Bagian 20

4.4K 472 18
                                    

ALPHA KLAN STRIGOI

---

Sunghoon dan Sunoo kian hari menjadi semakin dekat. Sunghoon yang tadinya hanya ber ‘ham-hem’ ria, kini sudah mengeluarkan barang sepatah dua patah kata padanya. Garis bawahi, hanya padanya. Karena lelaki itu kembali menjadi sosok dingin jika berhadapan dengan teman Sunoo yang lain.

Sunoo sedikit merasa senang, ia seperti di istimewakan oleh Sunghoon. Ah, Sunoo merasa hanya dia satu-satunya lelaki yang berhasil dekat dengan Sunghoon. Eits, ingat, dekat di sini hanya sebagai teman tidak lebih.

Kedekatannya dengan Sunghoon tentu membuat Yeojin semakin iri padanya. Namun, kini tak ada lagi bullying yang dia terima karena Sunoo bukanlah manusia lemah yang mau ditindas begitu saja. Lagipula, dia juga memiliki Jungwon dan Ni-ki yang siap memasang badan kapan pun Sunoo memerlukan.

“Sunghoon.”

Lelaki yang tengah berhadapan dengan laptop itu hanya mengangkat kedua alis tebalnya sebagai jawaban. Jari-jari panjangnya masih terus mengetik sesuatu di keyboard tanpa berniat menoleh, membuat Lelaki di hadapannya mendengus.

Ya, hari ini Sunoo dan Sunghoon berada di perpustakaan sekolah guna mengerjakan tugas kelompok yang diberikan bu Dara tempo hari.

Sebenarnya, kelompok mereka ada tujuh orang, yaitu Asahi, Minji, Daniel, Hanni, Garam, dan dua lagi adalah mereka : Sunghoon dan Sunoo. Namun, tugasnya sudah dibagi-dibagi apik oleh Asahi dengan alasan ‘agar tidak ribet’. Minji dan Hanni bertugas untuk membuat kerangka observasi mengenai Bumi dan Bulan, Sunoo dan Sunghoon bertugas untuk mengetik laporan, sementara Garam, Daniel, dan Asahi membuat power point yang kemudian mempresentasikannya.

“Ada telfon masuk. Angkatlah!” Sunoo kesal. Pasalnya sedari tadi ponsel hitam Sunghoon terus bergetar. Namun, si empunya sedari tadi tak memedulikannya, membuat Sunoo geram karena terganggu.

Lagi pula apakah vampir butuh ponsel? Bukankah mereka bisa melakukan telepati?

Sunoo melongoskan pandangannya pada sebuah buku yang penuh coret-coretan hasil observasi kelompoknya. Kemudian ia kembali melirik ke arah Sunghoon yang kini beralih pada ponselnya.

“Ada apa?” Sunoo mengernyit menatap lelaki di hadapannya.

“Em?” Sunghoon menoleh. “Jay. Sebentar.” Sunoo mengangguk yang langsung membuat lelaki itu bangkit lalu pergi meninggalkannya.

Lelaki itu mengangkat bahunya acuh, lalu membawa laptop itu ke hadapannya dan mulai menggerakkan jari lentiknya di atas keyboard.

Suara decitan bangku dari arah depan membuat Sunoo menoleh. Baru saja Lelaki itu membuka mulut berniat menanyakan sesuatu, buru-buru dia urungkan. Karena lelaki yang duduk di hadapannya kini bukan Sunghoon. Dia lelaki asing yang baru Sunoo liat perawakannya.

Lelaki itu bisa di katakan tampan. Tatapannya tajam, bibirnya merah merekah, tubuhnya tinggi, bisa ditebak walau kini lelaki itu sedang duduk, dan dia memiliki kulit putih pucat, sama seperti Sunghoon.

“Hai!” sapa lelaki yang sama sekali tak Sunoo tahu namanya. Sunoo menelan ludahnya dengan susah payah sambil tersenyum canggung membalasnya.

“Namamu Sunoo, kan?”

Lelaki itu tahu namanya. Entahlah, Sunoo bingung lelaki itu tahu namanya dari mana. Tapi satu yang Sunoo tahu, dia harus waspada terhadap lelaki di hadapannya.

[END] TRAPPED BY YOUWhere stories live. Discover now