#𝟵

551 106 4
                                    

Yogyakarta – otoya eita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yogyakarta – otoya eita.
───────────────────

Setibanya [Name] dirumahnya, ia langsung menerjang tempat tidurnya. Kepalanya ia tenggelamkan didalam bantal, mengurangi suara tangisannya yang menjadi-jadi.

Menit-menit berlalu dan [Name] sudah mulai tenang. Gadis itu bangkit dari tempat tidurnya dan langsung berhadapan dengan kaca dinding yang dipajang.

"Mata merah plus bengkak, duh." Gumam [Name] melihat dirinya yang berantakan didepan kaca.

[Name] menggelengkan kepalanya, ia mengambil handuk dan memasuki kamar mandi. Segera membersihkan tubuhnya yang lengket karena keringat.

✧ㅤ✧ㅤ✧

Kedua maniknya memperhatikan seluruh jalanan. Suasana Malioboro saat malam hari disuguhkan dengan pemandangan malam yang begitu indah.

Malioboro dimalam hari menjadi kawasan wisata yang semakin nyaman. Suasananya juga sangat meriah dan mengesankan pada malam hari.

Kaki [Name] berjalan menuju Angkringan Kopi Jos Lik Man, salah satu Angkringan yang dekat dikawasan Malioboro.

"Mas, sate ayamnya ya."

[Name] menyerahkan sejumlah uang yang pas pada Mas itu. Gadis itu duduk dan memakannya dengan santai, sambil melihat-lihat.

"[Name]? Kebetulan nih,"

[Name] menoleh kesamping, terlihat Eita sedang tersenyum dengan tangannya membawa tahu bacem.

"Oh, Mas Eita," Sapa [Name] dengan senyuman tipis.

Eita duduk disebelah [Name] yang kosong. "Sendirian doang?"

"Iya," [Name] mengangguk. "Mas sendiri?"

"Itu ma temen-temen," Eita menunjuk arah teman-temannya berada menggunakan ibu jari. "Tadi gua liat kek ada siluet lo, setelah gua deketin eh ternyata itu emang lu sendiri."

[Name] mengangguk-angguk. "Pantes tadi keliatan ga asing, rupanya itu Mas."

"Kenapa ga samperin?"

"Takut salah sangka kalo itu orang lain, kan malu nanti." [Name] nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Eita senyumin aja. "Sendirian ke Malioboro ngapain aja?"

"Niatnya cuma jalan-jalan santai aja, duduk-duduk dikursi tepi jalan sambil dengerin musik bambu."

"Enak banget kalau lagi di posisi itu, lagi adem-ademnya," Komen Eita. "Damai lah ya, apalagi angin sepoi-sepoi."

"Iya si, tapi kedinginan juga."

Keduanya memakan jajanan masing-masing. Teman-teman Eita yang diseberang sana, tak jauh, hanya menyoraki Eita yang sedang ngobrol berdua sama 'gebetannya'.

Hanya saja [Name] tak menyadarinya, dan Eita mengulum senyumnya.

"Oh iya [Name]," Panggil Eita membuat sang empu menoleh. "Gua punya kucing dirumah, boleh tolong rawat in dia ga?"

"Lho? Kenapa ga Mas yang rawat aja?"

"Ga pandai," Eita cengar-cengir. "Kalo gamau gapapa, nanti kucingnya titip ke rumah kucing aja."

"Boleh-boleh, kebetulan aku suka ma kucing." [Name] mengangguk semangat. "Emang kucingnya punya siapa? Kok mau di titip ke penampungan kucing? Ga sayang sama anabul nya?"

"Punya keluarga jauh, mereka pergi lumayan lama, jadi kucingnya di titip sama gua."

"Untuk sayangnya jelas lah, cuma ga pandai rawat aja, makanya gua mau titip takut ga keurus kucingnya." Tambahnya

"Kalo boleh tau, kucingnya warna apa?" [Name] tampak senang bertanya.

Eita menunjukkan layar handphonenya. "Full abu-abu, gendut,"

"Ih! Lucu!" Seru [Name] melihatnya dari handphone Eita. "Namanya siapa?"

"Rumput, di panggil mput." Eita nyengir.

Seketika [Name] tertawa. "Kok rumput? Beda banget dari nama kucing pada umumnya."

"Yang punya bilang mput dapet di rumput, makanya dikasi nama rumput."

"Jantan?"

"Iya,"

"Namanya mput, rasanya kaya betina." [Name] bersenandung kecil. "Jadi keinget kucingku yang dirumah ibu,"

"Punya kucing juga rupanya?"

"Punya dong, di rumah ibu tapi. Sama kaya mput, gendut, cuman kucingku warna putih lebat."

"Ooo, pantes lo mau bantu rawat mput, keinget ya?"

"Iya bener, sama lagi kepengen ngurus kucing juga."

Sudut mulut [Name] terus menerus membentuk senyuman, sedari tadi tak pernah luntur.

"Gimana ya kalau kucingku sama mput barengan, pasti lucu bener!"

Eita tersenyum, kedua maniknya menatap [Name] yang terlihat senang. "Apalagi ada lo, pasti makin lucu karena lo lucunya kelewatan."

T B C

𝐘𝐎𝐆𝐘𝐀𝐊𝐀𝐑𝐓𝐀 ⤹ otoya eita [✓] Where stories live. Discover now