Keempat: Lamaran Emma

282 38 4
                                    

Di sebuah apartemen di tengah kota, sepasang kekasih tengah menghabiskan waktunya berdua. Helena Isabell, anak sulung tuan dan nyonya Davis.

Suara nada dering dari ponsel milik Helena terdengar hingga mengusik perempuan yang tengah tertidur itu. Dengan asal tangan itu mencari letak ponsel miliknya di nakas.

Mata Helena refleks terbuka lebar saat membaca nama si penelepon. Posisi Helena yang berubah dengan cepat berhasil mengusik pria yang tertidur di sampingnya.

"Halo, Ma. Tumben sekali menelpon Isabell?"

"Begini, bisakah kau pulang malam ini?" tanya suara di seberang.

"Memang ada apa, Ma? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Helena mulai bertanya dengan panik.

"Tidak, tidak. Hari ini kekasih Emma akan datang melamar dan Mama berharap kamu bisa datang." Nyonya Davis berusaha menjelaskan dengan detail.

"Akan aku usahakan, Mama tenang saja."

"Benarkah? Mama akan menunggu kamu datang." Suara Nyonya Davis terdengar senang.

"Sayang, apa kau masih lama?" tanya sebuah suara dengan tiba-tiba.

Nyonya Davis yang mendengar itu sontak bertanya, "Apa kau sedang bersama Edward, Isabell?"

Helena menghela napasnya, "Iya, Ma. Aku sedang bersama Edward, dia baru saja bangun."

"Berikan ponselmu kepadanya, Mama ingin berbicara dengan putra Mama yang tampan itu." Helena mendengus, selalu saja seperti ini setiap kali ibunya itu mendengar tentang Edward. Dengan wajah yang tertekuk Helena memberikan ponselnya kepada Edward.

"Mama ingin berbicara dengan putra tersayangnya." Edward terkekeh melihat tingkah Helena yang menurutnya sangat menggemaskan.

Setelah menerima ponsel keakasihnya dengan secepat kilat Edward mencuri sebuah kecupan di bibir merah milik Helena. Tak lama terdengar suara yang cukup memekakkan telinganya," Edward!"

Edward memilih melarikan diri dan menjawab pertanyaan ibu kekasihnya. Dengan nada yang ramah Edward mulai berbicara dengan Nyonya Davis.

Eva memasuki rumah besar itu dengan langkah yang terasa berat. Ditemani Mara akhirnya Eva benar-benar pulang ke rumah untuk mendatangi acara Emma.

"Eva, akhirnya kau datang juga. Mama sudah menunggumu dari tadi." Nyonya Davis segera menghampiri Eva setelah netranya melihat presensi anaknya.

Emma dan Jay melangsungkan acara dengan sederhana. Tamu yang diundang kurang dari seratus orang tentunya. Wajah para tamu juga terlihat bahagia saat melihat Jayden memasangkan cincin di jari manis milik Emma.

Eva tersenyum canggung melihat Jayden yang duduk di sampingnya sembari tersenyum. Entah bisa disebut keberuntungan atau bukan karena Eva bisa duduk berdua dengan Jayden.

"Kau apa kabar?" pertanyaan tiba-tiba dari Jayden membuat Eva terkejut sebab sedari tadi Eva sibuk melamun entah memikirkan apa.

"Aku cukup baik." Eva menjawab tanpa menoleh ke arah Jayden.

"Sudah lama kita tidak bertemu, terakhir kali saat kita makan siang bersama."

"I-iya, jadwal milikku memang sedang padat jadi aku jarang pulang ke rumah," jawab Eva.

Keadaan kembali menjadi hening, dua manusia itu terdiam. Jayden menatap Eva, rambut Eva memang lebih panjang ketimbang rambut milik Emma sehingga tidak sulit untuk membedakan keduanya.

"Ah, Jay aku belum mengucapkan selamat kepadamu dan Emma." Eva berusaha memecah keheningan diantara keduanya.

"Sekali lagi selamat untuk kalian berdua, akhirnya kalian akan bersatu dalam ikatan sakral." Jayden hanya tersenyum tipis yang entah mengapa membuat jantung Eva semakin berdebar tidak teratur.

"Terima kasih, Ev."

***

Hahaha, part ini sedikit sulit ditulis dan maaf kalau nggak ngefeel soalnya yang menulis lagi kangen ilichil banget.

Semoga suka ya sama part ini, hehe.

Kritik dan saran 👉

Kritik dan saran 👉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Helena Isabell

Isabell's bf, Edward Williams

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Isabell's bf, Edward Williams

Can You Be Mine? (Jaemin Karina) Where stories live. Discover now