Bagian 28

3.7K 376 11
                                    

ASING

---

Sudah tiga hari sejak kematian Yuna, selama itu pula Sunoo tak hadir di sekolah. Bayang-bayang Yuna masih saja menghantuinya. Bisa dibilang, dia belum bisa melepaskan wanita itu sepenuh hati.

Ingin rasanya Sunoo bergelung saja di dalam selimut, tak perlu melakukan apa pun. Namun lagi, ucapan Ayahnya kemarin menyentaknya. Dia tak bisa terus bersembunyi di balik selimut. Kehidupan terus berjalan, tak bisa untuk dijeda. Benar, kan?

Tok, tok, tok ...

“Ya?”

“Sunoo, kau sudah siap?” tanya suara dari balik pintu.

“Sebentar lagi, Yah.”

“Baiklah, Ayah tunggu di ruang makan.”

“Iya.”

Sunoo kembali becermin. Merapikan pakaiannya lalu mulai memasang dasi di sekitaran leher. Setelah selesai, lelaki manis itu langsung mengambil tasnya dan turun ke bawah menyusul sang Ayah untuk sarapan bersama.

“Pagi, Nak.”

“Pagi, Yah.” Sunoo duduk di salah satu kursi makan, lalu mulai mengambil selembar roti tawar dan mengoleskan selai cokelat kesukaannya.

“Pulang sekolah Ayah akan menjemputmu.” Mendengar tawaran itu Sunoo mengernyit.

“Tapi aku bisa pulang sendiri.”

Jinyong tersenyum menatap anak semata wayangnya. “Sore ini kita akan pindah ke rumah Ayah. Rencananya rumah ini akan Ayah kosongkan untuk sementara waktu.”

“Yah?”

“Tenang saja. Ayah tidak akan menjual rumah ini, Sunoo. Ayah hanya ingin kamu merasakan suasana baru, itu saja,” ucap Jinyong .

Sunoo mengangguk mengiyakan. Ah, sepertinya dia memang membutuhkan suasana baru untuk tubuhnya. “Baiklah.”

Lelaki manis itu terdiam sambil melahap roti cokelatnya, lalu menenggak habis susu putihnya.
“Sunoo berangkat, Yah.”

“Iya, hati-hati.”

⸙⸙⸙

Ternyata hari Selasa,

Sunoo menghela napas berat sambil terus berjalan di koridor menuju kelasnya. Tepat di depan kelas, lelaki manis itu berpapasan dengan Sunghoon dan ketiga temannya dari arah berlawanan yang juga ingin memasuki kelas. Namun, seperti yang ia duga sebelumnya, lelaki itu berjalan melewatinya begitu saja. Mereka kembali seperti orang asing.

Sunghoon hanya meliriknya sekilas lalu berjalan dengan dinginnya mendahului Sunoo, diikuti Jay di belakangnya. Berbeda dengan Jake dan Heeseung yang sempat melemparkan senyum untuknya juga tatapan heran yang mereka layangkan pada Sunghoon.

Sunoo menghela napas.

Ini benar. Dia yang meminta lelaki itu menjauh. Kenapa juga dia harus sedih? Memang sudah sepatutnya dia menjauh dari lelaki itu, jadi tak ada yang harus disesalkan di sini. Yap, benar. Anggap saja mereka tak saling kenal, seperti sebelumnya. Benar, kan?

Sunoo menghela napas lalu mulai melangkah memasuki kelas yang cukup ramai.

“Haruto?” cicitnya saat dia melihat seseorang yang sudah lama tak ia jumpai. Sosok itu tersenyum, menampilkan sebuah cekungan indah yang mampu memikat siapa pun yang melihatnya.

“Hai, Sunoo!” sapa Haruto.

Sunoo mendekat, lalu memeluk sahabatnya itu, menyalurkan rasa rindu yang selama ini dipendamnya. “Kau sudah baikan, Haru?” tanyanya.

[END] TRAPPED BY YOUWhere stories live. Discover now