#𝟯

849 160 8
                                    

Yogyakarta – otoya eita

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Yogyakarta – otoya eita.
───────────────────

Ketika mendengar nama Yogyakarta, kita akan berpikir tentang keunikan kota di Jawa di Indonesia ini. Kota ini disebut unik karena kita bisa melihat berbagai tradisi Jawa yang begitu melekat di kota ini dan masyarakatnya, seperti batik, kerajinan perak, pertunjukan wayang, musik tradisional atau gamelan, bahkan makanan khas Yogyakarta yang disebut Gudeg!

2 Oktober ini, diperingati sebagai hari batik nasional. Sejumlah pengunjung ikut serta dalam kegiatan membatik massal. Agenda ini dalam memperingati Hari Batik Nasional. Selain upaya edukasi dan mengenalkan budaya batik kepada pengunjung.

[Name] memakai busana batik berwarna biru dengan motif ceplok. Saat ini dia berada di Monumen Jogja Kembali, dengan teman-teman satu jurusannya berkunjung kesini.

Aneh memang dia memakai batik khas Jawa. Namun sebagai bentuk toleransi, [Name] tetap memakainya. Apalagi teman-temannya sangat menyukai melihat [Name] memakai batik ini.

[Name] juga tidak masalah sih. Batik khas Jawa ini sangat bagus! Ini pertama kalinya ia memakai batik khas Jawa, karena ia biasanya memakai batik khas Betawi.

"Eit eit [Name], syut!" Panggil temannya, Tasya.

"Kenapa?" Sahut [Name].

Sedangkan Tasya tertawa tanpa sebab, tak lama itu ia menunjuk kearah seseorang. "Liat! Batik mu dengan dia sama!"

"Siapa?" [Name] mengangkat sebelah alisnya, kemudian melihat kearah yang ditunjuk Tasya. "Iya ya,"

"Ayo mrana!" Ajak Bina untuk menghampiri orang yang ditunjuk Tasya.

"Gak usah lah," Tolak [Name]. "Gak kenal juga, ngapain di datangin?"

"Tau tau entar jodoh gimana?" Ucap Liya. "Lucu bener batiknya bisa samaan!"

"[Name]!"

Sontak empat perempuan itu melihat orang yang memanggil [Name]. Padahal dipanggil satu, ngeliatnya empat orang langsung.

"Lho? Mas Eita?"

"Ketemu lagi nih,"

"Nah! Ini orang yang batiknya samaan dengan [Name]!" Bina main nunjuk-nunjuk kearah Eita.

"Tanganmu! Sopan dikit," Liya menyingkirkan tangan Bina yang menunjuk sembarang kearah Eita.

"Jodohnya dateng," Tasya narik tangan Bina sama Liya. "Aku duluan ke Monjali! Kita gak mau ganggu nih haha,"

"Jodoh-jodoh, enak aja," Gumam [Name]. "Maaf ya, temenku rada-rada begitu,"

"Haha, gapapa," Tawa Eita. "Lu sendiri sama temenmu?"

"Iya berempat aja kesini," [Name] mengangguk. "Kamu sendiri?"

"Sama temen, yang kemarin," Tunjuk Eita menggunakan ibu jarinya. "Bawa satu lagi, dari Semarang,"

[Name] ber-oh paham, mengangguk sembari melihat teman Eita yang sedang ribut sendiri.

"[Name]! Foto dulu yuk," Ajak Eita. "Bit, Bit! Tolongin gua dong!"

[Name] sedikit mengerutkan keningnya. Foto? Ngajak foto berdua gitu?

"Ogah sih kata gue," Tolak Tabito. "Ini yang kemarin? Kok cakep? Eh masih cakep cewe gue dong,"

"Fotoin gua berdua, ntar gua traktir batagor sehari,"

"Seminggu,"

"Elah, ngelunjak," Kata Eita malas. "Iya iya, cepet fotoin, yang bagus!"

"Sip ya [Name]," Eita mengacungkan ibu jarinya. Keduanya segera berpose dengan Monumen di belakangnya.

Dengan Tabito yang menjadi fotografer dadakan, dia memotret Eita dan [Name]. Hasil jepretannya bagus memang, cocok ini mah biar Tabito ganti profesi.

"Nice! Makasih!" Seru Eita.

"Ye,"

"Udah ya? Aku duluan ya ke Monjali, ga enak temen udah nunggu disana soalnya," Pamit [Name]. "Hasilnya nanti send aja ke nomor aku,"

"Oke, hati-hati ya," Katanya. "Moga nanti ketemuan lagi.

[Name] hanya mengangguk. Ia berjalan menyusul kearah Monjali yang dimana temannya berada. Eita sendiri hanya memandang punggung [Name] yang semakin jauh.

"Kosong gak ya dia?" Eita bertanya sendiri.

Tabito disebelahnya mengangkat sebelah alisnya, kemudian menyahut. "Ngeri gue Ta kalo lo jadi cowonya, dia cewe innocent begitu,"

"Lu pikir gua bakal main-main kayak dulu?" Bantah Eita. "Engga dah, trauma,"

"Ya, asal lo gak main-main in hati dia, gue gak ngelarang," Ucap Tabito. "Tapi kalo lo masih sama aja, gue bakal nge asing in kalian, walaupun gue ga kenal ama dia,"

"Yah belum tau juga sih, gua masih ragu dengan perasaan gua sendiri,"

T B C

𝐘𝐎𝐆𝐘𝐀𝐊𝐀𝐑𝐓𝐀 ⤹ otoya eita [✓] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora