam, terus menatap Jayden yang masih terus menatap langit.

"Kau tau Ev, aku sangat menyukai langit di malam hari. Apalagi ketika banyak bintang yang bertebaran." Jayden berucap tanpa menoleh sedikitpun.

"Aku menyukai langit malam, kesunyian malam bisa membuat hati menjadi lebih tenang. Menemaniku di tengah rasa lelah," lanjut laki-laki itu.

"Ev, aku menyukai langit,"

Tiba-tiba saja Jayden menoleh, menatap manik Eva yang terdiam kaku. Menyelami mata yang bersinar layaknya bintang di langit.

"Tetapi aku lebih menyukaimu." Jantung Eva berdetak lebih cepat saat Jayden mendekatinya, menghapus sedikit demi sedikit jarak di antara keduanya.

Satu kecupan singkat mendarat di bibir merah milik Eva. Jayden tersenyum manis saat melihat Eva terdiam kaku.

Sedangkan di seberang terlihat sepasang kekasih menatap kejadian tidak terduga itu. Helena dan Edward hanya terdiam, sepertinya kisah mereka berdua akan terulang.

"Aku rasa kisah kita akan terulang lagi sayang." Edward berujar sembari mengeratkan rangkulan posesifnya pada pinggang Helena.

"Aku harap mereka bisa menemukan jalan terbaik," ucap Helena sendu.

***

Hai hai, gimana nih part kali ini🤭🤭🤭

Jayden udah berani curi curi kecup aja.

See u next chapter

Kritik dan Saran👉

Can You Be Mine? (Jaemin Karina) Where stories live. Discover now