6

1.2K 114 1
                                    

Budayakan untuk memberi setidaknya Vote, agar saya bisa lebih semangat untuk menulis.

Tolong tandai jika ada Typo.

Happy Reading

°°°°°°《♤》°°°°°°

Ed menatap teman sekelasnya dengan heran dan sedikit takut juga, selama ini ia hanya dekat dengan kelima kakaknya dan para pekerja di mansion, di tambah dengan para dokter di Swiss, ia sebenarnya agak takut jika berhadapan dengan orang baru.

Brak!

Teman sebangku Ed menggebrak meja dengan keras, membuat para siswi yang mengelilingi bangku itu terlonjak kaget, bahkan Ed sudah diam terpaku, mencoba untuk menenangkan jantungnya yang disko.

"Kembali ke tempat kalian!" Si empu yang menggebrak meja berkata dengan dingin, membuat nyali mereka menciut dan memilih untuk kembali ke tempat duduk masing-masing.

Guru di depan sendari tadi sudah melarang anak-anak muridnya untuk membuat keributan, tapi suaranya kalah keras oleh pekikan para siswi yang bagaikan toa.

"Baik, sebelum kita melanjutkan pembelajaran. Ed, kamu bisa memanggil saya Ibu Ajeng, saya guru Ekonomi sekaligus wali kelas di kelas ini, salam kenal ya." Ibu Ajeng tersenyum lembut ke arah Ed, yang di balas senyuman manis oleh pria itu.

Ibu Ajeng tersenyum lalu mulai membuka buku paket di mejanya, menuju papan tulis dan menuliskan beberapa hal di sana.

"Mari kita ulang kembali sedikit materi yang minggu kemarin kita bahas!" Bu Ajeng mulai menjelaskan kembali materi dan sesekali memberikan pertanyaan pada anak-anak yang tidak fokus.

Ed sudah mendapat buku paket, ia langsung mencatat dan mendengarkan dengan serius pelajaran di depan, walau ia sudah mempelajarinya saat SMP dulu.

Setengah jam berlalu, bel pergantian pelajaran berbunyi, "Waktu ibu sudah habis, tolong kalian kerjakan tugasnya, ibu akan memeriksanya minggu depan, mengerti?" Bu Ajeng berkata dengan lembut tapi juga lantang.

"Mengerti bu!" Para siswa dan siswi menjawab serempak.

Ibu Ajeng lalu mulai meninggalkan kelas, Ed menatap ke luar kelas, pelajaran  selanjutnya adalah Sejarah, tapi guru yang akan mengajar belum datang.

Ed menoleh pada pria yang menjadi teman sebangkunya, ia ingin berkenalan, tapi takut dengan wajah datar yang melebihi kakaknya itu.

"Kenapa?"

Ed gelagapan saat ketahuan memperhatikan teman sebangkunya ini, ia menggeleng pelan lalu mengalihkan pandangannya pada tasnya.

Di dalam tas itu ada beberapa camilan untuk nya jika dia merasa lapar sebelum istirahat datang.

'Boleh makan nggak ya?' Ia bimbang, ia ingin memakan camilan, tapi ia tidak tahu apakah ada peraturan yang melarang anak-anak untuk makan di kelas atau tidak.

"Lapar?"

Ed kembali menoleh pada teman sebangkunya, kali ini Ed mengangguk dengan wajah yang lumayan memerah, apakah sangat kentara jika ia sedang lapar?

"Tidak apa, makanlah!" Ujar pria itu.

"Boleh?"

Pria itu mengangguk membuat Ed tersenyum senang, "Makasih!" Si manis berkata dengan senyum yang tidak luntur.

Pria itu tertegun saat melihat senyuman manis itu, ia seperti tersihir untuk terus menatap wajah manis itu. Tanpa di sangka, sebuah senyuman terukir di wajah flat itu.

Prince : Edzard Where stories live. Discover now