BICARA

222 17 0
                                    

Pov : Min Suga

Aku terbangun dengan sangat bahagia. Bagaimana tidak, kekasihku ada di pelukanku saat ini. Nafasnya yang teratur membuktikan dia tidur sangat nyenyak.
Aku mengulurkan jari telunjukku. Menyentuh wajahnya. Mengikuti alur dari dahi, hidung mancung, bibir cherry dan dagu yang sangat ku sukai. Dia cantik dan dia milikku.

Aku mengingat wajah malunya semalam saat pulang. Tapi dia berubah menjadi lebih agresif saat kami hanya berdua. Rindu benar-benar bisa merubah seseorang, dan aku menyukai keagresifannya.

 Rindu benar-benar bisa merubah seseorang, dan aku menyukai keagresifannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hoseok menggeliat pelan, matanya perlahan membuka. Saat mata kami bertatapan, semburat merah itu muncul lagi.Dia langsung menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Sangat menggemaskan.

"Hey." Sapaku

"Kau kenapa memandangiku seperti itu?" Tanya nya dari balik selimut.

"Apa masalahnya. Aku memandangi kekasihku yang semalam luar biasa." Jawabku menggoda.

" Yak, diamlah Min Yoongi." teriaknya.

Aku tertawa melihat kekonyolan tingkahnya. Kami telah melakukan ini berkali-kali tapi dia tetap malu seperti saat ini. Dia menggenggam erat-erat selimut di wajahnya. Aku berusaha menggelitik pinggangnya dan itu berhasil.

" Hentikan, ku mohon." pintanya.

"Ini masih pagi, kita masih bisa sedikit lebih lama bersama bukan?" Tanyaku.

" Ach...maaf mengecewakanmu. Hari ini aku akan melihat lokasi syuting untuk MV terbaruku."

"Ku rasa kau menjadi lebih sibuk saat solo."

"Yah...kau benar. Aku harus menyelesaikan album ku. Dan setelah itu aku punya 1 single baru."

"Lagi?"

"Yah..aku sudah membuatnya. Jadi aku harus menyelesaikannya bukan?"

"Aku benar-benar kagum padamu. Kau pekerja keras."

"Kau juga. Aku harap kau membuat banyak lagu."

"Tentu saja."

"Bekerja keraslah. Aku akan selalu mendukungmu.'

"Gomawo Chagiya." Jawabku sambil mencium pucuk kepalanya.

Hoseok membersihkan diri dan bersiap pergi. Aku membuatkan sanwich dan susu untuk sarapan kami.

Setelah dia pergi, aku mengambil ponsel dan mencari kontak Taehyung. Aku merasa memang seharusnya kami bicara.
Ku kirimkan pesan untuk mengajaknya bertemu. Dan dia menyetujuinya

Dan disinilah kami sekarang. Dia kedai soju langganan BTS. Pemilik kedai sudah hafal dengan semua member. Mereka menyiapkan 1 ruang privat khusus untuk para selebriti.
Aku datang 10 menit lebih dulu dari Taehyung.

"Anyeong Hyung. Maaf aku terlambat."

"Tak apa Taehyung-ah. Duduklah."

"Kau tak sibuk? Apa kegiatan mu sekarang?"

"Aku akan ke luar negeri. Brand yang ku pegang mengadakan pameran."

"Oh...ya."

"Hmm... Hyung. Ada apa?"

"Yah..kurasa kita perlu membicarakan ini sebagai teman juga sebagai laki-laki."

"Oke."

"V, maaf atas sikapku. Aku merasa buruk untuk itu."

"Tak apa."

"Aku jujur merasa tak aman karenamu. Aku tidak buta untuk melihat seberapa berminatnya kamu kepada Hobi. Aku tak membatasi interaksi siapapun kepada Hobi selama itu dalam konteks Teman. Tapi...!!!'

"Tapi..?"

"Tapi kau berbeda. Kau menginginkannya."

"Aku akui itu benar. Aku menyukainya. Aku menyukai dia sebesar kau menyukainya kurasa."

"Iya, itu maksudku. Aku merasa terganggu dengan itu."

"Tapi Hyung, Mianhae. Aku tak semudah itu melupakannya. Aku butuh waktu sedikit lebih lama lagi. Saat aku menyadari rasa ku pada Hobi Hyung, aku mendekatinya. Aku melakukan banyak cara untuk mendapat atensinya. Tapi pada akhirnya, dia memilihmu. Awal aku tau, aku benar-benar frustasi. Karena kau temanku, aku tak berminat bersaing denganmu. Ketika aku menemukan dia pingsan dirumahnya dan mendengar tangisannya saat tertidur, kepedulianku tumbuh lagi untuknya. Katakan padaku, apa yang bisa kau lakukan untuk membantuku. Sebagai teman. Tolong aku. Tidak hanya kau disini yang terganggu. Perasaan ku pada Hobi Hyung juga sangat menyakitiku."

"V,mianhae. Aku tidak tau perasaanmu sedalam itu. Aku berfikir bahwa kau hanya memiliki ketertarikan saja padanya."

"Aku akan tetap memilih persahabatan kita. Tapi ku mohon, lakukan sesuatu untuk membantuku." V menangis sekarang.

" Arasso. V, ungkapkanlah perasaanmu padanya. Aku memberikanmu ijin sepenuhnya. Kurasa, hanya itu yang bisa ku lakukan untukmu."

"Hyung....!!!"

"Tak apa, aku yakin, jika kau sudah mengungkapkan apa yang kau rasakan. Kau akan lebih mudah melepaskannya."

"Mianhae Hyung...!?!"

Melihat V menangis seperti anak kecil benar-benar membuat ku sakit. Bukan ini yang aku harapkan.
Kesalahan ku dan Hobi yang tidak terbuka membuat 1 orang terluka. Andai sejak awal, sebelum perasaan V tumbuh subur, kami menunjukan hubungan kami. Mungkin akan lebih mudah untuk V membunuh perasaannya sendiri.

Blood, Love & TearsWhere stories live. Discover now