24

1.2K 43 0
                                    

Saat ini Erlan sudah berada di teras rumahnya, ia keluar dari mobil sambil menenteng plastik yang berisi makanan kesukaan istrinya.

Sedangkan Ira, ia berdiri diambang pintu sambil tersenyum hangat menyapa suaminya.

"Assalamu'alaikum cantik" salam Erlan berdiri didepan Ira.

"Wa'alaikumsalam mass" jawab Ira dengan semangat, lalu ia mengecup punggung tangan suaminya.

"Sayangg" ucap Erlan mendekap Ira.

"Ini mas bawain donat kesukaan adek, ayo makan!" tanpa menunggu jawaban dari Ira, ia langsung mengangkat tubuh mungil Ira ke gendongannya.

Erlan mendudukkan Ira dengan sangat hati-hati mengingat ada darah dagingnya didalam perut Ira.

"Mas udah makan? Ini tadi aku masak cumi balado loh kesukaan mas" ucap Ira menunjuk salah satu piring dimeja.

"Belum sayang, kita makan bareng ya" ucap Erlan diangguki Ira.

Ira mengambilkan nasi yang sedikit banyak karna buat satu piring berdua.

"Duduk sini, mas suapin!" Erlan memangku Ira dan mulai menyuapi Ira dengan telaten. Sesekali ia meraup mulut Ira jika ada sisa nasi di sudut bibir Ira.

"Huh mas jangan modus!" kesal Ira.

"Haha enggak modus sayang, tapi lagi nyari pahala" jawab Erlan seraya terkekeh.

Ira tak menjawab ia kembali melanjutkan makannya.

Saat sudah selesai Erlan mencuci piringnya. Tadi sempat ingin dicuci Ira tapi Erlan melarangnya, dengan alasan nggak boleh kecapean.

Ira membuka box donat yang tadi dibeli suaminya. Matanya berbinar melihat satu persatu kue donat dengan berbagai macam toping diatasnya.

Ira mengambil donat yang rasa coklat yang tengahnya ditaburi keju dan sampingnya di hias menggunakan almond.

(Udah bisa membayangkan?)

Erlan duduk disamping Ira dan ikut memakan donat.

"Sayang" panggil Erlan.

"Iya mas?" Ira menatap suaminya.

"Mas mau ngasih tau, kalau mas lagi kerjasama sama perusahaan di Amerika" ucap Erlan menatap Ira.

"Bagus dong mas, nanti perusahaan mas makin terkenal"

"Iya sayang, tapi besok-besok pasti mas akan lebih sibuk. Dan jarang nemenin adek dirumah" Erlan menggendong Ira ala bridal style lalu dibawa ke kamar.

Saat sudah sampai dikasur Erlan membaringkan Ira dengan pelan.

Sambil menjilati jarinya yang terdapat coklat sehabis makan donat, Ira menatap suaminya.

"Gapapa mas, kan ada bibi yang nemenin"

"Sholat isya' dulu yok mas" ajak Ira diangguki Erlan. Lalu mereka melaksanakan kewajiban bersama.

Setelah selesai sholat Ira berbaring di kasur dengan Erlan yang menduselkan wajahnya di celuk leher Ira.

"Nanti kalo mas nggak bisa nurutin kemauan adek kalo lagi ngidam, gimana?" Lirih Erlan menduselkan wajahnya di ceruk leher istrinya.

"Sekarang adek belum mau sesuatu kok mas, jadi tenang aja" ucap Ira mengelus bahu Erlan.

"Mas fokus aja sama perusahaan mas itu. Inget, jangan sampe kecapean kerjanya!"

Erlan bangkit lalu ia menyamakan kepalanya tepat di hadapan perut Ira.

"Anak ayah disana jangan nakal-nakal ya, jangan bikin bunda kesakitan. Mungkin belakangan ini ayah jarang mengelus kamu" ucap Erlan mengelus perut Ira sesekali ia menciumnya.

"Udah malem mas, ayo tidur. Besok mas harus ngajar lagi kan"

Erlan kembali memeluk Ira bagaikan guling.

"Iya sayang. Good night cantik" Erlan mengecup kening Ira dan mengelus punggung Ira.

Ira yang merasa nyaman akhirnya terlelap. Erlan menduduk kala merasakan deru nafas yang teratur.

Ia tersenyum sambil semakin mengeratkan pelukannya dan akhirnya Erlan ikut terlelap menuju alam mimpi. Mimpi yang selalu mendatangkan kehidupan, kejadian dan peristiwa yang sangat tak masuk akal.

***

Sinar matahari menyapa bumi.

Pasutri itu setelah bangun lalu mandi dan sholat subuh bersama.

Setelahnya Erlan membantu Ira untuk memasak. Memang mereka sudah punya pembantu tapi kalau urusan masak Ira yang akan memasaknya.

Saat sedang fokus-fokusnya memasak Ira tiba-tiba mual, membuatnya harus berlari ke kamar mandi dekat dapur.

Erlan mengikuti langkah istrinya.
Melihat Ira yang sedang memuntahkan isi perutnya.

Huek! Huek!

Dengan telaten Erlan memijat tengkuk Ira dengan lembut.

"Udah sayang?" Ira mengangguk lemas. Entahlah tiba-tiba perutnya sangat mual dan tubuhnya lemas.

Erlan menggendong istrinya ala bridal style lalu ia dudukkan istrinya itu di meja makan.

"Tunggu sini aja ya dek, biar mas yang lanjutin masaknya!" ucap Erlan mengelus kepala Ira. Ira hanya mengangguk sebagai jawaban.

Beberapa menit selesai makanan sudah matang dan tertata rapi diatas meja.

Semerbak wangi masakan masuk ke indra penciuman Ira. Membuat perutnya keroncongan minta di isi.

Setalah mengambil nasi dan berbagai lauk Erlan duduk disamping Ira.

"Mas suapin ya dek" ucap Erlan diangguki Ira.

"Bumil harus makan yang banyak biar dedenya sehat!" ucap Erlan di tengah-tengah menyuapi istrinya.

Ira hanya terkekeh kecil.

Setelah beberapa menit selesai makan Erlan mencuci piring bekasnya tadi.

"Mas berangkat ngajar gapapa kan dek?" Erlan mendekati Ira lalu menangkup wajah Ira.

Ira tersenyum lalu mengecup bibir Erlan. Membuat Erlan berjingkrak-jingkrak seperti anak kecil yang baru di kasih es krim.

"Baterai mas udah 100% sayang!!" ucapnya masih terkekeh.

Ira ikut terkekeh melihat suaminya.

"Udah seratus persen kan, yaudah sana berangkat!" ucap Ira mencium punggung tangan Erlan.

Erlan menghujani kecupan bertubi-tubi di wajah Ira.

"Mas pamit ya dek, Assalamu'alaikum" ucapnya berjalan keluar.

"Wa'alaikumsalam mas, daaa" ucap Ira membuntuti suaminya sambil melambaikan tangannya dan dibalas lambaian singkat oleh suaminya.

VOMEN⭐✨⭐✨


MY TEACHER MY HUSBAND [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن