Kesembilan: Jayden POV

258 35 6
                                    

Sepulang dari pekerjaannya tadi, bibir Jayden tidak berhenti tersenyum. Laki-laki itu terus tersenyum sembari menyentuh lukanya sesekali.

"Apa kau sedang sakit, Jay?" tanya Hazel yang sedang mengemudi di samping Jayden.

"Tidak. Kau ini kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

Hazel tertawa, "Kau seperti orang gila, terus tersenyum dan memegang lukamu itu."

"Jadi Jay, siapa yang mengobati lukamu sampai membuat dirimu tersenyum terus seperti orang gila?"

Jayden menoleh, wajah pria itu tiba-tiba terasa panas. "Bukan siapa-siapa."

Tawa Hazel semakin kencang saat mendengar jawaban Jayden. Dapat Hazel lihat juga wajah pria di sampingnya itu memerah.

"Jay, aku tau kau tadi berkelahi dengan sepupumu itu." Jayden menoleh mendengar ucapan Hazel.

"Kau yakin benar-benar sudah melupakan dia, Jay?" tanya Hazel dengan nada serius.

Jayden terdiam, mulutnya terasa kaku untuk berucap. Dan helaan napas berat dapat didengar oleh Hazel.

"Kau tau sendiri jawabannya, aku sudah seratus persen yakin dengan perasaanku saat ini," balas Jayden kemudian menoleh memilih menatap jalanan.

"Jay, kau tidak menjadikan Emma pelampiasan kan? Bukan apa-apa, hanya saja aku takut kau mendekati Emma karena wajah mereka sama."

Lagi-lagi Jayden menghela napas, "Aku tidak sejahat yang ada di pikiranmu, El. Aku benar-benar mencintai Emma dan aku sudah sangat yakin dengan itu."

"Tapi tatapanmu bisa membuatku Emma curiga Jay, tatapanmu kepada dia terlalu dalam dan selalu seperti itu."

Jayden terdiam, enggan membalas pernyataan Hazel. Lagi pula Jayden sudah sangat yakin dengan pilihannya. Hatinya sudah milik Emma walaupun belum sepenuhnya.

Sejenak Jayden menatap dalam cincin yang tersemat di jarinya. Cincin pertunangannya dengan Emma. Membicarakan Emma Jayden jadi rindu dengan kekasihnya itu.

"Jay, kau harus benar-benar menetapkan hatimu akan kemana. Dan, aku bisa melihat dia  mulai tertarik kepadamu." Kalimat terakhir Hazel tadi terus berputar di otak Jayden.

Hatinya terasa gundah dan dengan segera Jayden mengambil ponselnya berencana menghubungi Emma. Senyum Jayden terbit saat panggilan videonya dijawab oleh Emma.

Emma, gadis itu sama cantiknya dengan 'dia'. Wajah keduanya benar-benar mirip, dan keduanya begitu cantik di mata Jayden.

"Hai, bae." Emma menyapa terlebih dahulu. Jayden juga bisa melihat 'dia' yang berada di samping Emma.

***

Hai hai aku update tipis tipis ya.

Kritik dan saran👉

Can You Be Mine? (Jaemin Karina) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن