1. Sudden

12 1 0
                                    

2057, CyberZero

Kabut tebal yang menyelimuti fajar, bangunan yang berhadap hadapan telah terlihat batang hidung pemiliknya. Suara keramaian yang menjadi lagu setiap pagi. Pemilik kamar nomor 126 itu, berusaha meraih alarm yang membuatnya sedikit kesal karena bunyinya.

"si*lan, sudah jam 5. Haaah... seharusnya kemarin aku tidak tidur larut". Ujarnya tanpa membuka kedua matanya itu.

Walau malas, lelaki itu tetap harus bangun untuk melanjutkan kegiatan kuliahnya. Chaiden Ackerley namanya. Sosok laki laki yang berkuliah di Universitas cukup ternama, Hardword Univesity. Ia cukup mahir dalam bidang sains. Bisa dibilang jurusan yang dia ambil adalah kedokteran. Sekarang, laki-laki yang berusia 20 tahun ini menetap di kosan dekat tempat ia berkuliah.

Untuk mempersingkat waktu, Ia memakan makanan yang tertera di atas meja, tangan kanannya memegang sendok, tangan kirinya memegang handphone nya, sedang matanya teranah pada berita pagi itu.

"Pukul 3 pagi tadi, Jade Guea 18 tahun asal CyberWide ditangkap atas dugaan pembunuhan kepada saudara EK (18). Saudara EK ditemukan tewas dengan robekan dilehernya, sedang robekan lainnya terdapat dipunggungnya. Barang bukti bahwa JG (18) membunuh saudara EK (18) adalah terdapat pisau karter yang bersimbah darah didekat EK (18). Saat itu pula JG (18) sedang berada diposisi. Polisi CyberWide menyatakan Jade Guea mengalami gangguan kejiwaan...-"

Tik.

"Jam berapa ini? Aneh aneh saja, padahal CyberWide pernah dijuluki sebagai kota teraman karena hukuman yang telah dideklarasikan, kenapa sekarang malah ada yang nekat membunuh. Haaah, mungkin jawabannya tidak akan jauh jauh dari masalah ekonomi. Gila, aku telat".

.
.
.
.
.
.
chat
[Dave]

Sudah lihat berita hari ini?
(read)

Oh, yang pelakunya mengalami gangguan kejiwaan?
(read)

Tepat! Tapi sejujurnya aku tidak yakin 100% bahwa ia memiliki gangguan kejiwaan
(read)

Alasan?
(read)

Kau menontonnya sampai akhir?
(read)

tidak.
(read)

Harusnya kau menontonnya sampai habis, teknologi sudah sangat canggih, kau bisa melihatnya dimana mana
(read)

Tidak tertarik
(read)

Kau dimana?
(read)

Sedang jalan menuju kesana
(delivered)

.
.
.
.
.
.
.

Langkahnya hampir mendekati ruang kelasnya, kemudian terhenti ketika melihat kerumunan di tengah lapangan. Naluri manusia, pasti akan menghampiri apa yang sedang terjadi di sana.

"Permisi, maaf, ada apa ini?"

"A-ada orang bunuh diri!!!!! Darahnya keluar banyak sekali!!!! Bagaimana!!!? Dia tidak akan selamat! Dia mati!!!"

"Bertenanglah, kita bisa memanggil polisi tentang ini"

"Bagaimana bisa tenang!!!?"

Samar samar terdengar suara familiar memanggil namanya. Chaiden menoleh ke belakang dan mendapati Dave disana. Temannya itu memberikan kode dengan
tangannya untuk menjauh dari sana. Mahasiswa kedokteran itupun keluar dari kerumunan dan menghampiri Dave.

"Ayo, kita pergi saja". Dave menarik tangan Chaiden dan menjauh dari sana.

"Dave, kenapa?"

"Itulah terkadang kita memang harus menyimak berita walau sesekali"

Ucapan Dave, membuat Chaiden buru buru melihat ponselnya dan membuka berita yang baru saja pagi tadi ditayangkan.

Morning News
"... JG (18) terus memberikan pernyataan yang sama bahwa ia melihat sosok yang terus mengeluarkan darah, kukunya panjang dan tajam, serta mencoba mengincar EK (18). Ia berniat mencoba membantu dengan pisau karter yang ia bawa. JG berhasil menusuk sosok yang belum diketahui kebenarannya tersebut, namun ternyata ia tidak mati semudah itu. EK sudah diserang duluan, namun JG berlari untuk menyelamatkan dirinya karena sadar bahwa sosok itu bukanlah manusia normal, begitulah pernyataan JG terkait kematian EK (18). Saya akan kembali setelah-".

.
.
.
.

"Apa ini asli?"

Dave mengangguk.

"Hubungannya dengan teman satu fakultas kita yang bunuh diri?, Ayo kembali".

Chaiden menarik tangan temannya itu, tetapi Dave menepis.

"Dia juga diserang seperti Jade Guea"

Mendengar ucapan Dave, tentu tidak semudah itu bagi Chaiden untuk menerima dan mempercainya.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Chaiden serius.

Ia membalikkan badannya lagi dan berhadap hadapan dengan Dave. Tatapannya mulai serius, kedua tangan lelaki itu dimasukkannya ke dalam saku celananya.

"Kalau diteliti tubuhnya, dia mendapati robekan yang sama seperti JG. Robekannya tertutup oleh darah, tetapi jika melihat lebih teliti lagi, kau akan mendapatinya".

Disela sela perbincangan mereka, terdengar suara teriakan dari arah ruang dekan. Keduanya menoleh dengan jantung yang tiba tiba berdetak sangat kencang sampai sampai mereka berdua bisa mendengarkan degupannya mereka sendiri.

"TOLOOOOONG, AMPUUUUNNN AKU BELUM MAU MATIII, SI*LAN SAKIT SEKALIIII, BANTU AKU TUTUP DARAHNYA!!!!!!!!! BANT-"

Setelah itu mereka berdua tidak lagi mendengar teriakan itu. Mahasiswa lainnya berlari seperti kelompok laron yang berterbangan.

Chaiden berlari ke arah sumber suara, sedangkan Dave masih mencerna apa yang terjadi. Lelaki yang berumur 20 tahun itu, terkejut melihat dekan yang sudah terkapar di lantai. Terdapat garis jejak darah dari ruang dekan sampai ketubuh si Dekan. Singkatnya, kemungkinan Dekan terluka ketika di dalam ruangan kemudian berusaha keluar tetapi karena tubuhnya yang sudah mengeluarkan banyak darah membuatnya tak mampu untuk bertahan.

Lelaki itu berusaha untuk melihat apa yang terjadi di dalam ruangan dekan. Ia memperlambat langkahnya agar tidak dapat didengar.

Kriet.

"Si*l"


Experiment 86 : Sudden
chocolatetweens

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Experiment 86Where stories live. Discover now