Chapter 29

262 46 6
                                    

Haiii... Hari ini balikk lagiii.. Mon maap menunggu, Jangan jadi pembaca gelap ya. Kasih Vote sma Comment nya ya😁 Hargain Authornya...
.
.
.
.
.
.........................

Prilly melangkahkan kakinya memasuki salon Syerla, melihat kedatangan Prilly Syerla segera menghentikan pekerjaannya dan menyuruh karyawannya mengambil alih.

"Ada apa Pril? Kok kesini? " Tanya Syerla

"Mau remove nail art ini, Ali ngamuk" Jawab Prilly lalu duduk di sofa, Syerla menghela nafas kemudian mengambil peraltannya

"Dihapus atau diganti model? " Tanya Syerla lagi

"Diganti seri purple kyak kemarin yg gue tunjukin, Cewek yg loe maksud kmrin udah meninggal Syer" Jawb Prilly sekaligus menjelaskan, Syerla Tercengang tapi tak ingin banyak bertanya Ia mengangguk dan segera mengerjakan keinginan Prilly

"Sorry gara-gara gue Ali ngamuk" Tutur Syerla, Prilly memegang pundak Syerla

"Gapapa, Gue yang makasih karena loe gue jadi tau masa lalu Ali"

.
.
.

Sementara itu Ali keluar dari kamar dan berjalan menuju garasi melewati sang Mama yg ada di ruang tamu, Nyonya Reva menatapnya nanar . Ia tahu putranya pasti baru saja mengingat Indira karena matanya sembab apalagi tadi Prilly buru-buru ke salon karena perintah Ali tentang nail art.

"Mau kemana Li? " Tanya Nyonya Reva sedikit berteriak, Ali menghentikan langkahnya sejenak kemudian membalikkan badannya

"Mau keluar sebentar ke kafe" Jawab Ali singkat

"Yaudh hati-hati dijalan, jangan pakek mobil putih kata Papamu ada mesinnya yg rusak, pakek mobil hitam aja"

"Iya Ma" Ali melanjutkan langkahnya menuju garasi, Dilihatnya tiga mobil berjajar. Putih, hitam dan merah. Ali melihat kunci ditangannya dan yg Ia bawa adalah kunci mobil merah

"Males balik, pakek ini aja deh" Ali masuk ke dalam mobil merah itu dan segera pergi.

Sepanjang perjalanan Ali memikirkan Prilly, Ia merasa dirinya sudah melewati batas sebagai seorang suami. Tapi susah baginya mengendalikan emosi yang ada di dirinya. Ali memukul stir mobilnya kesal, Ia meraih handphonenya di kursi sebelahnya kemudian menghubungi Syerla. Syerla disebrang sna segera mengangkat telfon dari Ali.

"Halo Syer... "

"Iya Li? "

"Suruh Prilly pulang kalau udah selesai"

"Iya Li"

"Yaudah maksih"

Ali menutup telfonnya sepihak tanpa menunggu jawaban Syerla.

Kecepatan mobil Ali bertambah, Ia melewati jalan tol karena kafe yang ditujunya lumayan jauh. Sudah lama sekali Ia tidak berkunjung ke kafe itu setelah kematian Indira. Jalan Tol itu lumayan sepi membuat Ali menambah lagi laju mobilnya tanpa Ia sadari sebenarnya ada sedikit masalh pada rem mobilnya alhasil saat jalan menikung Ali tidak bisa mengendalikan mobilnya. Terpaksa Ia membanting stir ke kiri menghindari bus yang melaju kencang dan menabrak trotoar.
Kecelakaan tidak bisa dihindarkan, Ali setengah sadar penuh luka di wajahnya karena bagian kemudi mobilnya ringsek. Petugas tol yang mengetahui adanya kecelakaan segera mengevakuasi Ali.
.
.
.
.
.

Di salon Syerla, Prilly yang tampak bosan menunggu nail artnya selesai mengeluarkan handphonenya dan melihat-lihat instagram. Sebuah berita terkini lewat di berandanya, Prilly yg awalnya acuh dan melewati postingan itu tiba-tiba kembali lagi membaca postingan itu karena Ia melihat mobil merah milik Nyonya Reva dalam berita itu. Prilly membaca dengan seksama, seketika itu badannya bergetar. Dijatuhkannya handphone itu ke lantai, matanya berkaca-kaca. Syerla menghentikan aktivitasnya

"Ada apa Pril? " tanya Syerla

"A.. Ali kecelakaan" Jawab Prilly terbata-bata

"Hah? Dia baru aja nelfon gue" Syerla tak percaya kemudian memungut handphone Prilly dan membaca postingan berita tadi, Syerla terkejut langsung memeluk Prilly.

"Loe tenang, loe jangan panik... Kita udahin nail artnya yg penting udah gue remove. Gue anterin loe ke rumah sakit" Syerla mengelus bahu Prilly. Prilly terisak

"Gue.. Gue takut Ali kenapa-napa Syer"

"Nggak akan terjadi apa-apa, Ayo kita berangkat" Syerla menuntun Prilly

"Kalian urus salon, tutup kayak biasanya. Gue tinggal dulu" Ujar Syerla pada para karyawannya sebelum meninggalkan salon bersama Prilly menuju rumh sakit tempat Ali dilarikan.

.
.
.
.
.
.
.

Ali tersadar, dilihatnya selang infus ditangan mananya kemudian alat bantu oksigen di hidungnya. Tidak ada yang Ia rasakan selain sakit di kepala belakangnya, Ia mengamati sekeliling ruangan. Ia tampaknya masih sendri belum ada yang datang melihatnya. Ali tersenyum getir,

"Alhmdulilah, sudah sadar Pak" Ujar seorang suster yang masuk ke ruangan Ali untuk menyuntikkan obat di infusnya.

"Belum ada yang kesini sus nengok saya? " tanya Ali, suster itu tersenyum

"Mungkin sebentar lagi, tadi nggak ada yang bisa menghubungi keluarga anda karena HP anda tersandi" Jawab Suster dengan tenang, Ali mengehela nafas

"Yaudh Pak, saya permisi dulu. Anda bisa tidur sejam lagi sembari nunggu pihak keluarga tanda tangan persetujuan operasi. Anda harus melakukannya operasi karena tulang kepala belakang Anda ada keretakan yang takutnya melebar ke syaraf" Pamit suster sambil menjelaskan., Ali hanya tersenyum.

"Masih selamat aja dari kecelakaan maut kek gitu" Gumam Ali

"Tuhan masih baik sama loe Li" suara itu membuat Ali mengalihkan pandangannya pada Prilly dan Syerla yang sudah berdiri di depan pintu.

.
.
.
.
.
.

......

Mon maap pendek dulu. Besok pagi Lanjut lagi ya. Vote Comment ditunggu 🥰😍🤗

Crazy MarriageWhere stories live. Discover now