~~Ch. 47 [Aether & Yuuki POV]

Mulai dari awal
                                    

Amber menundukkan kepalanya sedih. Aku tidak habis pikir dengan apa yang kudengar, ternyata Yuuki begitu banyak pikiran hingga segitunya?

"Tidak apa, Amber. Nanti aku saja yang akan mencarinya."-Aku.

Ini membuat Amber sedikit lega.

"Ah, syukurlah kalau begitu. Kalau ketemu Yuuki-chan, tolong sampaikan padanya agar lekas membaik ya? Aku pergi dulu, aku masih ada tugas."-Amber.

Amber melambai pada kami ebelum pergi. Kami melambai balik padanya dan tersenyum, tetapi tak lama kemudian senyumku memudar lagi. Aku tertunduk menatap meja.

"Huuuh, Yuuki kenapa jadi begitu sih? Aether cari Yuuki sekarang, yuk! Paimon khawatir dia kenapa-napa!"-Paimon.

Ucap Paimon dan langsung melayang dari tempat duduknya. Aku menatapnya dan mengangguk. Aku berdiri dari kursi.

"Ya, ayo kita mencarinya"-Aku.

Kami mencari Yuuki kemana-mana, di Wolvendom, Springvale, Windrise, di mana pun sama sekali tidak ketemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami mencari Yuuki kemana-mana, di Wolvendom, Springvale, Windrise, di mana pun sama sekali tidak ketemu.

Jantungku berdetak begitu keras dan menyesak semakin kami tak menemukannya di mana pun. Kemana dia pergi? Mengapa dia pergi? Aku masih membutuhkanmu Yuuki, kau kemana? Tolong pulanglah!

Pada akhirnya, hasilnya nihil. Kami pulang saat menjelang sore dengan wajah ditekuk. Aku tertunduk lesu sembari berjalan di samping Paimon.

"Aduuh, Yuuki mana sih? Dia pergi ke mana?"-Paimon.

Si pemandu melayang ke sana kemari dengan cemas sambil menggigit kukunya.

Dimana Yuuki berada? Bagaimana jika dia terluka atau terjadi sesuatu yang buruk padanya? Skenario terburuk yang kubayangkan adalah dia benar-benar pergi meninggalkan kami...

Tunggu...

Tidak...

Tidak mungkin kan?

Dia tidak benar-benar meninggalkan kami kan?

Aku masih membutuhkannya....

Dia dan Paimon hanyalah yang kupunya...

Jika dia pergi, aku....

Kepalaku terisi hal-hal buruk yang bisa saja benar-benar terjadi. Tanganku gemetaran dan aku tidak bisa mendengar apapun selain dengungan dan suara detak jantungku, nafasku mulai tak karuan selagi aku panik dalam diam.

"Pengelana! Pengelana! Aether!"-Paimon.

"Ah...!"-Aku.

Aku tersentak saat mendengar suara Paimon yang menyadarkan lamunanku, inderaku mulai bekerja kembali begitu mendengarnya memanggil namaku.

Paimon menatapku khawatir dengan mata berkaca-kaca.

"Aether jangan nangis..."-Paimon.

Ucapnya dengan sedih.

Pendekar Teyvat | GENSHIN IMPACT x SAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang