(7)🌠

828 97 0
                                    

Renjun dan jaemin saat ini sampai di depan apartemen milik renjun tapi keduanya masih berada didalam mobil saat ini.

"Apa kau yakin akan ikut turun Na? Aku takut nanti sepupuku akan sangat marah padamu."

"Kau tak perlu khawatir renjun, lagian aku memang harus menghadapinya. Lebih cepat maka akan semakin baik." Ucap jaemin.

"Tapi?"

"Kau tenang saja, aku yakin kalau aku akan bisa menjelaskan semuanya." Ucap jaemin sembari tersenyum manis. Lalu renjunpun menghela nafasnya dan mengangguk setuju pada jaemin, lalu keduanya segera turun dan masuk kedalam apartemen renjun yang berada di lantai 3 gedung itu.

Ting!

Ceklek.

Renjun membuka pintu apartemennya dengan perasaan was-was dan diapun melihat Yangyang di sofa ruang tengah apartemen itu menatapnya datar apalagi ada Na Jaemin yang datang bersama dengan sepupunya itu.

"Kemari kau renjun." Ucap Yangyang ketus lalu diapun langsung menarik renjun kebelakang tubuhnya yang tak terlalu besar itu.

"Yangyang dengarkan aku dulu." Ucap renjun.

"Aku tak akan mendengarkanmu sama sekali. Ayo ikut aku." Ufap Yangyang lalu diapun langsung menarik renjun dan memasukkannya kedalam kamar bahkan mengunci pintu kamar renjun dari luar lalu kembali dan menatap tajam jaemin.

"Kenapa kau datang lagi ke kehidupan renjun?"

"Apa aku boleh menjelaskan apa yang terjadi antara aku dan renjun?"

"Ya, aku akan memberikannya." Ucap Yangyang ketus dan jaeminpun mulai menceritakan semuanya tanpa ada tambahan dan kekurangan sama sekali. Yangyang hanya mendengarkan nya dengan seksama.

"Jadi? Itu hanya kesalahpahaman kalian?"

"Ya."

"Apa kau serius dengan renjunku?"

"Ya, aku tak mau lagi kehilangan kebahagiaanku saat ini."

"Apa kau benar-benar tak akan menyakitinya lagi?"

"Ya, jika aku sampai melakukannya kau bisa membunuhku dan aku akan menuliskan surat yang menyatakan kalau polisi tak akan menangkapmu. Apa itu bisa membuatmu yakin?"

"Oke, aku pegang kata-kata mu itu." Ucap Yangyang datar lalu diapun akhirnya melihat cincin yang melingkar pada tangan kiri jaemin.

"Cincin apa itu?"

"Aku melamar renjun. Ini cincin pertunangan secara tidak langsung. Dan aku akan secepatnya menikahinya."

"Baiklah, kalau begitu aku merestui kalian. Aku harap kau bisa membahagiakannya. Sekarang kau bisa pulang, mengerti?"

"Apa tak boleh bertemu dengan renjun sebentar?"

"Pulang " penuh penekanan.

"Baiklah. Jaga renjun untukku." Ucap jaemin lalu diapun pergi dari apartemennya itu.

Setelah kepergian jaemin, Yangyang langsung membukakan kunci kamar renjun dan melihat renjun yang keluar dengan wajah cemas, seakan-akan dia habis membunuh jaemin.

"Apa yang kau lakukan pada Nana? Dimana dia sekarang Yangyang?"

"Dia sudah pulang."

"Kau mengusirnya?"

"Ya, karena sudah malam."

"Kau marah padaku? Tapi, ini semua hanya—"

"Aku tau. Jaemin sudah menjelaskan semuanya. Dan jika memang kau sudah memutuskan dan dia bisa membahagiakanmu, aku bisa melakukan apa?"

"Kau mengijinkan aku bersama Nana kembali Yangyang?"

"Ne. Kau senang?" Ucap Yangyang menatap sepupunya itu. Renjun lantas segera memeluk Yangyang dengan perasaan sangat senang sekali.

"Makasih Yangyang. Aku benar-benar sangat bahagia sekali." Ucap renjun.

"Aku juga turut bahagia untukmu renjun. Ingat kau harus bahagia jika sampai jaemin menyakitimu katakan saja padaku, mengerti?"

"Oke." Ucap renjun tersenyum dan kembali memeluk Yangyang lagi.




































Tbc.

Hello Future (jaemren)END!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang