Catatan Pertama

582 47 16
                                    

Tahun 2027, sehancur itu rupanya?

.

.

.

Dua tahun setelah peristiwa yang membuat Wistara mau tak mau mengeluarkan sang bayi yang belum cukup usianya, namun kini, sang bayi yang lahir sebab peristiwa tak mengenakkan itu tumbuh dengan sehat. Mereka berada di sebuah tempat tertutup yang disebut sebagai tempat pengungsian, tembok tinggi dengan pagar yang tinggi pula, rumah susun, lahan luas, bahkan rasanya tempat ini seperti perkotaan. Fasilitas kota dipindahkan kemari, sebab kota tidak aman sama sekali.

Pasukan elite kepolisian yang berjaga lumayan banyak, termasuk Syandana, yang siang malam bersama tim lain berjaga di luar gerbang juga beberapa sudut, takut bila ada penyusup yang masuk. Para teroris itu masih belum tertangkap, identitasnya begitu tertutup, hingga mereka semua kesulitan untuk mencari para pelaku yang berpencar dan bergerombol.

Untuk sementara, mereka semua disebut Kura - Kura Ninja.

Awalnya, itu hanya guyonan para Pasulit (Pasukan Elite) untuk mengurangi rasa khawatir perihal Kura - Kura Ninja yang katanya semakin hari semakin sering memberi ancaman, baik pada Pasulit maupun pada warga yang mengungsi di sini. Entah darimana Kura - Kura Ninja itu bisa menemukan tempat pengungsian, padahal semula para warga yang terdampak dibunuh para teroris aman - aman saja di sini.

Banyak yang katanya pernah melihat, para teroris itu menggunakan pakaian layaknya ninja, dengan senjata yang dibawa di bagian kantung celana dan belakang pakaian mereka menggunakan tas, persis dengan kura - kura. Rata - rata yang para Kura - Kura Ninja itu serang adalah keluarga kepolisian, firma hukum, tentara serta para pemuka agama, dan tentu saja itu sangat janggal.

"Pasti ini ulah para Kadrun!" Sebagian besar orang berpikiran begitu, sebab ya lihat saja, banyak yang sebenarnya ingin menghancurkan pemerintahan, termasuk para Kadrun.

Saya sendiri kurang begitu mengerti istilah Kadrun, tapi yang saya baca di artikel, Kadrun merujuk pada kelompok radikal yang terpengaruh dengan Timur Tengah.

"Bukan pasti para Kadrun, bisa saja antek - antek suruhan pemerintah." Lagi dan lagi, mereka menyalahkan pemerintah untuk melawan kata Kadrun.

Wistara yang tengah menjemur pakaian di atas rumah susun kala itu tentu saja jadi tak sengaja mendengar percakapan para pemuda yang bersantai sambil minum kopi di pagi hari. Pemuda yang memakai celana pendek serta kaus bergambar kandidat presiden 2024 kemarin itu Wistara duga sebagai kompor meledak alias yang melebih - lebihkan pembicaraan, yang menyahut ucapan Kadrun dari temannya.

"Masa presiden baru satu tahun memerintah langsung gini?" Pemuda dengan kaus berwarna putih dan kacamata bertanya - tanya.

"Lo ingat, ga? Kemarin di toktok ada yang kritik pemerintah karena kebijakannya yang cuma janji manis, dan lo tahu sendiri pemerintah sekarang tuh pada anti-kritik!" Si kaus kandidat presiden menggebu - gebu, sambil sedikit menegakkan punggungnya yang semula membungkuk.

"Terus kalau mereka ga sesuai kita ga boleh kritik gitu? Yaelah, pemuda juga bisa ngomong kali, dikira pejabat doang, disuruh bungkam mulu, tapi kalau dibungkam pakai cakwe enak juga!" Entah apa yang lucu, tapi di pakaian terakhir, Wistara dapat mendengar gelak tawa dari empat pemuda itu.

"Heran, ya, sama mereka?" Wistara berjengit kaget kala mendengar suara seorang wanita tepat di belakangnya yang tengah menatap ke arah para pemuda itu.

"Ga heran, sih, cuma agak kaget aja, pemuda udah bisa ngomong seberat itu," si wanita terkekeh, lantas merangkul bahu Wistara dan menunjuk satu - satu pemuda yang ada di sana.

Pengakuan | Sanwoo/Woosan [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя