"Mereka akan kemana jaem?" Ucap jeno.

"Mana aku tau, bukannya Haechan kekasihmu. Kau jelas tau kemana dia menculik calon istriku " Ucap jaemin datar membuat jeno memutar malas bola matanya itu.

"Memang Haechan adalah kekasihku. Tapi, dia bahkan tak mengatakan apapun padaku sejak tadi." Ucap jeno.

"Berarti dia memang tak ingin. Sudahlah, aku harus membawa selimut dari dalam." Ucap jaemin lalu berdiri tapi jeno menahannya.

"Untuk apa?"

"Kita akan syuting dan udara sudah mulai dingin, apalagi nanti scene nya adalah hujan. Aku tak mau renjunku sakit." Ucap jaemin datar lalu diapun pergi. Membuat jeno menggelengkan kepalanya karena jaemin yang buchin kembali lagi.

"Memang tak akan pernah berubah." Monolog nya.

Jaemin masuk kedalam salah satu ruangan yang memang digunakan untuk istirahat staf dan yang lainnya. Bahkan artis yang berperan. Jaemin mengambil dua selimut tipis, dan saat akan kembali diapun melihat Mark yang telah berdiri dihadapannya.

"Ada apa Presdir Lee?" Datar jaemin.

"Bisa kita bicara berdua sutradara Na."

"Baiklah." Ucap jaemin lalu diapun meletakkan yang telah di pilih disalah satu meja dan mengikuti Mark ke arah pintu belakang.

Di pintu belakang.

"Ada apa Presdir Lee?"

"Apa kau dan penulis Huang ada hubungan lebih?"

"Ya, dia adalah tunangan saya." Mark hanya berusaha tersenyum saat ini. Lalu diapun menatap jaemin.

"Saya tak tau kalau penulis Huang telah punya tunangan. Tapi, saya ingin jujur denganmu."

"Jujur mengenai apa?"

"Saya mencintai Huang Renjun." Jaemin lantas mengepalkan kedua tangannya dan berusaha mengontrol emosinya saat ini.

"Dan saya memilih untuk melepasnya karena saya ingin dia bahagia lagian saya percaya kalau cinta tak harus memiliki. Tapi, satu hal yang ingin saya katakan padamu, saya tak ingin melihat airmata jatuh dari mata indahnya itu, jadi tolong berjanji untuk membahagiakannya, karena saya melihat dia sangat bahagia denganmu." Ucap Mark.

"Saya mengerti. Makasih karena sudah tak memaksakan kehendak. Dan kau bisa pegang janji saya. Karena saya tak akan membuatnya menderita, tak akan pernah."



























________________









"Jadi begitu Mama?"

"Hmm, begitu akhir kisah cinta romeo dan Juliet yang tidak berakhir dengan kematian.*

"Lalu sekarang mereka ada dimana ma?"

"Mereka sudah bahagia bersama bahkan telah memiliki anak yang lucu.'

"Wah." Ucap chenle kagum. Renjun bahkan tersenyum melihat anaknya itu.

"Lele juga ingin seperti itu saat sudah besar ma."

"Lele pasti akan mendapatkan orang yang sangat baik bahkan lebih " Ucap renjun tersenyum.

"Lele ingin yang seperti papa. Karena papa adalah cinta pertama lele " Ucap chenle semangat dan renjun yang hanya tersenyum.

Ceklek.

Chenle dan renjun melihat kearah pintu masuk dan melihat jaemin yang baru saja pulang dari kantor. Chenle langsung beranjak dan memeluk ayahbga itu. Bahkan jaemin sampai menggendong anak sematawayang mereka untuk saat ini.

"Lele sepertinya sangat senang "

"Hmm, lele sangat senang. Mama menceritakan kisah yang seru dan lele ingin seperti kisah itu juga "

"Memangnya Mama menceritakan soal apa?" Ucap jaemin tersenyum.

"Soal Romeo dan Juliet yang berakhir dengan bahagia." Ucap chenle dan jaemin hanya tersenyum bahkan menatap istrinya itu.

"Aaa."








Di kamar jaemren.

Renjun terlihat sedang berdiri di balkon sembari menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya saat ini. Hingga dia merasakan jaemin memeluknya dari belakang dan mengecup lehernya.

"Kau tak dingin sayang?"

"Tidak, bahkan sekarang rasanya sangat hangat, apa lele sudah tidur Na?"

"Hmm, dia semakin manja saja padaku, apa padamu dia juga semanja itu?"

"Hmm, bahkan lebih " Ucap renjun.

"Aku senang karena kita berakhir bersama."

"Aku juga Nana. Oh iya, aku ada sesuatu untuk Nana."

"Apa?" Bingung jaemin dan renjunpun melepaskan pelukan jaemin lalu lari kedalam kamar dan kembali lagi dengan testpack lalu memberikan pada jaemin dimana ada dua garis di testpack itu.

"Sayang?" Ucap jaemin sangat kaget dan bahagia.

"Selamat menjadi papa lagi Nana." Ucap renjun sembari mengelus perutnya yang masih rata itu. Jaemin tersenyum dan langsung memeluk renjun juga menciumi kepala istrinya itu.

"Makasih sayang, makasih. Aku sangat bahagia." Ucap jaemin.

"Aku juga nana."

"Wo ai ni Na Renjun."

"Nado saranghe Na Jaemin." Balas renjun lalu merekapun melonggarkan pelukan mereka dan saling menatap lalu berciuman di bawah sinar rembulan yang menyaksikan kebahagiaan keduanya.






























The End.


Reader-nim😁
Udah end nih😁
Book ini memang dari awal sangat singkat jadi maaf jika tak sesuai ekspektasi kalian ya😁
Makasih juga yang selalu dukung Ara😁
Nantikan karya Ara yang lainnya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

Hello Future (jaemren)END!Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu