02. Exilio.

87 25 2
                                    

Pengasingan
-

Suara bel tengah berbunyi, memekakkan telinga siapa saja yang mendengarkan nya.

Kini seluruh siswa siswi akademi sedang dalam masa pemeriksaan.
Setiap penghuni kamar akan diabsen oleh kepala asrama-Nyonya Semi.

"Julia, Mauren dimana?"

"Seharusnya dia udah disini."
Ujar Julia setengah panik.

"Diana, coba hubungin Mauren."

"Kau gila? masa absen sedang berjalan. Kalau kita ketahuan pakai handphone disini, yang ada kita akan di pindah ke gedung pengasingan."

"Persetan dengan gedung pengasingan, kalau Mauren tidak ada hukuman nya akan tetap sama. Kita akan di pindah ke gedung pengasingan juga Diana!"

Diana dengan gelisah pun merogoh lemari pakaian nya, mengambil ponselnya dan menyalakannya.

"Tapi Mauren membawa handphone tidak?"

Julia sontak merogoh lemari Mauren, tangannya meraba-raba isi di dalam lemari tersebut.

"Handphone nya tidak ada, pasti dia membawanya. Coba hubungi saja."

Diana duduk di atas kasur sembari jari - jarinya mengotak - atik nomor di ponselnya.

Sementara Julia memantau dari jendela memastikan kalau Nyonya Semi belum tiba di kamar mereka.

"Halo, Mauren."

"Halo?"

Perhatian Julia teralihkan, ia menatap Diana yang sibuk menghubungi Mauren itu dengan tatapan khawatir.

"Kenapa? Mauren kenapa?"

"Tidak ada suaranya."

"Tapi diangkat kan?"

Diana mengangguk cepat.

Julia mengambil alih ponsel Diana, dan menyuruh Diana untuk mengawasi dari jendela.

"Halo Mauren, kau dimana?"

"Mauren?"

Tidak ada jawaban panggilan pun di matikan sepihak oleh Julia.

Ia kembali bangkit mencari - cari buku catatan milik Mauren.

Ia membuka buku itu dengan tergesa dan mencari nomor Maki di dalam sana.

"Halo, Maki?"

"Ya?"

"Kemana Mauren?"

"Sejak pukul 8 tadi udah pulang."

"Pulang apanya, ini sudah pukul 9 dan Mauren masih belum pulang!"

"Apa? Ah senior, maaf kepala asrama datang. Aku matikan ya."

Panggilan kembali terputus.

"Maki sialan."

"Julia."
Panggilan Diana mengalihkan pandangan nya.

Diana menunjuk ke arah pintu yang tertutup.

Dari luar terdengar suara ketukan.

"Kamar 403, waktunya absen."

"Diana bagaimana ini?"

"Maki bilang apa?"

"Maki bilang Mauren sudah pulang dari jam 8, tapi sampai sekarang dia belum pulang juga."

"Kamar 403. Saya peringatkan!"

"Julia aku tidak mau ke gedung pengasingan."

"Kau pikir aku mau?"

Paradox : Strange World | &Team.Where stories live. Discover now