Chapter 27 (Situasi Panas) 🔥

293 37 5
                                    

Balik Lagiii Yukkk lanjut Bacaaaa
Ditunggu Vote & Comment nya biar makin seemangattt🥰🥰🥰🤭

...........        

"Balikin uang perusahaan dan tanda tangan pengembaliannya di Staff! Jngan smpai kamu dicap korupsi di perusahaan bapakmu sendiri. Lain kali gausah ikut investasi bodong" Tuan Syarief melempar sebuah kartu ATM pada Dio, Dio dengan tegang meraih kartu ATM milik ayahnya dan bergegas pergi.

"Ya Tuhan salah apa aku punya anak laki-laki dua nggak ada yang beres" Lirih Tuan Syarief frustasi

.........

Ali bergegas memasuki kantor, karena terburu-buru Iapun menabrak Dio yang baru saja keluar dari ruangan staff keuangan.

"Ngapain loe disini? " Tanya Ali pada Dio karena tidak biasanya Dio berurusan dengan keuangan kantor

"Eng... Cuma ngecek pengeluaran" Dio menjawab dengan gugup agar saudaranya itu tidak mengetahui kasusnya

"Ohhh... Yaudah gue mau meeting dulu" Sambung Ali lalu meninggalkan Dio, Dio menghela nafasnya lega sebab Ia sangat malas jika harus berdebat dengan si keras kepala itu.

Ali tanpa permisi masuk ke ruangan Tuan Syarief,

"Pa, meetingnya belum mulai kan? " tanya Ali sambil meletakkan beberpa berkas di atas meja Tuan Syarief

"Udah selesai, nggak lihat jam kamu" Jawab Tuan Syarief dengan ketus karena rasa kesalnya bertambah dengan pertanyaan Ali yg sama sekali tidak bermutu seperti orang tidak tau waktu

"Sewot banget sih Pa, Tadi Ali pikir masih keburu kan masih lebih 15 menitan"

"Udah keluar sana ke ruangan mulai, pusing Papa!!! " Tuan Syarief mengusir Ali untuk segera pergi dari ruangannya

"Ada apa Pa? " Tanya Ali heran karena tidak seperti biasanya sangat Ayah menyuruhnya untuk pergi dari ruangan

"Udah keluar!! Jangan bikin Papa tambah pusing... Lihat kamu sama kakakmu bikin Papa darah tinggi! Salah ngedidik kayaknya! Udah keluar sna! Inget juga jangan berantem lagi sama istrimu kalau masih kayak gitu angkat kaki kalian berdua dari rumah! "

Ali bergidik ngeri mendengar ujaran Tuan Syarief tapi Ia tidak berani tanya lebih jauh lagi apa yang membuat ayahnya marah sampai segitunya, dengan cepat Ia pun meninggalkan ruangan Tuan Syarief.

.........................

Sementara itu Prilly berencana hendak keluar ke mall mencari baju untuk calon bayinya yg sebentar lagi akan lahir, Ia meminta izin Nyonya Reva hanya ditemani sang sopir saja. Untuk menyenangkan hati menantunya Nyonya Revapun mengiyakan.

Prilly segera berangkat ke mall, sepanjang jalan Ia menatap layar handphonenya, Ada seseorang yang sangat Ia hubungi tapi rasanya tidak pantas setelah mendapat maaf Ali harus mengulangi kesalahan yang sama lagi. Prilly berusaha menahan jarinya untuk tidak sampai menyentuh kontak di handphonenya itu.

Tidak butuh waktu lama Ia pun sampai di Mall, Sang sopir menunggunya di Parkiran mobil. Dengan santai Prilly berjalan menyusuri mall sendrian, toko yang Ia tuju ada di lantai dua alhasil Ia harus naik lift untuk smpai kesana.

Di dalam lift Prilly bersama dengan seorang laki-laki yang sudah naik lift lebih dulu sepertinya laki-laki itu akan naik ke lantai yang sama. Tapi entah mengapa Prilly merasa seperti mengenalnya begitupun dengan baunya.

"Enggak mungkin, please lupain dia" Gumam Prilly sambil menepuk pelipisnya pelan,

TINGGG!! Lift sudah sampai di lantai dua, Prilly segera keluar Lift begitupun sangat Laki-laki. Prilly tidak berani menoleh ke arah laki-laki dibelakangnya takut jika laki-laki itu orang yang Ia maksud. Prilly dengan cepat memasuki toko bayi, Ia berusaha mengalihkan pikirannya dari Maliq dengan melihat-lihat perlengkapan bayi.

Crazy MarriageWhere stories live. Discover now