🌠🌠🌠

1.3K 142 1
                                    

Keesokan harinya renjun telah siap dan tengah mematut dirinya di cermin. Sekarang adalah pembacaan naskah pertama karena baik jeno ataupun Haechan telah menerima tawaran drama yang ditulis oleh renjun dan akan di sutradarai oleh jaemin.

Renjunpun keluar dari kamarnya dan melihat Yangyang tengah menata meja makan dengan sarapan yang lumayan layak membuat renjun bingung, pasalnya sepupunya itu tidak bisa memasak sama sekali.

"Apa kau tiba-tiba bisa memasak Yangyang?" Kagetnya.

"Kau menyepelekan ku? Ayolah Huang, aku ini membelinya. Lagian aku tau pasti kau akan marah jika aku menyentuh dapurmu. Sudah sekarang duduk, kau butuh sarapan pagi yang banyak." Ucap Yangyang membawa renjun lalu mendudukkannya di salah satu kursi.

"Kenapa begitu?"

"Karena kau akan pergi berperang."

"Berperang?" Bingung renjun.

"Ya, kau akan bertemu dengan sih brengsek Na Jaemin itu. Jadi, kau butuh banyak makanan."

"Dia bukan brengsek Yangyang."

"Terserah mu saja. Lagian kau sendiri yang mengatainya dulu, apa dia mengatakan sesuatu atau menjelaskannya setelah sekian lama?'

"Tidak. Tapi, aku mendengar semua perkataannya kemarin Yangyang. Kalau aku hanya salah paham padanya. Aku benar-benar sangat payah. Sekarang apa yang akan aku lakukan?" Lanjut renjun dalam batinnya.

"Yasudah, jangan pikirkan dia dan ayo sarapan saja. Makan yang banyak."

"Hmm." Angguk renjun lalu memulai acara sarapan mereka.















At. Mansion Na.

Jaemin keluar dari kamarnya dan duapun menuju meja makan dimana sudah tersedia sarapan yang sangat lengkap

"Bibi, tolong segelas kopi " Ucap jaemin datar, dan bibi kwon hanya memberikan saja, karena dia bukan renjun yang bisa di turuti oleh jaemin untuk tidak meminum kopi terlalu sering.

Jaemin hanya menunggu kopinya siap tanpa menyentuh sedikit pun sarapan yang telah disiapkan diatas meja itu. Hingga ingatannya tentang kebersamaannya dan renjun terulang dengan lancar di dalam ingatannya.



"Nana, apa yang nana beli itu?" Ucap renjun menatap penuh keingin tahuan.

"Americano."

"Berapa shot Nana?"

"8?" Ucap jaemin tak yakin.

"Jangan meminumnya lagi. Nanti Nana bisa sakit." Ucap renjun mengambil alih kopi itu.

"Ayolah injunie, hanya sekali saja dalam sehari oke?" Ucap jaemin membuat penawaran pada kekasih mungilnya itu.

"No. Seminggu sekali. Bagaimana?"

"Ayolah sayang itu sangat tidak mungkin." Ucap jaemin.

"Apa Nana ingin mati muda?" Kesal renjun.

"Aku tidak akan mati muda sayang. Ayolah injunie, satu hari sekali ya?" Ucap jaemin dengan agyeo nya.

"Tapi Nana."

"Ayolah injunie " rengek jaemin dan renjunpun membuang nafas beratnya lalu memberikan kembali kopi itu pada jaemin.

"Sekali sehari tapi hanya dua shot. Oke?" Ucap renjun dengan penawaran terakhir.

"Oke." Ucap jaemin semangat.

"Minum dulu ini " Ucap renjun menyerahkan susu stroberi itu pada jaemin.

Hello Future (jaemren)END!Where stories live. Discover now