02. Bakso

147 62 47
                                    

Sekarang semuanya sudah berkumpul di meja makan

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Sekarang semuanya sudah berkumpul di meja makan. Pagi ini Daffa sedang malas bereksperimen, jadi hidangan nya normal-normal saja, ada ikan tongkol, sambal terasi, telur balado dan tahu goreng.

Di sekeliling meja makan terdapat 14 kursi namun yang terisi hanya 12 kursi saja karena Mas Tara sedang bekerja jauh di Singapore sana.  Setelah menyelesaikan pendidikan S1 nya, Tara bekerja di salah satu perusahaan fashion, lalu beberapa bulan setelah bekerja, ia dikirim dinas ke Singapore.

Kursi yang satunya lagi adalah kursi milik Babeh yang sudah di tinggal wafat pemilik nya sejak 3 tahun lalu. Babeh meninggal akibat kolesterol yang di derita nya.

Babeh sangat amat menyukai rendang, gulai, gorengan dan makanan berminyak lain nya, jadi sangat sulit melarang Babeh untuk menghindari makanan-makanan itu.

Yanto bersaudara pun tidak pernah menyangka, kalau rendang yang mereka puja-puja itu bisa merenggut nyawa Babeh.

Walau keberadaan nya sudah tak berguna lagi, namun sepertinya semua penghuni rumah enggan menyingkirkan dua kursi itu, siapa tahu Mas Tara tiba-tiba ada di depan pintu rumah lalu menginginkan sayur lodeh buatan Bunda.

Begitu juga dengan kursi milik Babeh, dulu Bunda bahkan masih menyiapkan piring untuk Babeh, hal itu dilakukan bunda selama satu minggu setelah kepergian Babeh, hingga akhirnya Bunda bisa menerima kenyataan pahit itu, namun Bunda masih tak mau memindahkan kursi milik babeh. Kursi itu masih berada di tempatnya dan akan selalu kosong saat waktu makan tiba.

"HIH KUWI IWAKE AKU!" (HIH ITU IKAN NYA AKU!). Protes Juan pada Ravi yang baru saja mengambil satu satu nya ikan yang tersisa di piring.

"AKU SING PERTAMA NDELOK!" (AKU DULUAN YANG LIAT!).

"GELUD NJOH!" (GELUD KUY!) .

Mendengar keributan Juan dan Ravi, tak ada seorang pun yang mau memisahkan mereka. Jujur saja, seisi rumah sudah muak dengan Juan dan Ravi yang tiada hari tanpa gelud.

Dari bocil sampe segede bagong gini tetep aja gelud, Bunda kira Juan dan Ravi nantinya akan akur jika sudah dewasa, tapi inilah kenyataan nya.

"Brisik amat tinggal di belah aja ikan nya." Satya yang sudah puyeng pun akhirnya menengahi mereka.

"Di bagi??? berbagi sama Juan?? sori sori tu sey aja ini mah, mana mau gue bagi-bagi makanan sama manusia kalong." Ujar Ravi.

"Idih gue juga gak mau yeh bagi-bagi sama elu!."

BRAAAK.

"STOOOOOP!!!!!". Haris yang daritadi diam menggebrak meja sampai-sampai beberapa piring di atas nya terangkat, sontak saja semua yang berada disana seketika menderita sakit jantung.

"Apasih mas?! Jantungku wis arep merosot meng sikil kie!." (Apasih mas? Jantungku udah mau merosot ke kaki nih!). Protes Reza.

"Aku nduwe kabar bagus." (Aku punya kabar bagus). Kata Haris dengan mulut yang masih penuh dengan Tahu.

Tentang | TREASURETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon