𝐘𝐎𝐆𝐘𝐀𝐊𝐀𝐑𝐓𝐀 ⤹ otoya eita [✓]

#𝟱

Yogyakarta – otoya eita.
───────────────────

Sekarang Eita dan [Name] sudah berada disalah satu cafe Jogja, yaitu Jeeva Coffe Jogja. Cafe ini dikenal dengan suasananya yang nyaman dan juga berbagai menu khas Nusantara yang dimodifikasi agar lebih modern.

"Pesan dulu ya? Mau apa?" Tanya Eita.

"Cendol Affogato aja deh,"

"Bentar ya gua pesen dulu," Ucap Eita yang beranjak untuk memesan, sedangkan [Name] mengangguk sebagai jawaban.

Sengaja entah tak sengaja, Eita meninggalkan handphonenya. Awalnya [Name] tak peduli dengan suara notifikasi serta layarnya yang mati-hidup.

Namun karena penasaran sekaligus risih karena suaranya, [Name] sedikit mengintip layarnya. Disitu banyak menampilkan notifikasi yang membuat [Name] kaget.

"Oh?" Gumam [Name].

'Kalo dia punya cewe, kenapa ngajak aku terus?'

Tak lama setelah itu, Eita kembali dan duduk ditempat duduk semulanya.

"Udah?"

"Ya, udah," Eita mengangguk sambil tersenyum. "Ayo, bab mana yang mau di revisi?"

"Tapi sebelum itu, aku nanya dulu boleh gak?"

"Ya boleh dong, mau nanya apa?"

"Emang gapapa kalo kamu ngajak aku pergi berdua terus?" Tanya [Name]. "Takut cewe kamu berburuk sangka sama aku nanti,"

"Cewe?" Senyum Eita digantikan dengan kerutan di keningnya bingung. "Gua gak punya cewe,"

"Itu, maaf tadi aku gak sengaja ngeliat layar hp kamu, disitu keliatan cewe-cewe kamu ngechat kamu terus,"

"Oh itu," Eita senyum. "Itu bukan cewe gua, cuma fans doang kok,"

[Name] sedikit gak yakin. "Masa sih..? Kok sampai pakai sayang gitu? Eh– maaf malah banyak tanya,"

Eita menggeleng. "Gak, itu memang fans kok, tau kan fans gua kayak gimana? Mereka memang sering manggil gua begitu,"

"Ooke..?"

"Jangan percaya, gua mah masi single, itu cuma fans gua," Yakin Eita. "Oke?"

"Okee," [Name] mengangguk. "Udah gitu aja, bisa lanjut kan?"

"Iya, bisa,"

✧ㅤ✧ㅤ✧

Sekarang [Name] telah berada di rumahnya, dengan teman-temannya ikut serta karena bosan. Jangan lupa ada yang juga mau ngelihat skripsi [Name].

"Saran film lagi dong yang ada di netflix, Li!" Seru Tasya. "Harry Potter aku udah nonton, keren banget sumpah!"

"The Umbrella Academy boleh tuh!" Sahut Liya. "Yang main Aidan lho, lucu banget dia!"

"Halah, kamu mah cuma fokus ngelihat Aidan doang," Sahut [Name]. "Pemain lain di abaikan,"

"Gak gitu dong!" Bantah Liya. "Aidan kan lucu, ganteng– duh gak bisa di deskripsikan! Intinya dia sempurna!"

"Kumat," Sahut Maya malas.

"Eh Tasy, tapi genrenya ada komedi gelap lho," Ucap [Name].

"Apa masalahnya dengan genre?" Tasya mengibaskan rambutnya alay. "Genre tidak akan menghalangi jalanku,"

"Sinting," Sahut Maya malas.

"Ya ter–" Ucapan [Name] terpotong karena handphonenya berdering. "Diem bentar ya,"

[Name] berjalan ke pojok ruangan, guna agar temannya itu tak menguping. "Kenapa?"

"To the point banget?" Sahut laki-laki di telepon sana.

"Ada teman aku," Ucap [Name]. "Orang tua kamu gak marah?"

"Setidaknya tanya keadaan aku dong," Ucapnya. "Mereka lagi keluar, jadi aku nelpon kamu,"

"Aku tahu kamu baik-baik aja," Ucap [Name]. "Nelpon bentar lagi?"

"Tapi aku gak sebaik yang kamu pikirkan," Ucapnya. "Semoga engga, aku pengen denger suara kamu lama-lama,"

[Name] terdiam. "...Jangan gitu,"

"Maksudnya?" Bingungnya. "Salah gitu pengen denger suara kamu? Aku juga pengen kita kayak dulu lagi,"

"Ya, aku juga pengen gitu," [Name] mengangguk kecil. "Tapi kayaknya kita gak bisa kayak dulu?"

"Aku usahain bisa!" Serunya disana. "Kayaknya mereka udah balik, aku matikan dulu ya? Kalo bisa nanti malam aku telpon lagi,"

"Hm, iya, bye,"

"Bye sayang–"

Telepon dimatikan. [Name] memasukkan handphonenya ke sakunya dan duduk berkumpul lagi dengan teman-temannya.

"Siapa tuh?" Tanya Tasya kepo.

"Iya, siapa tuh? Sampe mojok segala lagi," Sahut Liya. "Pasti penting banget,"

"Ya, memang penting," Jawab [Name].

"Terus siapa??"

"Jangan-jangan itu pacarmu?"

T B C