Bab 5

430 52 0
                                    

Kean sudah berusaha sebisanya untuk menghilangkan suasana canggung. Namun Creone hanya mengangguk dan duduk di sofa dekat jendela.

Creone melihat Kean masih berdiri ditempatnya dan tidak masuk mengerutkan kening.

"Masuklah dan duduk." ujar Creone.

Kean menurut dan segera duduk dihadapan Creone dengan sikap seorang siswa yang baik. Jujur Kean tidak pernah menjadi siswa yang baik dikehidupan sebelumnya. Ini pengalaman yang cukup baru.

Bukannya dia takut pada Creone, hanya saja dia tidak punya pengalaman menjalin hubungan. Karena itu dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.

"Maaf aku baru menyapamu sekarang. Kamu bisa menggunakan fasilitas apapun disini semaumu dan jangan sungkan. Tapi sepertinya kamu sudah terbiasa." Saat Creone mengatakan itu dia melirik kebawah, tepatnya menuju pakaiannya yang sekarang ada ditubuh Kean.

Kean menyadari pandangannya dan buru-buru mengangguk. "Maaf, aku tidak tahu ini kamarmu." Dan juga maaf karena dia sudah menggunakan semua barang-barang yang ada dikamar ini.

"Itu..., aku tidak membawa apapun saat datang kesini, jadi...."

"Maka jika begitu aku yang harus meminta maaf karena tidak menyediakanmu kebutuhan sehari-hari." Creone hampir saja menerka yang tidak-tidak. Karena dia mengira sebelumnya tujuan Kean memakai pakaiannya untuk menggodanya.

Dia menghapus semua prasangka itu sekarang pengakuan kean tampak tidak berbohong. Dan juga Creone percaya diri dalam visinya melihat pikran orang lain dari raut wajah.

Kean tidak menyangka Creone cukkup baik dan tidak memarahinya. Dia selalu menebak apakah akan dimarahi atau tidak karena wajah Creone yang bau, alias jutek. Tapi ternyata tidak.

"Aku akan membiarkan Daniel membelikanmu yang baru."

Creone kemudian memanggil Daniel dari udara kosong dengan nada suaranya yang biasa dan Daniel segera datang. Kemudian Creone meminta Daniel membuka aplikasi belanja onlinne dan membeli segala keperluannya.

"Ukuran bajumu?" tanya Creone.

"M." Kean melaporkan ukuran setelan jas pernikahan.

Creone sedikit mengernyit saat mendengarnya. Kecil sekali pikirnya. Kemudian dia juga memperhatikan kaki Kean yang telanjang alias tidak memakai alas kaki.

"Ukuran sepatu?" tanyanya lagi.

"39." Ini juga ukuran sepatu yang dia gunakan untuk pernikahan. Dia tidak memakainya lagi setelah itu karena dia tidak merasa sepatu itu cocok untuk berlatih sihir. Apalagi dia cukup terbiasa tidak memakainya.

Hanya celana saja yang masih dia pakai karena semua celana di lemari kebesaran. Malam dia mencucinya dan pagi kering jadi Kean tidak terlalu mempermasalahkannya.

Creone segera menyuruh Daniel untuk membeliya dengan banyak salinan untuk ganti. Daniel kemudian pergi setelah menjalankan tugasnya.

"Itu, aku akan pindah ke kamar sebelah." ujar Kean. Dia ingin segera pergi untuk beristirahat. Hari sudah malam dan dia sangat mengantuk.

"Tidak perlu, tinggallah disini." Creone tidak tahu apa yang merasukinya namun kata itu sudah terucap dan dia tidak bisa mengambilnya lagi.

Dia juga tidak bisa mengambil kamar lain karena hanya kamarnya yang terhubung degan pengawasan robot medis dan keamanan. Dia sendiri tahu separah apa lukanya. Dan perang belum berakhir, jadi dia tidak bisa menganggap enteng lukanya. Ada juga rekan-rekannya yang asih berperang digaris depan.

Kean tidak mengatakan apapun lagi dan patuh. Seberapa cerewetnya dia didalam hati, dia harus menahannya karena sekarang dia ada di rumah Creone. Kean segera bangkit untuk mengambil baju dari lemari dan berlari kekamar mandi untuk mandi. Segera Creone mendengar suara air dari balik pintu.

Penyihir Circle 9 Bertransmigrasi Untuk MenikahWhere stories live. Discover now