Day 25 : Tekad

Mulai dari awal
                                    

"Sebenarnya dokumen apa yang sedang kau baca itu?"

"Ini tentang Hanabi dan kronologi kecelakaan Keita."

"Oh."

Sasaki membasahi handuk dengan air panas lalu mengambil sebelah tangan Muji dan mulai mengelap permukaan kulit Muji secara perlahan, betapa terkejutnya ia saat mendapati beberapa ruam kemerahan bahkan beberapa ruam itu sudah mulai mengembung seakan terkena sesuatu yang mmebakar.

"Muji, apa kau terkena minyak panas atau semacamnya? Kenapa lenganmu seperti ini?"

Muji yang awalnya tidak memperhatikan seketika menjadi panik saat melihat kondisi kulit lengannya, segera ia pun mengecek seluruh tubuhnya bahkan sampai membuka piyamanya. Saat itu juga Sasaki maupun Muji terkejut karena hampir sekujur tubuh Muji terdapat ruam kemerahan seperti luka lepuh.

"Oh tidak."

Dengan panik Muji mendorong Sasaki menjauh, Sasaki tahu apa yang sedang terjadi dan dengan lembut menenangkan Muji.

"Aku akan memanggil dokter, jangan takut."

"Aku tidak takut soal ini, aku takut kau akan tertular."

"Ini bukan penyakit serius."

"Cacar air itu penyakit yang sangat menular, jadi kau pulang lah aku bisa mengurus diriku sendiri."

"Tenang saja, aku sudah pernah terkena cacar air saat aku kecil jadi aku akan baik-baik saja."

Mendengar hal ini Muji pun menjadi sedikit lebih tenang, setidaknya ia tahu bahwa cacar air tidak akan menular kepada orang yang sudah pernah mengalaminya.

"Aku akan mengeringkan lenganmu, penyakit seperti ini tidak boleh terkena air atau ruam nya akan semakin menyebar. Untuk demammu, aku akan memberikan obat penurun demam saja."

Sasaki menarik kembali lengan Muji yang sebelumnya ia basuh dengan handuk basah, dengan lembut ia mengeringkan lengan tersebut.

Muji hanya memperhatikan apa yang dilakukan Sasaki tanpa berbicara sedikitpun. Muji terlahir yatim piatu tanpa sanak saudara sama sekali, sejak awal ia sendirian menapaki dunia yang kejam ini dan tentu saja setiap dirinya sakit tidak ada seorang pun yang akan merawatnya. Namun kali ini Sasaki merawatnya, hal ini membuat Muji merasa sedikit tersentuh.

"Aku baik-baik saja."

"Kau tidak baik-baik saja, lupakan dulu soal Hanabi dan Keita. Kesehatan mu lebih penting."

"Tapi aku khawatir, jika memang kecelakaan Keita ada hubungannya dengan rentetan kejadian yang-"

Sasaki membungkam mulut Muji dengan telapak tangannya, ekspresi wajahnya tidak bisa terbaca sama sekali.

"Kau sedang sakit, apapun itu kita pikirkan nanti setelah kau sembuh. Mengangguklah jika kau setuju."

Setelah melihat Muji mengangguk dengan patuh barulah Sasaki menarik kembali tangannya, Muji terdiam sambil memperhatikan Sasaki merapihkan dokumen-dokumen yang berceceran diatas tempat tidurnya.

Ditengah keheningan tersebut tiba-tiba saja Sasaki menepuk ringan puncak kepala Muji sambil sesekali mengusap Surai kecoklatan milik pria itu.

"Istirahatlah, aku akan merawat mu sampai kau sembuh." ucap Sasaki dengan senyuman terpampang indah di wajah tampannya.

"Oke."

---

Chloe sedang membaca setiap dokumen yang diberikan oleh Genji kepadanya beberapa saat lalu, Genji mengatakan bahwa semua dokumen tersebut sudah ia pastikan kebenarannya jadi Chloe tidak perlu khawatir tentang kekeliruan apapun yang mungkin terjadi.

Ditatapnya lekat-lekat setiap data yang terpampang di setiap lembaran kertas tersebut, mulai dari biodata dan rangkuman biografi Keita beserta orang-orang terdekatnya termasuk anggota tim nya di ekspedisi. Beberapa ringkasan tentang kecelakaan yang pria itu alami, rekam medisnya, dan semua hal yang bersangkutan dengan apa yang ingin Chloe ketahui.

Diam-diam Chloe menatap ke arah pintu kamar Helios, pria bersurai perak itu belum juga keluar kamarnya sejak dia pulang dengan mata sembab dan wajah penuh air mata.

Chloe tidak berani bertanya lebih lanjut karena hanya dengan melihat kondisi Helios, pria itu sudah tau apa yang terjadi padanya.

Dihelanya napas berat, lalu ia pun memutuskan untuk menghubungi salah satu nomor yang terpampang jelas di lembaran dokumen yang sedang ia pegang. Tertera nama Asahi di atas nomor tersebut, dengan segera ia pun meraih ponselnya lalu mengetik satu persatu nomor yang ada disana dan menekan tombol panggilan.

Beberapa detik setelahnya terdengar suara dering yang menandakan panggilannya sudah terhubung dan tidak lama setelah itu terdengar suara seorang pria tapi sangat lembut yang berasal dari sisi lain panggilan.

"Halo?"

"Hm, halo. Aku Chloe, wali dari Helios."

"Oh kau Chloe, Helios banyak bercerita tentang mu. Hm, ada apa?"

"Begini, bisa kita bertemu? Ada yang ingin ku bicarakan."

"Tentang?"

"Helios, Keita, dan semua hal mengenai apa yang terjadi saat masa ekspedisi. Aku ingin tahu semuanya."

Hening beberapa saat, Chloe menunggu dengan sabar sampai suara kembali terdengar dari ujung sana.

"Besok jam tiga sore di Cafe Sunflower Jln. y2 sebelah perusahaan XX, bagaimana?"

"Oke."

"Kalau begitu sampai jumpa."

"Sampai jumpa."

Panggilan pun terputus, Chloe diam sejenak sambil menatap kembali layar ponselnya yang menampilkan halaman utama. Sekali lagi ia menatap ke arah pintu kamar Helios, hati nya mengucap banyak kata maaf karena bagaimana pun Chloe tidak bisa melibatkan Helios dalam hal ini sampai semuanya jelas. Dirinya tidak ingin melihat Helios tersiksa lebih dari ini.

Dirapikannya lembaran demi lembaran dari dokumen-dokumen tersebut, ia susun lalu memasukannya kembali ke dalam amplop coklat dan dengan rapih meletakkannya di dalam tas nya.

Besok Chloe akan memastikan apa Asahi berada di kapal yang sama dengan dirinya dan Helios atau tidak, jika memang Asahi berada di kapal yang sama dengan mereka maka ia akan menunjukkan semua dokumen ini padanya. Namun jika tidak maka Chloe akan melakukan cara apapun untuk memutus hubungan Helios dengan Asahi.

"Tidak apa-apa Chloe, ini semua kau lakukan demi Helios."

Ia memejamkan mata sambil meyakini dirinya sendiri bahwa yang ia lakukan sudah benar, dan dengan perlahan rasa sesak karena rasa bersalah yang hinggap di hatinya pun perlahan mereda.

------bersambung

Dikit yah? Sabar sabar masih chap 25, masih ada 25 chap lagi menuju ending hehehehehe

Jangan lupa support nya yah biar author makin semangat ngetik nya hehehe

Luv u guys ❣️

Black Pearl [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang