Setelah putranya duduk, Arthur mulai menerangkan maksud dan tujuan ia meminta putranya menghadap.

"Aaric, sebentar lagi orang suruhan selir Rosa akan mencelakaimu"beritahu Arthur pada putranya tanpa basa basi, setelah mengatakan hal tersebut Arthur melihat raut wajah sang putra yang tampak terkejut.

Aaric yang mendengar hal tersebut tentu saja terkejut, siapa yang tidak kaget kalau di beritahu bahwa akan ada hal buruk yang menunggu dirinya.Aaric menatap ayahnya dengan pandangan yang rumit dan menunggu penjelasan ayahnya lebih lanjut

"akan ada seseorang yang menjadi pionir Selir Rosa untuk memberikan racun pada makanan mu nanti tapi ayah belum tahu siapa dia, oleh karena itu Ayah sudah memerintahkan Lukas untuk memberitahu Kepala Pelayan agar mereka selalu waspada."lanjut Arthur

Arthur juga sudah mendapatkan beberapa nama pelayan baru yang bertugas di istana sejak minggu lalu, ia sudah menyerahkan data itu pada Lukas untuk di selidiki, menurut instingnya pelakunya tidak akan jauh dari mereka.Rosa tidak akan menggunakan pelayan yang lama karena itu memperbesar kemungkinan pelayan tersebut berkhianat sedangkan pelayan baru akan lebih mudah di kendalikan karena mereka tidak tahu apa-apa.

"Lalu apa rencana Ayah?"tanya Aaric langsung, karena tidak mungkin Ayahnya memanggil ia kemari hanya untuk memberitahukan hal ini, ayahnya pasti sudah memiliki rencana.

"Tujuan Rosa meracuni mu adalah untuk mencegah dirimu menyampaikan sambutan saat pesta malam nanti jadi mari beri ia kejutan"ucap Arthur dengan seringainnya

Aaric mendengar penjelasan ayahnya dengan penuh ketertarikan, akan menyenangkan melihat wajah kekalahan dari Selir Rosa.Sudah cukup selir Rosa dan Arguz berlaku semena-mena terhadap dirinya, ia menahan diri terhadap sikap mereka berdua karena menaruh hormat pada ayahnya dan tahu bahwa ayahnya sangat menyayangi mereka berdua.Sebenarnya ia sempat marah saat ayahnya membawa seorang perempuan apalagi dengan seorang anak yang usianya tidak beda jauh dengan dirinya.I makin marah saat ayahnya mengabaikan mereka dan berlaku kejam terhadap ibunya.

Tapi selama beberapa minggu ini, ayahnya memang berbeda, mulai dari sering tersenyum dan kembali peduli terhadap mereka dan yang lebih mengejutkan adalah bagaimana ayahnya mengabaikan selir Rosa dan Arguz, Ia senang dengan fakta perubahan ayahnya, ia juga melihat tatapan tulus dan kadang penyesalan di mata ayahnya saat mereka sedang mengobrol berdua, Ia tidak tahu apa arti tatapan itu.

"Saat jam makan siang nanti, mintalah pelayan mengantarkan makanan milik mu ke kamar, lalu bersiaplah seolah kamu akan makan, saat itu para pelayan dan Dokter istana akan memalsukan kejadian tersebut sementara itu istana akan di hebohkan dengan kabar keracunan sang putra mahkota, para penghuni istana akan berbondong-bondong kesana terutama selir Rosa, ia akan memastikan rencananya berhasil atau tidak."jelas Arthur panjang lebar pada Putranya

"Ayah akan bertindak seolah-olah memihak Selir Rosa untuk itu rencana ini hanya kita yang boleh tahu"ucap Arthur yang menimbulkan kebingungan di wajah Aaric.

"Maksud Ayah kamu tidak boleh memberitahu rencana ini pada ibumu, biarkan dia bereaksi dengan spontan dan natural".Bukan tanpa maksud Arthur berkata demikian, ia ingin melihat bagaimana istrinya memarahi dirinya, aneh memang.

Flashback Off

Ratu Catherine yang melihat putranya saat ini pun tidak kalah terkejut, bukankah putranya keracunan dan sedang tidak sadarkan diri tapi kenapa sekarang malah terlihat sehat dan tidak terjadi apa-apa.

"Ada apa sebenarnya ini"batin ratu Catherine seraya menatap sang suami yang saat ini tidak tampak terkejut sama sekali, ia malah tersenyum seolah-olah tahu ini akan terjadi.

Aaric berjalan menuju podium sebelum itu, ia sempat memberikan hormatnya pada sang raja dan ratu.

Arthur pun memberikan senyuman dan anggukannya pada sang putra sementara Catherine tidak dapat menahan rasa syukurnya saat tahu bahwa putra baik-baik saja, wajah yang tadinya suram kini tampak tersenyum dengan sumringah, ia senang dan terharu putranya ada disini dengan kondisi yang tampak sehat.

KING SECOND LIFEWhere stories live. Discover now