10. Keinginan Rose

2.7K 295 18
                                    

Rose menatap televisi yang sedang menayangkan Drama picisan. Hari ini hari minggu dan dia sedang berada di apartement miliknya, Minghao akan datang setelah jadwalnya. Makanya rose duduk disini, menunggu Minghao. Apartementnya dipenuhi banyak bingkisan berisi buah - buahan, vitamin, bahkan baju bayi. Ini sangat lucu, bahkan waktu kelahirannya anaknya masih jauh. Akan tetapi keluarganya maupun keluarga Minghao sudah sangat bersemangat memilih baju bahkan sebelum mengetahui jenis kelamin anaknya ini.

Setelah memberi tahu keluarga Minghao dan dirinya mengenai kehamilannya, mereka sangat bersemangat dan terus menerus mengirimi makanan maupun suplemen untuk dirinya. Mereka bahkan rela terbang ke Korea dari Aussie dan China hanya untuk menemuinya. Terlebih, anak yang sedang dikandungnya akan menjadi cucu pertama di keluarganya maupun Minghao. Hal ini tentu saja membuat dirinya makin diperlakukan special. Meski awalnya mereka terkejut, tapi pada akhirnya semuanya bersuka cita atas kabar bahagia ini.

Entah berapa kali Rose menganti posisi sambil memakan apelnya, dirinya mulai bosan sementara Minghao tak kunjung datang. Apakah dirinya harus menghubungi Minghao? Dengan cepat rose mengelengkan kepalanya. Dia tidak boleh menganggu Minghao, siapa tahu dirinya sedang syuting dan tidak membawa handphone bersamanya. Tak lama perhatiannya terfokus pada sebuah cermin yang memang dirinya simpan didekat pintu masuk.

Dengan pelan dirinya melihat refleksu dirinya sendiri didepan cermin, kemudian tanpa sadar mengelus perutnya yang masih belum terlihat membuncit, maklum usia kandungannya baru menginjak dua bulan.

"Apakah disini benar ada bayi?" Tanyanya pada diri sendiri sembari mengangkat kaos oversize yang dia gunakanan. Tanpa sadar dirinya terus saja berceloteh sendiri sembari mengelus perutnya itu, sampai - sampai Rose tidak menyadari bahwa sejak lima menit yang lalu Minghao memperhatikannya sembari bersender di rak sepatu.

"Kau belum kelihatan gendut kok," Minghao tiba - tiba saja berujar yang membuat Rose sontak teperajat kaget dan menoleh cepat. Mengaruk tekuknya yang tak gatal, Rose kembali menurunkan kaosnya yang tadi dia angkat dengan kikuk.

"Aku tidak mendengar suara pintu terbuka, ataupun pin yang diketik, sejak kapan kau berdiri disitu?" Rose berjalan mendekat kearah Minghao dan memberinya pelukan singkat.

Fyi, hubungan keduanya sudah tidak secanggung awal - awal. Mereka lebih berani mengekspresikan perasaan mereka, terlebih Rose yang entah kenapa sangat manja dan Minghao yang tak segan memberikan sentuhan atau sekedar kecupan kepada Rose. Orang lain yang melihat hanya akan menganggap mereka adalah pasangan kekasih yang sangat saling mencintai. Seiring berjalannya waktu mereka memang mulai saling menerima satu sama lain.

"Aku baru saja tiba kok, apa kau sudah makan?"

Rose cemberut, tampak tidak suka dengan pertanyaan yang dilontarkan pria dihadapannya ini. "Harusnya aku yang bertanya seperti itu, kau sudah makan?"

Minghao hanya tersenyum, hal itu sontak saja membuat Rose memutar kedua bola matanya. Lihat hanya dengan tatapan dan ekspresi saja mereka sudah pandai menebak. Tak lama keduanya dibuat heran saat mendengar bunyi pin apartement yang ditekan dan tak lama kemudian terbuka. Keduanya menghela nafas saat tahu yang datang adalah sang kakak tertua di Blackpink. -jisoo

"Ah kau disini, aku kira kau masih syuting." Jisoo berujar begitu melihat Minghao yang sedang duduk di sofa bersama Rose.

Minghao menyerit heran, kenapa Jisoo bisa tahu jadwalnya. Apa rose memberi tahunya? "Aku selesai lebih awal dan pulang terlebih dulu noona."

Jisoo mengangguk mengerti, "Aku membawakan Tteokppoki dan Sangyeopsal untuk makan, apa kau sudah makan Hao? Aku dengar syutingmu di lokasi yang cukup jauh dari Seoul. Joshua memberi tahuku," Jisoo terus saja bercerita, tanpa tahu raut wajah Rose dan Jisoo yang terlampau cukup kaget dengan informasi itu, keduanya saling melirik. Merasa satu pemikiran.

"Kau kembali dengan Joshua-Oppa, Eonnie?" Pertanyaan yang terlonta sari mulut Rose sontak saja membuat pergerakan Jisoo yang sedang menuangkan minuman kedalam gelas terhenti.

"Kata siapa?" Tanyanya dengan heran, hal itu sontak membuat Minghao dan Rose juga heran.

"Kau tadi bilang mengetahui dari Joshua. Aku pikir itu cukup menjelaskan kau kembali bersama dengan Joshua-hyung," Minghao menjawab pertanyaan Jisoo.

Jisoo tertawa ngakak, entah apa yang sedang dia tertawakan. Hal itu sontak membuat Rose dan Minghao dibuat makin bingung. "Aku tidak balikan dengan dia, lagipula apa tidak boleh saling mengabari walau sudah mantan? Kami berpisah secara baik - baik."

Rose menatap sang Eonnie dengan pandangan haru. Dia paham sebenarnya baik Jisoo dan Joshua masih saling menyimpan perasaaan, sekarang entah kenapa dia malah jadi greget sendiri. "Lagi pula, kenapa kalian berpisah sih? Alasan macam apa itu karena kesibukan? Kalian masih tetap bisa bersama aku pikir," Rose mengeluarkan isi pikirannya.

Kali ini Minghao tidak setuju dengan Rose, Karena menurutnya kunci sebuah hubungan adalah komunikasi. Jika keduanya memang sibuk sampai tahap tidak bisa berkomunikasi memang berpisah adalah jalan terbaik daripada kedepannya menyakiti satu sama lain.

Selanjutnya Minghao dan Rose malah berdebat mengenai hubungan Joshua dan Jisoo. Yang tentu membuat Jisoo memijit kepalanya pusing. "Kenapa kalian malah mengurusi hubunganku? Kalaupun aku berjodoh dengan Joshua aku yakin banyak jalan yang akan membuat aku kembali bersamanya. Lebih baik kalian do'akan saja yang terbaik untuk diriku. Oke?" Jisoo mencela menocoba memberi arahan dan menghentikan perdebatan konyol antara Minghao dan Rose.

"Sekarang makan makanan kalian, aku akan pulang sebentar lagi."

Sekarang Jisoo sudah seperti orang tua yang tengah memarahi kedua anaknya yang baru saja melakukan kenakalan. Alias Jisoo seram sekali.

*****

"Jadwalmu padat sekali," Rose menyeletuk begitu melihat jadwal milik Minghao yang ada di handphonenya.

Saat ini keduanya sedang berbaring dikasur mereka, entah sejak kapan tapi apartement miliknya maupun apartement milik Minghao sudah menjadi milik bersama. Akan tetapi Mereka lebih sering tinggal di Apartement milik Rose, karena Apartement Minghao sendiri lebih sering disabotase oleh para membernya.

"Mau bagaimana lagi, kami bukan dari YG." Minghao mengatakan itu murni untuk bercanda saja. Bukan marah, Rose malah mengangguk menyetujui. "Kau tidak tahu saja sekali masa comeback dan tour. Jadwalmu ini bukan apa - apa,"

Hening kemudian.

"Hao, sebenernya aku ingin mencoba Camping dan menonton film. Seperti yang dilakukan kau dan Vernon waktu di In The soop,"

Minghao menoleh cepat, memang sepertinya dirinya harus mulai melarang Rose menonton konten - konten Seventeen. Karena sejauh ini hal - hal yang diinginkan rose adalah bersumber setelah menonton konten seventeen.

"Tapi aku tidak yakin, kau mungkin tidak nyaman."

Rose beranjak cepat terduduk menghadap Minghao yang sekarang tertidur dengan menumpu satu tangannya. "Apa salahnya kita coba dulu?"

Minghao tampak berfikir kemudian tersenyum jahil. "Apa yang akan aku dapatkan jika menurutimu?" Minghao bertanya dengan jahil. Tidak salah kan mengisenengi Rose sekali - kali.

Bukannya marah Rose malah tersenyum genit, kemudian dirinya membawa tangan Minghao menuju perutnya. Perlahan tubuhnya mulai mendekat kearah telinga Minghao, dengan posisi Minghao yang tidak berubah, tentu saja dirinya sangar terkejut. Bahkan lebih terkejut saat Rose membisikan kata yang membuat matanya nyaris saja melompat keluar.

"Malam ini, kau bisa mengunjungi Bayi kita, karena aku pikir dia ingin bertemu dengan ayahnya,"

.
.
.
.

TBC

Apa ini?!! Hahahahaha see u next chapt. Btw Minalaidzin walfaidzin. Mohon maaf lahir batin😃🙏

UNEXPECTED ✓Where stories live. Discover now