100 Ribu

42 8 2
                                    

"Ayo, ayo. Segera masuk kelas semuanya! Heh Greza, ayo masuk kelas. Jangan ngelamun aja lu!"

"Suka-suka gue lah. Lo gak berhak buat nyuruh-nyuruh gue. Emang lo atasan gue?"

Grezzlyn Aqueenta. Ya, siapa murid di Starry Brilliant Middle School ini yang tidak tahu tentang keberadaan siswi troublemaker ini. Walaupun siswi ini baru kelas 7, siswi ini sudah bolak-balik keluar masuk ruangan BK. Namun, nyalinya sangat besar dan hal inilah yang membuat siswi ini susah ditaklukkan.

"Eh Za, lu jadi ikut kontes nyanyi sekolah ini gak?" Tanya Wilona sebagai sahabat satu-satunya Greza waktu itu.

"Gue mau nanya bentar nih ya. Emang gue pernah gak ikut kontes sekolah ini, sekali aja?" Jawab Greza dengan nada tidak enak.

Memang, kalau Greza sudah berurusan dengan menyanyi, dia pasti akan juara dan akan menjadi yang terbaik. Siswi ini sangat memperhatikan irama dan nada dari setiap lagu yang ia nyanyikan.

"Pantes aja cowo-cowo di sekolah ini gak ada yang mau deketin lu."

"Gak usah nyolot deh lo. Lo mending pergi dari sini daripada lo harus berurusan sama gue."

"Hadeh.."

Greza itu sebenarnya sangat tidak suka bahasa yang gaul. Tapi, mau tidak mau, dia harus bisa menyesuaikan lingkungan sekolahnya itu.

Greza dan Wilona sudah sampai di kelas mereka dan mengeluarkan ponsel mereka masing-masing.

"Guys, hari ini Miss Fira gak masuk. Miss kasih tugas ke kita buat kerjain buku paket Sains halaman 27 sampai 35 yaa, goodluck for you all." Ucap Jessica sebagai wakil ketua OSIS.

"Sok baik plus tugas mulu, mending kita ghibah aja bareng bestie ku ini atau liat handphone aja."

"Apa-apaan lu, gue bukan bestie-"

Kalimat dari Wilona itu terpotong karena ada siswa baru yang masuk. Semua mata tersorot pada anak itu.

"William Alexander. Panggil aja Liam." Ucap Liam.

Seketika, semua bisikan memenuhi kelas tersebut dan pastinya, bahan ghibah-an baru.

"Dejavu." Gumam Greza.

Tanpa pikir panjang, Liam duduk di bangku yang terletak di belakang Greza. Dia langsung mengeluarkan buku paketnya dan mulai mengerjakan.

"Yang dikerjakan halaman berapa aja?" Tanya Liam kepada Greza.

"Halaman 27 sampai 35. Eh, minimal lo perkenalan dulu kek, atau basa-basi gitu. Dingin amat jadi orang." Jawab Greza dengan keras.

Liam menghiraukan perkataan Greza dan langsung mengerjakan soal tersebut.

"Minimal makasih lah ya." Ucap Greza tidak terima.

Melihat itu, Wilona langsung mengusap pundak Greza dan memberikan kode untuk tidak mengurusi Liam. Greza lalu menoleh ke depan sambil bermain ponselnya.

"He's the first target" Gumam Greza dengan senyuman tipis yang licik.

---

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang. Greza langsung pergi ke kantin mengajak Wilona. Ia mengambil dompetnya tapi dia lupa meletakkan dompetnya dimana.

"Eh Wil, lo liat dompet gue gak? Dompet gue ilang nih."

"Meneketehe dong. Lah lu naruhnya terakhir kali dimana? Mau pinjem duitku kah?"

"Gak mau, nanti hutang. Mending nemenin lo aja terus lagipula, gua gak laper samsek."

"Kalo boong, pantatnya kelap-kelip." Sahut Wilona.

Unforgottable MomentsWhere stories live. Discover now