03. Huellas de Mauren

77 21 0
                                    

Jejak Mauren
-

Hari kedua sejak mereka tiba di gedung pengasingan.


Tanpa sekolah, tanpa hiburan, tanpa fasilitas mewah layaknya asrama gedung Laurent.

Di lantai dasar hanya ada sebuah televisi kuno yang menayangkan acara hitam putih, acara yang di tampilkan pun tidak menarik sama sekali membuat kedua gadis ini semakin bosan.

Setelah sarapan Julia dan Diana memutuskan untuk duduk bersantai di ruang tamu gedung.

Setidaknya lebih menyenangkan dibandingkan mengurung diri di dalam kamar mereka yang suram dan dingin itu.

Sejak pagi mereka hanya bertemu dengan para Nona penjaga yang menyajikan masakan sederhana untuk mereka sarapan.

Tidak ada tanda-tanda dari Tuan penjaga ataupun dua siswa dari asrama pria.

"Mereka kemana sih?"

Julia hanya mengendikan bahu tak tahu.

Julia sibuk membaca koran - koran yang sedari tadi berserakan di atas meja ruang tamu.

"Penjelajahan aneh seorang siswi smp terdampar di abad lain."

Julia membolak-balik halaman koran tersebut.

"Hal - hal berikut yang di alami siswi tersebut saat terdampar di abad lain."

"Berita macam apa ini? Aneh."

Julia tertawa melihat judul serta penjelasan di dalam koran tersebut.

Bagaimana bisa seorang manusia terdampar ke abad lain?
Memangnya mesin waktu telah di temukan?

"Diana, keliling sebentar yuk."

Diana yang juga merasa bosan itu pun menyetujui ajakan Julia, keduanya kini berjalan - jalan di sekitaran halaman gedung pengasingan.

Walaupun terasingkan, halaman gedung ini benar-benar sangat terawat.

"Julia! Lihat, kupu-kupu kuning."

"Cantik."

Tiba - tiba raut wajah Diana menjadi sendu.

"Kalau ada Mauren pasti dia senang, Mauren kan pecinta kupu-kupu."

Julia menghela nafas.

"Mau cari Mauren?"

"Iya."

"Ayo balik ke kamar, terus kita nyamar dan datang ke sekolah."

"Tapi kalo ketemu Nyonya Semi gimana?"

"Kau pikir kita akan ke asrama wanita?"

"Maki?"

Julia mengangguk.

"Kita minta penjelasan dari dia."

Lalu Julia dan Diana kembali ke kamar mereka, mengambil sepasang seragam lengkap dengan jubah kebanggaan Leucant Academia.

"Kalo kita ketahuan bagaimana?"

"Tinggal lari."

Diana menatap jengah Julia.

Anak ini benar - benar di luar nalar.

Keduanya kini mengendap - endap untuk lari dari gedung pengasingan.

Hingga akhirnya mereka sampai di stasiun bawah tanah.

Diana masuk lalu di ikuti oleh Julia di belakangnya.

Paradox : Strange World | &Team.Место, где живут истории. Откройте их для себя