03

10 2 0
                                    

2 Minggu pun berlalu. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu. Semua peserta dan pembina kegiatan sudah berkumpul di lapangan SMA Udumbara. Mereka membawa koper dan beberapa barang lain untuk mendukung kegiatan sosial di panti asuhan nanti.

Pukul 05.30 pagi. Sekolah masih terlihat sepi di hari Jumat ini. Cuaca lebih dingin dari hari-hari sebelumnya. Mereka semua memakai jaket untuk menghangatkan tubuh.

"Cle? Semuanya sudah sampai di sekolah?" tanya Pak Bandi, guru kesiswaan yang sekarang menjadi guru pembina mereka dalam kegiatan kali ini.

"Sudah Pak. Sudah lengkap. Ada 8 orang," jawab Cleza. Pak Bandi mengangguk.

"Oke. Bus kita akan sampai 5 menit lagi. Jangan lupa duduk dengan tertib sesuai posisi yang sudah ditentukan saat rapat."

"Baik Pak!"

Mereka yang awalnya duduk langsung berdiri. Mereka sudah tidak sabar menanti bus datang.

"Ayo kita berdoa dulu Pak, teman-teman!" ajak Cleza. Mereka langsung merapat membentuk lingkaran.  Cleza mulai memimpin doa.

"Tuhan, terimakasih buat pagi ini. Engkau sudah mengumpulkan kami di tempat ini. Kami berdoa, kiranya Tuhan menyertai kami selama perjalanan. Semoga kami bisa sampai di tujuan dengan selamat. Amin."

"Semangat guys!" Cleza mengajak mereka untuk bertos ria. Ia harus terus membangkitkan semangat teman-temannya.

Tak lama, bus datang. Mereka kegirangan. Mereka menaiki bus dengan tertib. Barang-barang ataupun koper mereka disimpan di bagasi dan kursi barisan keempat, paling belakang. Bus mereka ada 4 baris tempat duduk. Barisan pertama di isi supir dan 2 pembina. Barisan kedua di isi Cleza, Arlen, Shera, dan Davin. Barisan ketiga di isi oleh Rosa, Oliv, Willy, dan Gio

•••^•••

"Hi guys, welcome to CECERERA! YUHU!"

Suara Rosa dan Oliv di belakang mulai terdengar. Mereka sedang live instagrape di handphone Oliv. Cleza geleng-geleng kepala.

"Cecerera apaan tuh?" tanya Cleza.

"Cerita-cerita remaja Udumbara!" Oliv menjawab sambil membuat gaya tangan khasnya.

"Oke guys, disini ada Rosa dan Oliv yang akan menjadi host CECERERA!" kata Rosa penuh semangat. Jumlah penonton live Oliv bertambah menjadi 2 ribu. Menurut Rosa itu sudah sangat banyak. Biasanya ia live instagrape hanya 3 orang yang menonton. Oke tidak apa-apa.

"Di samping kiri kita ada Willy dan Gio!" Oliv mengarahkan handphonenya ke 2 laki-laki yang duduk sebaris dengan mereka.

"Say Hi ke mereka!" Suruh Rosa. Willy dan Gio pun memberikan 2 jempol mereka lalu berkata "Hai".

"Dan di depan kita, ada 4 orang populer di Udumbara! Siapa dia? Inilah mereka!" Oliv memberikan handphonenya pada Cleza yang didepannya.

"Hai! Gue Cleza, temen-temen sebaris gue ada Arlen, Shera, dan Davin."

"Hai!" Mereka juga menyapa penonton live instagrape Oliv.

"Ini Liv." Cleza memberikan kembali handphone Oliv. Rosa dan Oliv kembali melanjutkan aktivitas mereka yang lumayan heboh itu.

Di sisi lain, Cleza dan Arlen terlihat sedang memakan makanan ringannya sambil mengobrol. Keduanya memang suka ngemil.

"Ini enak banget sih Ar. Rasa manisnya tuh pas. Gak enek gitu loh," kata Cleza saat mencicipi jajanan milk Arlen.

"Bener sih. Semoga yang bikin resep ini masuk surga amin. Enak banget gila!" Arlen menambahkan.

"Tuh, temen lo Ar! Ajakin ke kegiatan kita," Cleza menunjuk seekor sapi putih di pinggir jalan.

"Enak aja!"

"Hahaha!"

"Ar? Cle? Mau permen?" tawar Shera.

"Mau!" Tidak mungkin Cleza dan Arlen menolak permen. Mereka termasuk pecinta permen. Shera lalu memberikan permen gagang pada mereka.

"Makasih Sher."

"Iyo sami-sami."

•••^•••

Langit mendadak gelap. Hujan turun deras. Padahal perkiraan cuaca di handphone pagi ini cerah. Ya, perkiraan cuaca pun pasti tidak 100% selalu benar.

"Macet nak," ucap Pak Rozak. Benar. Didepan sana benar-benar macet parah. Bus mereka berhenti.

15 Menit berlalu, tidak ada pergerakan sama sekali.

"Dingin banget," ucap Cleza pelan. Arlen menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya lalu memegang kedua tangan Cleza.

"Anget gak?" tanya Arlen. Semoga jurus gosok tangannya berpengaruh sedikit untuk Cleza.

"Lumayan."

"Bawa termos isi air anget?" tanya Arlen. Cleza menggeleng.

"Padahal kemarin udah gue ingetin."

"Hehe." Cleza nyengir kuda.

"Nih, minum aja. Teh anget." Arlen mengeluarkan termos kecil dari sisi kiri tasnya. Ia memberikan itu pada Cleza. Cleza diam sejenak.

"Tenang, gak ada jigong gue disitu. Itu termos baru."

"Hehe, makasih."

"Wah, ini macetnya bener-bener parah. Tumben ya jalan ini macet. Biasanya lancar banget," ucap Pak Bandi. Yang lain setuju. Jalanan di area ini selalu lancar. Jarang sekali macet.

"Ada kecelakaan parah Pak di perempatan sana!" Oliv baru saja membaca berita terbaru. Yang lain buru-buru mengecek berita di handphonenya.

"Iya bener. Kasian ya. Semoga mereka masih bisa diberi pertolongan."

"Aminn."

"Nanti kita mau lewat jalan lain Pak? Kalau lewat jalan ini terus, kemungkinan kita terlambat sampai disana," ucap Pak supir.

•••^•••

"Gak ada sinyal ya?" tanya Cleza saat semuanya hening. Sinyal di handphonenya mendadak hilang.

"Iya. Gak ada."

"Waduh!"

"Karena hujan deras mungkin ya?"

Mereka kini melewati jalan lain seperti yang dimaksud Pak supir. Jalanan ini lebih kecil dari jalan tadi. Seperti ingin masuk ke pedesaan? Ya kira-kira seperti itu.

"Apa bapak sudah hafal jalan menuju lokasi? Karena maps handphone tidak bisa dipakai lagi. Sinyal hilang total," ucap Pak Rozak pada supir.

"Tenang saja Pak, saya sudah sering mengantar orang-orang ke panti itu kok!"

Pak Rozak dan Pak Bandi bernapas lega. Setidaknya masalah lain tidak muncul disaat sinyal hilang seperti ini.

"Petani disini masih tetep bekerja walaupun hujan deras?" kata Oliv heran. Ia mengamati dari kaca mobil. Banyak sekali petani yang bekerja di sawah-sawah saat hujan deras seperti ini. Mereka seperti tidak terganggu dengan cuaca yang ekstrim?

"Mungkin mereka petani yang pekerja keras," timpal Rosa.

"Aneh banget gak sih?" bisik Cleza pada Arlen. Arlen mengangguk setuju. Disepanjang perjalanan banyak sekali petani-petani dan juga sawah. Atau mungkin desa ini memang memiliki wilayah sawah yang sangat luas dan sebagian warganya bertani?

"Close your eyes"

•••^•••

Affantuh?

😘Next?

Vote and comment guys!

Tap Tap Run! Where stories live. Discover now