"Sorry ya, Ra. Gue jadi ganggu istirahat lo,"
"Nooo, it's totally fine, Na. Gue juga kangen banget sama lo, makanya bela-belain ke sini setelah lo kabarin nggak dapat-dapat kendaraan terus," Inara menatap Lana lembut. "And by the way, I bought you something!" Inara merogoh tas kecilnya lalu mengeluarkan sebuah boneka chrochet berukuran mini.
"Baby Yoda?!" pekik Lana girang. Inara selalu ingat apa yang ia suka.
"Nih, gue bikin bareng nenek gue. She misses you a lot!"
Lana mengambil boneka Baby Yoda dari tangan Inara dan memeluknya gemas. "Ra, ini lucu banget! Thank you!" Lana meraih tubuh Inara, memberikan pelukan terima kasih.
Inara mengangguk sambil tersenyum. "Lo mau cerita apa?"
Tatapan Lana yang semula senang berubah jadi gusar. Ia teringat kembali kalau sebentar lagi, mau tidak mau, suka tidak suka, ia harus berurusan intens dengan Marvel.
"Jadi tentang Marvel.." Inara sudah menduga sejak Lana meneleponnya berkali-kali tadi pagi. Selama tujuh tahun ia mengenal Lana, empat tahun mengikuti setiap ceritanya dengan Marvel, dua tahun mendengarkan setiap kegalauannya tentang Marvel, tidak ada satu pun hal yang membuat perempuan itu gusar kalau bukan tentang Marvel. Lana pernah mengalami kecelakaan sekali setelah putus, pernah terjebak di jalan tol sendirian karena mobilnya mogok, pernah tertinggal bus ketika tiga puluh menit lagi harus ujian, tapi tidak ada satu pun peristiwa itu yang membuatnya harus menelepon orang lain berkali-kali. Inara tahu betul Lana selalu bisa menemukan solusi untuk masalah-masalah yang ia alami seorang diri. Tapi beda ceritanya kalau sudah soal Marvel Garendra Siregar.
"Lan, kenapa lo nggak jujur saja, sih?"
"Maksud lo?"
"Jujur soal perasaan lo," jawab Inara sekenanya. "Dia juga masih cinta sama lo, kan?"
"Gue nggak menemukan kemungkinan gue dan dia bisa sama-sama lagi, Ra,"
"Kenapa?"
Karena gue dan dia nggak mungkin. Bahkan jika gue nggak punya satu pun alasan untuk menjelaskan, gue dan dia akan tetap jadi ketidakmungkinan. Kalau ada satu sampai seribu alasan buat gue untuk sama-sama dengan dia lagi, gue yakin kami nggak punya satu pun di antaranya. Karena kami memang nggak mungkin. Siapa pun yang salah dulu, gue atau dia, bahkan kalau nggak ada yang salah sekalipun, kita tetap nggak mungkin. Separah itu, Ra. Begitu suara hati Lana yang sebenarnya ingin ia ungkapkan kepada Inara. Tapi ia mengurungkan niatnya dan berakhir dengan jawaban, "It's just, impossible."
Bagaimana caramu menjelaskan perasaan yang bahkan kau sendiri pun tidak mengerti bagaimana bentuknya, dari mana asalnya, dan apa nama yang pantas untuk mewakili perasaan itu? Lana kira sebulan dua bulan sudah cukup untuk menyelesaikan semua urusannya dengan Marvel kala itu. Nyatanya tidak, meskipun di sampingnya ada orang lain, meskipun Lana telah berlari sejauh mungkin untuk menghindar, pikiran tentang Marvel tetap mendominasi kepalanya dan Lana benci fakta bahwa ia merasa tidak tahu apa-apa tentang bagaimana menghadapi perasaan tanpa nama itu.
Kata orang, itu namanya gagal move on. Tapi apakah sesederhana itu? Lana pernah menjadi orang paling denial sedunia ketika ia bersikeras mengatakan pada semua orang bahwa ia membenci Marvel. Ia memblokir Marvel dari kehidupannya. Mengingat-ingat—bahkan membuat list—keburukan Marvel selama mereka berhubungan. Ia mencatat semua sifat, kebiasaan, dan hal-hal jelek dalam diri Marvel, berharap bisa mengundang kebencian luar biasa yang mungkin akan membuatnya muak. Tapi Lana salah, kebencian itu membuatnya semakin terobsesi. Menarik Marvel semakin dekat.
Selama dua tahun, pola hubungan Lana dan Marvel jadi semakin tidak jelas. Sebentar damai, sebentar bertengkar, lalu sisanya diisi dengan perang dingin. Tidak ada yang benar-benar paham akan hubungan mereka. Marvel dan Lana, bagaikan siklus yang tidak punya ujung untuk berhenti.
YOU ARE READING
Endless Loop
RomanceApa batas yang pasti antara logika dan perasaan? Bisa jadi batas itu terlalu tipis dan rumit sampai sulit untuk dimengerti. Seperti halnya yang terjadi antara Lana dan Marvel, batas itu terlalu rumit untuk ditegaskan. It's just like an endless loop...
