Chapter 1 : Lara

18 1 0
                                    

suara riuh para siswa memenuhi SMA Strada, setelah seharian bertempur di dalam ruangan kelas kini para siswa terbebas saat bel pertanda waktu pulang berbunyi.beberapa siswa bahkan berdesakan berebut untuk keluar lebih dahulu.

suhu hari ini cukup terik meskipun jarum jam sudah menunjukkan pukul 3 sore matahari masih terasa diatas kepala.

tapi hal itu tak berlaku bagi sekelompok anak muda yang tengah duduk diatas motor sport mereka.dibandingkan siswa siswi lain yang bergegas pulang mereka lebih memilih berbibcang entah mendiskusikan apa.

"eh.. tau g tadi ada murid baru di kelas sebelah?"

"emang ada?cewe?cowo?"

" iya, td clara chat gua"

"serius..cewe atau cowo SAT"

PLAKK

"sante monyet"

"emang apa gunanya kalo lu tau di cewe apa cowo hah!"

"sakit tau ver..."

"yahh kalo cowok gua harus waspada siapa tau ngalahin gabtengnya gua, kalo cewe...harus digaet lah .tapi kalo cantik sih"

"yeeee kagak cantik aja syukur syukur mau ama lu. apalagi cantik nyadar kii"

TOELL

remaja bernama riski itu mengusap kepalanya , sudah kena geplak sekarang ditoel mana sampe kek orang maunusuk sampe otak lagi.

"heh ver..lu yaaa suka banget nistain gua, goa doain jodoh lu galak , mampus lu"

" hayolo roo doa orang kesiksa batin kadang kekabul do, ya enggak guys"

anggota lainnya mengganguk.

"heh riski billiar, gua bilang berulang ulang kali panggil gua vero, VERO jangan ver ver, kalo mo nyingkat ro aja tai nanti apa kata org dikirain gua cewe lagi"Vero merangkul riski

" WEH ANJG VERR ASEMM KECUTT ANJGG KETEK LUU...UEEKKKK"

Riski memberontak sekuat tenaga menahan gejolak perutnya yang ingin keluar.

sedangkan teman temanya tertawa terbahak-bahak Riski dan vero adalah musuh dalam abadi geng mereka. vero si ketua
basket strada, ia adalah anggota tertua di geng mereka, sedangkan riski adalah anggota termuda. bahkan riski satu satunya anak smp yang masuk ke geng mereka.

jika dipertemukan seperti ini keduanya akan membuat keributan, tetapi jika dipisahkan mereka akan saling mencari layaknya kekasih.

"Cabut"

mendengar instruksi itu para remaja yang saling bercanda itu memusatkan perhatianya disatu posisi dimana seorang remaja lainya tengah menunggangi satu satunya motor berwarna biru diantara motor hitam anggotanya. memakai helm dan bersiap pergi.

"yaelah bos ma slalu gitu buru buru" sahut Riski

" udh cabut, ke markas" Vero menarik jaket Riski mendorongnya menuju ke motornya. lalu ikut naik ke motornya sendiri diikuti anggota lainya pun langsung menyusul.

°°°

disebuah halte seorang gadis tengah duduk mengayunkan kedua kaki nya yang berbalutkan sepatu putih seputih kulitnya.

ia baru saja menelfon pamannya untung datang menjemput nya karna supirnya mengirimkan pesan bahwa ia tidak jadi menjemput nya hari ini karena mobil yang ia gunakan mogok dan sekarang dalam proses perbaikan di bengkel.
dan akibatnya ia harus menunggu cukup lama.

bosan, sudah sepuluh menit bahkan hari mulai gelap dan pamanya belum datang bahkan bungkus permen sudah memenuhi tanganya.

"huhuh uncel aras kemana sih kok jemput lara lama sih" kembali membuka permen yupi berbentuk hati itu memasukan kemulutnya dan sampahnya ia masukan kegengamanya yang terlihat hampir penuh.

TIN...TIN...TINN..

mendongkak, menatap kearas depan. Lara tersenyum lebar melihat mobil milik pamanya sudah ada didepan mata.

" maafin uncle , princess"
seorang pria berjas trusn berdiri di hadapan Lara mengelus puncak kepala Lara , lalu menadahkan tanganya.

Lara mengedipkan kedua matanya bingung.

"uncle mau permen Lara?" Lara mendongkak menatap sang paman.

"maaf uncle permen Laranya habis tadi Lara makan terakhirnya soalnya unclenya lama"

Aras tertawa pelan, menarik tangan kiri Lara yang di penuhi sampah permen dan menaruhnya di saku jasnya.

"lepas"

"hah"mata lara membola

"buangnya di saku uncle?"

"iya, lepas nanti buang kalo udah nemu tempat sampah" Aras menatik lembut lengan Lara yang telah terbebas dari sampah menuju mobil.

"kenapa buangnya di saku jas?"tanya Lara

" emang Lara kau pegang terus sampe rumah ibu?"Aras menatap Lara sekilas

"ndk mau" Lara menggeleng

Aras tersenyum.menarik kedua tangan Lara dan membersihkan menggunakan tissue basah baby yang selalu tersedia di dalam mobil miliknya ,lalu menuangkan hand sanitizer ketangan keponakanya itu.

"gimana sekolah barunya?seru?"

mendengar pertanyaan sang paman Lara menunduk dan mengangguk pelan

"seru. hmm sedikit" mempertemukan jari jempol dan telunjuk Lara membentuk renggangan secenti di kedua tangannya.

mengembuskan nafas pelan, Aras mengelus kepala Lara.

"kenapa hmm"

"temenya banyak"sahut Laras

Aras mengerut dahinya

"trus?"

"cubit cubit pipi Lara" Lara mempoutkan bibirnya.

mendengar itu kekhawatiran Aras sirna tergantikan oleh tawa.

T.B.C

okey guys jadi ini my new story
Kalo kalian blgin gua menduaa yah gitu 😁
Gua menduaka ayuna bociill gemoynya gua
Tpi g akan kok nextnya bakalan gantian.
Soalnya gua g bisa stuck mikir alur ayuna kadang tiba tiba ada ide yang cocok buat cerita versi remaja ginj g cocok buat cerita si bocil

JD stay tunee Ama cerita baru. Besok insyallah gua upp castnya kek di cerita ayuna abis itu bakalan up lanjutannya dehh

Ingat Jan lupa vote , Ama komennyaa bestyy🙆😘

It's you (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang